Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!

Start from the beginning
                                    

Thiwat langsung mengalihkan pandangan untuk menatap ke arah suara, kedua matanya langsung menangkap pandangan Tharn, sehingga pria itu menegaskan dengan nada bicara berat sekali lagi;

"Kamu pikir, sudah berapa lama aku menginginkan ini!"

". . ."

Sepasang mata keduanya saling menatap, mereka sama sekali tidak bergerak. Terlihat bahwa mereka saling tidak memahami pandangan yang tersirat dimata masing-masing, atau mungkin salah satu dari mereka memang tidak ingin memahami apapun saat ini.

Langsung saja Type mengeluarkan dompetnya, kemudian mengambil sejumlah uang yang tidak seberapa nilainya, meletakkan uang itu di atas meja kemudian bicara;

"Aku menunggumu di luar restoran. Cepat, aku ingin segera kembali ke ruanganku"

Sebelum melangkah keluar Type menatap sejenak pada pria di hadapannya dengan pandangan marah...

Tharn hanya bisa menggosok wajahnya untuk menutupi pandangannya yang menyiratkan kebingungan.

Apa aku sedang di tolak? Bukankah seharusnya kamu terbiasa dengan ini. Berapa kali dirimu ditolak seperti ini?

Saat ini Tharn hanya bisa tersenyum getir, pada akhirnya dia hanya bisa mengasihani dirinya yang telah berbuat berani malam ini. Kondisi saat ini hanya membuatnya bernafas berat.

Phi Jet hanya dapat memandang dengan pandangan cemas ke arah pria itu, bagaimanapun juga pria itu tidak dapat mengangkat senyuman hanya untuk membayar makanan, setelahnya dia pergi keluar restoran sambil tidak bisa melukiskan perasaannya, haruskan merasa senang dengan ciuman itu atau merasa sedih dengan ucapan yang didengar darinya.

***

Keduanya kembali ke asrama dengan menaiki taksi. Type sendiri tidak mengatakan apapun selama perjalanan, sedangkan Tharn hanya memalingkan kepalanya untuk menatap ke luar jendela. Mereka berdua seperti memikirkan masing-masing kejadian yang baru saja terjadi. Bahkan setelah kembali ke dalam ruangan asrama, mereka tidak saling membuka pembicaraan.

Anak dari wilayah selatan itu keluar dari ruangan untuk mandi, sedangkan Tharn hanya terbaring di atas tempat tidurnya, tidak dapat mengalihkan pemikirannya dan hanya memikirkan kejadian itu saja.

"Haruskah aku mabuk"

Tharn tenggelam dalam pikirannya, dia sampai tidak habis pikir, padahal caranya mencium jelas bukan seperti tuduhan yang diucapkan oleh Type. Sentuhan itu sekarang masih melekat dibenaknya, membuat otaknya hampir tidak bisa bekerja dengan benar. Sentuhan itu seperti kabut yang menyelimuti pikirannya. Apa yang dilihat di awal kejadian serta apa yang didapat pada akhirnya hanya bisa membuat pria itu menghembuskan nafas dengan kasar.

"Benar-benar membuatku sakit kepala"

Pemuda itu mengatakan pada dirinya sambil mengangkat tangan untuk meletakkan lengan di dahinya, meskipun dia berbicara pada dirinya untuk bangun dan mandi, tapi dia masih ditempatnya, masih yakin dengan apa yang telah dilakukan, dan hanya bisa mengingat ekspresi wajah pria yang satu setengah jam yang lalu mengijinkannya mencium bibirnya.

Ciuman itu rasanya tidak sama seperti sebelumnya.

Meskipun mereka sering berciuman, bahkan sepanas apapun ciumannya, tapi Thara bisa merasakan bahwa tidak ada emosi yang tersimpan di dalamnya, perasaan manis yang dirasakan saat itu karena mereka sama-sama merasa bahwa itu memang bagus. Tapi ciuman yang baru saja terjadi, mampu memancing emosi yang terdapat di dalam tubuhnya bahkan setelah dilakukannya malam ini...

Rasanya benar-benar berbeda

Karena terasa begitu berbeda, dia menjadi begitu kecewa saat menemukan pria itu menuduhnya mabuk.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now