Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama

Mulai dari awal
                                    

Jelas akan begini...

Type menarik nafas sedikit, kemudian bergumam sambil menggelengkan kepalanya;

"Apa yang sedang kulakukan?"

"Apa-apaan ini, sedang berbicara dengan pintu?"

Tiba-tiba saja, suara seseorang bertanya dari belakang tubuh Type terdengar, sampai anak itu segera memutar kepalanya untuk menatap Thara yang hanya memakai celana pendek, dengan handuk yang tergantung di atas bahunya. Rambutnya yang berwarna gelap terlihat basah, bisa dipastikan pria itu baru saja mandi. Thiwat hanya menatap ke arah teman seruangannya untuk sejenak.

Apa maksudnya ini?

Type berusaha untuk menanyakan pada dirinya, karena dia merasa sangat terkejut melihat sikap pria itu padanya...

Tharn memperlihatkan senyum padanya tepat saat dia menatap ke arahnya, wajahnya yang tajam itu terlihat santai. Kedua matanya yang berwarna kecoklatan menatap ke arahnya tanpa ada sedikitpun perasaan marah, cemburu, atau perasaan negatif lainnya seperti sebelumnya. Keduanya hanya terlihat begitu damai dan tenang, dan terasa... Terlalu normal.

"Mau sampai kapan kamu menutupi pintu?"

Saat Tharn akan melangkah maju, Type secara otomatis bergerak untuk menghindar, membiarkan pria itu berjalan lebih dulu untuk masuk ke dalam ruangan.

Tharn menggantung handuknya, setelah itu bergerak ke meja jepang yang sudah tersedia beberapa buku literatur dan catatan.

Type yang masuk terakhir menutup pintu ruangan dan berjalan masuk. Sepasang mata tajam menatap ke arah pria itu. Dengan nada datar dia bicara;

"Aku butuh jawaban"

Thara mendongak, kedua kelopak matanya terangkat, setelah itu memperlihatkan sebuah senyuman;

"Inilah jawabanku"

Tangannya masih bergerak meluruskan buku sambil melihat ke sekitar ruangan untuk menunjukkan.

Type mengerutkan dahinya, karena dia tidak menemukan sesuatu yang berbeda dari saat pergi tadi pagi. Saat hampir bertanya, sebuah pemikiran terbesit untuk sesaat...

Tidak ada yang berbeda

"Kamu masih menginginkan seperti ini?"

Meskipun sebenarnya dia sendiri tidak yakin, tapi Thiwat mengangkat tangan untuk bersedekap, dengan mudahnya bertanya. Orang yang mendengar pertanyaan hanya mengangkat bahunya. Kedua matanya hanya menatap ke arah komputer yang sedang menyala, sedangkan salah satu tangannya mengangkat buku literatur untuk membuat laporan. Dengan nada yang rendah dan sederhana, dia bertanya seperti sedang bertanya tentang cuaca;

"Semua ini, kamu sendiri 'kan yang mengatakan bahwa lebih mudah begini..."

Tharn mendongak sekali lagi, kemudian meneruskan ucapannya;

"Saat aku menginginkannya, aku hanya perlu melakukannya bersamamu... Hanya sebagai pelepas nafsu"

Si pendengar tidak dapat bergerak. Dia memang selalu mengatakan pada pria itu hanya tidur bersama, tapi bukan sebagai pelepas nafsu. Hanya saja sekarang kata-katanya telah berbalik menjadi senjata makan tuan.

Ya, Type sendiri yang pernah mengatakan bahwa berhubungan seks hanya sebagai pelepas kebutuhannya, tapi saat pria itu yang mengatakannya, segalanya terasa... Tidak benar.

"Kapanpun kamu menginginkannya katakan... Dengan begini tinggal bersama akan terasa lebih mudah"

Setelah selesai mengatakan kalimatnya, Tharn memutar kepala untuk mengalihkan perhatian pada pekerjaannya. Orang itu sudah tidak lagi membahas tentang hubungan mereka lagi, hanya masalah ranjang, dan dia seolah terdiam di sisinya. Membuat orang yang mendengar mulai merasa marah dengan pemikirkannya.Hanya saja, dia berusaha untuk melarang dirinya untuk meluapkan amarahnya.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang