"Kalo ada sesuatu, jangan dipendam aja, sebelum terlambat." Katanya.


Doyoung menatap Asahi penuh curiga.


Asahi... Tahu dari mana?


Namun, Doyoung mencoba mengabaikan pikiran-pikiran negatif yang tiba-tiba muncul di dalam benaknya itu.


Laki-laki itu memilih untuk setuju dengan Asahi, lalu membuka ponselnya serta membuka aplikasi telepon. Doyoung lalu menekan tombol berwarna hijau pada salah satu kontak di ponselnya.


"Halo?"


"Boleh ketemu?"


"Bisa keluar?"


Doyoung menatap Asahi. Melihat tidak ada reaksi dari laki-laki itu, Doyoung lalu memutuskan untuk berjalan keluar, menemui peneleponnya itu.




























































































Sekarang sudah larut malam. Jihoon dan Hyunsuk tengah berada di kamar 402, berniat mengajari Junghwan dalam salah satu mata pelajaran untuk ujian yang akan segera berlangsung.


Jaehyuk juga sudah membantu.


Sementara, Mashiho sedang berada di kamarnya, sendirian. Tengah merapikan kamarnya serta bersiap tidur.


Maklum, anak rajin.


Saya mah apa atuh.


Setelah menurutnya kamarnya sudah lumayan rapi, Mashiho lalu merebahkan dirinya di atas ranjangnya. Ia lalu menutup matanya, berusaha merelaksasikan dirinya sendiri.


Perlahan, kesadarannya menghilang...


Tok, tok, tok.


Seseorang mengetuk pintu kamar Mashiho berkali-kali. Mashiho mengernyitkan dahinya tidak suka. Kalau yang mengetuk pintu kamarnya itu Hyunsuk, maka, Hyunsuk ada-ada saja. Padahal, Hyunsuk kan, punya kunci cadangan.


Tapi, kalau bukan Hyunsuk, untuk apa, orang lain yang tidak memiliki urusan dengan Mashiho harus mengganggunya dengan mengetuk pintu kamarnya itu?


Tiba-tiba, bulu kuduk Mashiho berdiri. Lehernya bagai terkena semilir angin dari belakang.


Seseorang berusaha membuka paksa pintu kamarnya. Mashiho ketakutan. Ia bersembunyi di balik selimut, dihantui oleh teror-teror pembunuh Yoshinori.


Ia menghela napas lega begitu menyadari kalau yang datang ke kamarnya itu, bukan orang asing, melainkan tetangganya di kamar lain.


Padahal, seharusnya, Mashiho lebih ketakutan.


"Mashi," laki-laki itu memanggil, seraya mengambil gelas berisi cairan yang Mashiho ambil beberapa waktu lalu.


"Ngapain? Ada apaan?" Mashiho bertanya, sambil mengernyitkan dahinya, heran.


Pemuda yang sedang berbicara dengannya itu lekas menghampiri Mashiho. "Enggak mau minum?" Tanyanya.


Mashiho menatap gelas itu, lalu menelan ludah, ketakutan. Tubuhnya nampak bergetar. Mashiho langsung menggeleng cepat-cepat. "Enggak usah, makasih." Katanya.


"Ngomong apa, sih? Diminum, dong! Sayang, lho, kalo dibuang..." Katanya.


Mashiho menatap laki-laki itu. "Enggak usah, buat lo aja!" Katanya.


Laki-laki itu, tiba-tiba menyekik leher Mashiho, membuatnya meronta-ronta minta dilepaskan.


"MINUM!!!" Katanya dengan tatapan tajam, lalu membuat Mashiho meneguk cairan di dalam gelas itu secara paksa.


Tubuh Mashiho mulai melemas. Pandangannya mulai kabur. Mulutnya mulai berbusa. Ia menatap orang di depannya itu, dengan tatapan memohon.


"Itu... Apa?" Mashiho bertanya.


Orang itu melepas cekikannya, lalu menyeringai lebar. "Sianida kok diminum." Katanya, lalu tertawa cekikikan.


"... Brengsek!" Mashiho mengumpat, untuk pertama kalinya.


Orang di depannya tentu saja terkejut, namun dengan cepat mengubah ekspresinya. "Kalo gitu, selamat tidur!" Katanya, lalu berlari keluar kamar 406, sambil tertawa puas.


"Childish, sih!" Katanya, bermaksud menyindir Mashiho. Padahal, ia sudah tahu, yang disindir tidak mendengar.


Yang tidak ia ketahui,




























































































Adalah fakta kalau Mashiho masih hidup.


Laki-laki itu memang masih hidup, namun ia tahu, kalau sebentar lagi, tubuhnya akan lemas tidak berdaya.


Jadi, Mashiho mengambil sebuah pensil dan kertas yang kebetulan berada di nakas, lalu menulis sesuatu yang sekiranya bisa membantu tetangga sekaligus teman-temannya itu.


Namun, baru satu huruf ia tulis, tangannya  mulai kehabisan tenaga.


Di ruangan itu, tubuhnya nampak terkulai lemas bagai tidak bernyawa.

















***
Cluenya banyak banget lho :)

04th floor . treasure [✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن