Chapter XXI Beginikah Teman?

Start from the beginning
                                    

Sedangkan untuk Thiwat, saat ini dia merasa lumayan frustasi setelah mendengar ucapan pria itu, dia merasa begitu jengkel karena terganggu dengan sedikit kata yang pernah terlontar.

Rasa sakitku

Memang sederhana dan singkat, tapi mampu menyadarkan seseorang yang telah melakukan sesuatu yang tidak termaafkan selama ini untuk segera berhenti melakukannya. Type terus menerus bertanya haruskan dia menerima bahwa sikapnya selama ini salah, atau paling tidak, menghilangkan seluruh prasangka buruknya, saat dia telah menyadari... Yah, ternyata pria itu sudah pernah begitu tersakiti, sangat.

Okey, mungkin dia memang membenci gay, tapi saat mencoba untuk...

Sialan, mari mencoba memikirkan Tharn sebagai seorang teman...

Ucapan yang dilontarkan pria itu, selalu membuatnya berpikir;

Rasanya sikapku memang begitu kasar dan menyakitkan.

Memangnya kenapa, sepertinya tidak begitu menyakitkannya 'kan. Tharn juga orang yang telah mengingatkanku tentang kejadian di masa lalu...

Tapi dia juga datang untuk membantu berkali kali.

Sedikit kebaikan hati anak muda itu benar-benar membuatnya sangat frustasi...

Tiba-tiba saja dia sama sekali tidak ingin mendengarkan lagi kata 'sakit' itu terucap lagi.

***

Tharn yang berada di sisinya terlihat tenang, bahkan di pagi buta seperti ini pria itu tetap memperlihatkan senyumannya yang aneh. Meskipun begitu, bisa dilihat Tharn menjadi seseorang yang memang seharusnya diumpat karena kurang kesadaran yang terlihat jelas dari sikapnya, terkadang pria itu lupa siapa orang yang sedang membuatnya melayang ini...

Orang yang sangat ingin di sentuh dan selalu dipikirkannya, pernah merendahkan orang-orang sepertinya, membuat gosip se-universitas, merasa ingin berlari membunuh setiap orang sepertinya, dan termasuk Tharn sendiri...

Dengarkan aku, para gay, para transgender, orang-orang yang dianggap anak itu tidak bermoral dan sebagainya.

Tharn sama sekali tidak merasa aneh. Padahal apa yang dilakukan Type di sini, saat ini, hanya karena perasaan bersalah. Hanya ingin membalas apa yang telah diterima, kembali menjadi temannya. Meskipun sangat sulit untuk dilakukan.

"Kalau makan, makan saja. Kenapa melihat wajahku sampai begitu"

Yah, inilah kesulitan ketika berusaha bersikap normal saat bersama makhluk yang kejam.

(Oke, mungkin hanya Tharn yang bisa terbiasa)

Pria itu dari awal selalu memasang wajah lugunya... Menatap wajah anak itu tanpa berpaling, ditambah dengan... Sebuah senyuman.

"Aku, memang benar"

"Memang apa yang membuatmu bahagia begitu?"

Type sadar, dia tidak bisa lagi menahan bibirnya untuk tidak berkata kejam. Karena keduanya sudah saling mengenal dan diapun tahu apa yang akan diucapkan pria tu, meskipun pada akhirnya pria itu merespon dengan sikap yang telah diduganya;

"Merasa senang dengan yang kamu ucapkan"

Setelah berbicara, Thara tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, terlihat sekali bahwa dia benar-benar bahagia. Sampai orang yang melihat wajahnya memperlihatkan ekspresi aneh, lalu mengumpat dengan pelan. Meskipun seluruh tubuhnya bergidik ngeri, rasa bergidiknya kali ini bukan seperti perasaannya dimasa lalu saat bersama gay. Tapi karena kondisi mereka sekarang, seolah mengatakan bahwa keberadaan Tharn disisinya membuatnya semakin terbiasa.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now