BAB 1 - SELAMAT DATANG DI KEHIDUPAN NORMAL

18.9K 1.2K 424
                                    

"Namaku Wei Wuxian. Muda tampan berwibawa, sangat pandai bertarung. Oh! Aku juga bisa memanah. Aku bisa memanah dengan mata tertutup. Aku juga sangat pandai! Benar-benar calon idaman!"

Lan Xichen mengangguk-angguk setuju, "Adik Wei memang sangat pintar."

Wei Wuxian menjentikkan jarinya setuju, tangannya menunjuk ke arah Lan Xichen dengan penuh rasa bangga, "Memang Xichen ge yang paling mengertiku."

"Apakah ada pertanyaan, Tuan Lan Wangji yang terhormat?" Tanya Wei Wuxian berbalik ala ala balerina menghadap Wangji

Wangji hanya menatap datar Wuxian. Tampak tidak tertarik, tetapi dia harus menghargai pihak lain yang sedang berbicara.

"Wei Wuxian! Turunkan kakimu dari atas meja, sialan!" Teriak Lan Qiren tiba-tiba masuk ke aula pertemuan, melempar buku yang dia pegang ke arah wajah Wuxian

Wei Wuxian menangkap buku yang dilempar oleh Qiren, "Peraturan ke seratus tiga puluh satu, tidak boleh mengumpat."

Lan Qiren menggulung buku yang ada di tangan satunya, kemudian menunjuk-nunjuk wajah Wei Wuxian dengan kesal, "Siapa yang membuatku mengumpat, hah?!"

"Itu tandanya pengendalian tetua Lan Qiren masih sangat rendah." Sahut Wuxian, menarik buku yang ada di tangan Lan Qiren

"Kenapa kau mengambil bukuku?"

"Bukannya untukku? Kan kau sendiri yang kasih."

Lan Qiren menatap Wuxian tajam, nyaris meledak.

"Ikat dahi berarti pengendalian diri. Karena paman memakai ikat dahi, maka paman harus banyak-banyak sabar."

Lan Qiren mendegus, berjalan untuk duduk di tempatnya.

Untuk yang belum tahu saja, mereka sedang ada di ruang kelas yang dialihfungsikan menjadi ruang rapat dadakan akibat Wei Wuxian yang merengek ke Lan Xichen dan membuat Jiang Wanyin gerah dan nyaris menghancutkan Hanshi dengan zidiannya.

"Pengetahuanmu tentang Gusulan tidak terlalu buruk ternyata." Ujar Qiren menyesap tehnya

"Aku kan pernah belajar disini semasa muda." Balas Wuxian, "Paman masih ingat muridmu yang tampan ini kan?"

"Tentu saja ingat. Murid yang bisa membuatku syok jantung seketika."

"Karena ketampananku? Ah, terima kasuh banyak pujiannya."

"Kudengar Wei Wuxian adalah Yiling Laozu yang sadis, vampire yang tidak ada belas kasihan nan dingin. Ini dingin? Dia dingin lalu Wangji apa?" Ledek Lan Qiren

"Wangji? Tentu saja calonku di masa depan!"

Sorot mata langsung mengarah ke arah Giok kedua Gusu Lan itu. Wangji tetap tak bergeming. Mungkin jika ada lomba menjadi patung, dia akan mendapat juara satunya. Serta piala bergilir yang tidak akan pernah digilirkan lagi.

Wangji berdiri, menghormat ke arah pamannya, "Paman."

Lan Qiren mengangguk.

"Bukankah kita disini untuk membicarakan masalah? Jika tidak ada kaitannya dengan Wangji, Wangji ijin undur diri."

"Memang membahas masalah." Balas Lan Qiren,"Bukankah anak berpita merah yang seperti monyet petakilan itu adalah masalahnya?"

"Mana mirip dengan monyet?! Kelinci! Aku mau mirip dengan kelinci!" Tawar Wei Wuxian

"Kelinci diam, tidak banyak omong sepertimu."

"Eits, paman. Coba lihat-lihat lagi. Bukankah di kebun Lanzhan ada kelinci hitam? Nah, coba bandingkan denganku."

SWEET LOVE [END]Where stories live. Discover now