MATA SEORANG PEMUDA

1.4K 51 6
                                    

Dikala waktu yang begitu iba duduklan seorang pemuda yang tanpa rencana. Hari itu adalah hari yang biasa dalam kemelut raga yang rindu atau entah rancu dalam jiwanya.


"Hey.. wes ayo ndang diterusno iku pagaweane" (Hey.. sudah ayo cepat diteruskan itu pekerjaannya) ucap pak kardi seorang mandor di atas kanopi seng berkarat di sisi kanan bangunan yang belum jadi. "Nggih pak!" (Iya pak!) ucap salah satu tukang yang cukup berteriak agar si mandor mendengar sautan jawaban akan suruhan mandor itu.

Sore senja mulai menyuguhkan panorama di sisi gunung merapi yang gagah nan mempesona. Terlihat jelas dimataku bibir kawah itu yang mengepulkan asap yang membumbung tinggi, ya.. tepat di tahun 2010 kala itu. 

"hey le.. iki wayahe gajian, ngopo kok ora ono semangat ngono, lesu koyo koyor asu Hahaha.." (hey nak.. ini saatnya gajian, kenapa kok tidak semangat begitu, lesu kaya alat vital anjing aja hahaha..) Ucap tukang yang mengangetkan lamunanku. "Mboten kok pakdhe.. aku mung pengen.." (tidak kok paman.. aku cuma pengen..) ucapku. "nek pengen ki yo neng sar*** ojo adul-adul neng aku, hla mbok kiro aku ki doyan lanangan po? haha.." (kalau pengen ya ke sar*** jangan bilang-bilang ke saya, hla kamu kira saya ini suka lelaki apa? haha..) "haha.. mboten iku pakde, maksudku ki pengen neng merapi.." (haha.. bukan itu paman, maksudku itu pengen ke merapi) ucapku menjelaskan.

"pakdhe kulo wangsul riyen nggih" (paman saya pulang dulu ya) ucapku pada tukang bangunan. dan di iyakan oleh tukang itu. 


aku masih memikirkan tentang sesuatu yang aku lihat tadi "merapi" yaa merapi.. sepertinya aku ingin sekali berjalan diatasmu dan merasakan damai di tanah mu. 

Ahh... aku tak mungkin hanya asal melamun aku harus segera kesana. 

HUTAN LARANGAN MERAPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang