Chapter 2

6K 1K 11
                                    

"Kakak! Aley datang" Alethea berlari kecil dan memeluk Lucas.

Brug

"Ada apa kau kemari?"

Alethea mendongak menatap mata Lucas dengan senyuman menggemaskan terukir di wajah manisnya "Aley merindukan kakak! Hehe..."

"Memangnya kau dapat izin kemari dari Ibumu?"

Alethea menggeleng pelan "Kenapa harus minta izin?"

"Bukan apa-apa"

Alethea mengambil posisi duduk di samping Lucas dengan wajah ceria dan berbunga-bunga.

Lucas hanya menghela napas pasrah dan membiarkan adiknya bermain suka-suka di kamarnya.

Lucas berpikir, mungkin adiknya belum mengerti tentang sihirnya yang kuat. Jadi Alethea tetap tenang di dekat Lucas tanpa merasa ketakutan, tapi setelah gadis kecil ini mengerti pasti ia akan bereaksi sama seperti orang-orang lain. Penuh kekhawatiran, ketakutan dan kewaspadaan.

"Kakak"

Lucas menoleh dan menatap datar ke arah adiknya.

"Lihat ini" Alethea menunjukkan kertas hasil menggambarnya. Terdapat empat orang yang digambarnya.

"Ini Aley, ini kakak, ini papa dan mama" ucap Alethea sembari menunjuk satu persatu orang dalam gambaran itu.

Lucas hanya berdeham sebagai jawaban dan ia kembali memfokuskan diri pada buku yang ada di genggamannya.

Alethea melanjutkan aktivitas menggambarnya. Sampai suara perut menghentikan tangannya yang bergerak, suara itu hanya bisa didengar oleh Alethea.

Alethea menarik lengan baju Lucas "Kakak, Aley lapar"

Lucas masih memasang wajah datarnya, kemudian ia membunyikan lonceng dan beberapa maid datang dengan gugup.

Mereka terkejut ketika melihat Alethea yang duduk di samping Lucas dengan wajah tanpa dosa.

Apakah Lucas akan menyakitinya?

Tapi Alethea masih kecil.

Kekhawatiran dan ketakutan menyelimuti pada maid itu.

Lucas memutar bola mata malas karena ia tahu apa yang dipikirkan maid-maid itu. Lucas sudah terbiasa.

"Makanan untuknya" ucap Lucas sembari menunjuk Alethea dengan ibu jarinya.

Para maid itu mengangguk dan keluar dari kamar Lucas. Beberapa saat kemudian mereka datang membawa makanan makanan yang cocok untuk anak kecil.

Mereka menyusun makanan itu di atas meja yang ada di hadapan Lucas dan Alethea.

Kemudian mereka meninggalkan Lucas dan Alethea berdua dengan perasaan ragu.

Alethea langsung menyantap makanan itu dengan senang hati.

"Kakak tidak makan?" tanya Alethea dengan pipi yang menggembul karena masih ada makanan di dalam mulutnya.

Lucas gemas dan ingin sekali rasanya ia mencubit pipi gadis kecil itu. Tapi ia tak melakukannya karena bisa saja ia dituduh menyakiti adiknya.

"Kau saja yang makan"

Drap

Drap

Drap

Suara langkah kaki seperti tergesa-gesa terdengar dari koridor yang berada di depan pintu kamar Lucas.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu "L-lucas, apa Alethea ada di dalam?" itu adalah suara ibu kandung Lucas dan Alethea.

"Mama" teriak Alethea dengan senyuman selebar-lebarnya.

Wanita itu segera membuka pintu kamar Lucas "Apa yang kau lakukan di sini Alethea?"

"Aley main dengan kakak" jawab Alethea polos.

"Jangan suka menganggu kakakmu"

"Aley tidak menganggu kakak. Benar kan kak?"

Lucas tampak tak peduli dengan obrolan ibu dan adiknya "Hm" jawabnya. Ia lebih memilih membaca buku.

Sang Ibu mengajak anak perempuannya untuk keluar dari kamar.

"Dadah Kakak" Alethea melambai-lambaikan tangannya ke arah Lucas yang hanya dibalas dengan lirikan dari Lucas.

Hari-hari berlalu dan Lucas makin terbiasa dengan adiknya yang selalu mengunjunginya dan mengajaknya bermain. Ia juga terbiasa mendengar celotehan celotehan menggemaskan dari Alethea.

-Bersambung-

Little Sister [Suddenly I Became a Princess]Where stories live. Discover now