Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai

Start from the beginning
                                    

"Bermaksud untuk mengingkari janji denganku?"

Langsung saja pertanyaannya di jawab;

"Aku tidak mengingkari janjiku"

Ketika mendengar ini, si pendengar terlihat mengendurkan alisnya, setelah itu mengangguk.

"Kalau begitu mandilah, kemudian cepatlah kembali"

"Aku tidak bisa melakukannya"

Setelah mendengar kalimatnya, Type langsung menimpali berbicara dengan nada yang suram. Tharn seolah tahu bahwa dia akan bersikap seperti ini.

Huft

Kali ini Tharn kembali berbaring di atas tempat tidurnya seperti sebelumnya, terlihat lelah saat bertanya;

"Jadi apa salahnya mengatakan padamu, bahwa kamu telah mengingkari janji?"

Kali ini, mata anak itu berkilat, langkah kakinya terhenti di sebelah tempat tidur Tharn, lalu berbicara dengan nada sedikit jengkel;

"Aku tidak ingin melakukannya di dalam ruangan"

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak suka baunya"

Si pendengar memalingkan kepala menatap padanya dengan pandangan yang penuh pertanyaan, sampai Type mengumpat pelan sebelum pada akhirnya meneruskan berbicara dengan nada yang tidak puas;

"Bau dari tubuhmu dan tubuhku setelah bersama. Aku tidak menyukainya. Semalam, aku harus menunggu bau itu benar-benar menghilang dengan membuka pintu ruangan. Sialan, aku sampai digigit nyamuk. Makanya aku tidak ingin melakukan itu di dalam kamar"

Caranya berbicara seolah sedang melawan Tharn, membuat si pendengar hanya bersikap diam sejenak dan menatap ke arahnya.

Masalah seperti ini tidak pernah ada sebelumnya. Tapi mungkin karena semalam tidak masuk, dan hanya saling membantu. Jadi sebagai orang yang biasanya jatuh tertidur setelah mengerjakan tugasnya, Tharn tidak sadar tentang bau yang tertinggal di ruangan setelah melakukan hubungan badan.

"Kalau begitu, baiklah"

Tharn hanya bersikap mudah, kemudian bangun dari tempat tidurnya, setelah itu bertindak seolah akan berjalan keluar dari ruangan, melihat sikapnya ini orang lain di dalam ruangan buru-buru bertanya;

"Mau pergi ke mana?"

"Kamar mandi"

Alis pendengar langsung terjalin sampai seperti sebuah pita. Melihat ekspresinya, Tharn hanya tersenyum lalu bicara;

"Karena kamu tidak ingin melakukannya di dalam ruangan, jadi melakukannya di dalam kamar mandi 'kan"

"Apa kamu sudah gila? Bagaimana kalau sampai terdengar orang lain?"

Kali ini anak dari wilayah selatan langsung berderap ke arahnya dengan merebut kaos yang sedang dipakai, pandangan mata yang sedang menatapnya menyiratkan bahwa dia ingin membuat masalah. Melihat ini Tharn hanya menghembuskan nafas panjang. Dia menatap ke arah anak yang tidak pernah sadar bahwa dia tidak mampu menghadang setiap masalah tentang homoseksual setelah apa yang terjadi.

"Pada jam segini, tidak ada seorangpun yang menggunakan kamar mandi, dan juga Type, mungkin kamu lupa bahwa ada juga orang yang berjualan di dalam asrama. Tidak seorangpun yang tertarik dengan apa yang dilakukan orang lain. Ditambah lagi, apa kamu tidak pernah menyelidiki bahwa ada pasangan lain, bukan hanya kamu dan aku saja. Menurutmu pasangan gay dalam asrama ini melakukannya dimana jika mereka tidak bisa melakukanya di dalam ruangan. Menurutmu dimana tempat yang tepat untuk melakukannya dan menjaga hal seperti itu tetap aman?"

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now