1- LABIDO

1 0 0
                                    

Seorang cowok mengulum senyum jail ketika indra penglihatannya menangkap punggung sesosok cewek dengan rambut terurai berantakan yang sedang berjalan di area parkir sekolah. Cowok berseragambgombrong yang tercatat lihat dalam memorinyabitu memicu kakinya untuk melakukan sepeda dengan kecepatan super.

"LABIDO! MINGGIR WOY! "

     seketika, jantung gadis itu sepertinya mental keluar. Matanya langsung terpicing sinis pada cowok megakamfred yang kini memarkirkan sepedanya di antara banyaknya motor dan mobil yang ada di parkiran sekolah.

"Heh!" Kaki cewek bernama bido itu terayun menendang sepeda di depannya.

"Eh, lo apa-apaan?! Kasihan nih, si manis. Lo emang nggak berperikesepedaan! Untung gak lecet. Coba kalo lecet awas aja lo, body manis lebih seksi daripada body lo," Oceh cowok itu sambil mengelus-elus sepedanya.

"Lo banding-bandingin body gue sama ini sepeda?! Jelas lebih seksi gue, lah. Helow!" Balas bido mengejek.

"Elo? Seksi?" Cowok itu ngakak sampai muncrat-muncrat, gaes.

"Muncrat, bangke! Jorok amat, dah!" Tutuk bido seraya mengelap wajahnya yang sudah terkontaminasi hujan lokal dari congor si cowok tengil.

"Elo juga sih, lawak abis. Lo segede gentong gitu dibilang seksi."

"Apa kata lo?!"

Tak peduli seruan murka biso, cowok itu menyungar rambutnya ke belakang sambil ngaca-ngaca ganteng di spion motor orang.

"Nyantai dong, bid. Lo ngapain nggak ada angin, nggak ada hujan, ngajak gue ribut? Kangen nih?.

" Amit-amit kangen sama lo! Nggak ada angin, nggak ada hujan apaan? Lo tuh yang Tia hari cari masalah sama gue!"gina merogoh kantong ranselnya kilat. "Ini, lo apain foto imam masa depan gue?!"

Foto idola bido yang tampan mandraguna telah dinodai oleh spidol hitam yang menari membentuk kumis punya komedian jojon, tompel besar di pipi, dan alis runcing ala kartun angry bird.

"Yeu, itu bukan salah gue kali." Respons cowok itu santai yang membuat bido lantas terpelatuk. "Salah siapa lagi kalau bukan salah lo!"

"Itu salah tangan gue, bukan salah gue. Maafkan tangan gue yang terlalu kreatif, bid. Jiwa seni yang gua miliki harus tersalirkan dengan baik." Cowok itu berkata dramastis."nah, si yayak jadi makin ganteng, kan?"

Alamaaak. Bido sudah seperti bom waktu yang akan siap meledak.

"Nama dia itu sehun bukannya yayak, lo kira nama komedi?!"saking emosinya, kedua kuping bido seolah sedang mengeluarkan asap tak kasat mata. For your Information, sehun itu merupakan malaikat di hati bido yang gantengnya warbiyasah dengan talenta mumpuni maha dahsyat kebanggaan negara Korea Selatan. Bagi bido, ooh sehun pangeran alam dunia dengan ketampanan hakiki yang tiada tara.

" Bukan yayak, neh?oh, udah berubah?"

"Udah dari brojol namanya sehun, curuuut," Sahut bido jengkel.

"Nama panjangnya sehun curut? Wow, unik juga."

Yaampun salah lagi gue.

"Curut itu elo, bangkeee!"

Tawa itu makin kencang melihat bido emosi tingkat nasional. Bido heran. Apa sebelum lahir, cowok ini memang sudah mendaftarkan diri untuk berlangganan mencari masalah dengannya?

"Udah, napasnya biasa aja jangan kayak banteng matador gitu"

"Lo mau gue seruduk?! Pokoknya gue gak mau tau, lo harus bersihin mukanya sehun seperti sedia kala. Titik!"

"Kalau gue gak mau?"

"Gue akan balas dendam!" Bido tersenyum evil, mengeluarkan cat semprot dari ransel dan mengarahkan ke sepeda cowok menyebalkan itu.

"Eh, no no no, bid. Santai, bid, santai" Serunya panik sambil berusaha merebut cat semprot itu dari genggaman bido.

"Hei, kalian!" Pak horas berseru dari kejauhan. "Tak dengar belum sudah berbunyi? Masuk kelas sekarang!"

"Siap, pak!" Bido dan cowok itu mengambil langkah seribu, berlarian saling mendahului di sepanjang koridor sekolah SOPA.

"Labido, ini semua gara-gara lo!"

"Apaan, sih? Nama gue Hibido bukannya labido!"

Sekonyong-konyong, cowok itu berenti lalu menatap bido serius. Otomatis bido menghentikan langkah. Mereka pun saling berpandangan di tengah koridor, asik. Rada jijay juga.

"Udah berubah? Gue kira nama lo rebido, jadi gue pelesetin jadi labido," Kata cowok itu polos yang rasanya pengin banget bido tabok.

"Yailah, pantas aja jauh banget!"

"Yang penting ada bido-nya juga. La-bi plus do. Labido. Anggap aja itu panggilan kesayangan dari gue." Tawa tengil itu muncul agi. Menghantui bido yang menghentakkan kaki buru-buru menuju kelas. Di depan pintu, keduanya juga sempat rusuh karena berebutan masuk.

"Bid, lo dateng bareng yota?" Tanya Yuna antusias kalau bido baru saja duduk di sebelahnya.

"Bareng kata lo, na?!" Entahlah gendang telinga bido seolah tak Terima mendengar kata 'bareng'di antara ia dan si curut tengil bernama kyota itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FANGIRL ENEMYWhere stories live. Discover now