Jeno hanya mengangguk, "Taeyong butuh istirahat. Terima kasih karena sudah kemari dan memperhatikan Jaemin."

"Aku melakukannya untuk Jaemin. Bukan, untuk Ayah sok pahlawan nya." Jaehyun tersenyum. Jeno hanya memutar bola matanya. "Aku juga tidak butuh perhatian mu. Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Kau butuh kuperhatikan? Apa, kau mau aku menjadi lelaki mu?" Jeno memukul bahu kekar itu. "Jeong, aku tidak membawa senapanku."

"Jika kau membawanya, apakah kau ingin menembak ku?"

Jeno mendorong wajahnya, "Lihat, istri mu jadi menangis." Jaehyun terpaksa di tolehkan kepalanya. Taeyong sudah menangis sesegukan.

"Sa—sayang, tadi itu cuma bercanda!" Jaehyun mendekati Taeyong. Tangannya segera di tepis oleh si cantik.

"Daddy sudah tidak menyukaiku, ya! Mentang-mentang, aku sedikit gendutan gara-gara ada Yuppy!" Taeyong sudah berlari ke arah pintu keluar.

"Aku benci Daddy!"

BRAKKK!!!

"Astaga, aku lupa jika dia sedang hamil."

Taeyong berlari keluar rumah sakit yang masih ada di lingkungan hotel. Ia butuh ketenangan agar bisa mengatur napasnya terlebih dahulu. Mood nya naik turun seperti roller coaster, tidak menentu.

Dalam hatinya masih terus bertanya, apakah Jaehyun benar-benar akan bersama Jeno? Tapi, dia seperti dominan yang tidak ingin di masuki sama sekali.

Tapi, entah karena hormon bumilnya atau firasatnya yang buruk tentang ini. Ia sempat meremat rambutnya sendiri.

Bokongnya mendarat ke arah bangku taman yang tak jauh dari lingkungan rumah sakit itu. Mata hitamnya terfokus pada patung air mancur yang sangat indah.

"Patung itu wajahnya mengingatkanku pada wajah seseorang." ia terus melekati patung itu dengan seksama.

Lalu, ia juga menemukan patung lainnya. Mereka di pasang sedemikian rupa. Seperti membentuk sebuah peristiwa bersejarah.

Dan, matanya tertuju pada salah satu figur berbentuk anjing siberian husky.

Terdapat kalung di lehernya.

Majestic Rafael Hugo.

Taeyong menutup mulutnya sendiri. Ia terjatuh, figur itu tak jauh dari sesosok figur lainnya. Figur itu memiliki rahang yang sangat tegas, serta mata yang sangat unik. Postur tubuhnya tegap dan wajahnya sangat mirip dengan seseorang yang selalu dekat dengannya.

Mark Jeong.

Tangannya menunjuk ke arah sesosok monster layaknya kelelawar berbulu yang memiliki tubuh seperti gorila yang besar dan menyeramkan. Di belakang monster tersebut, terdapat banyak tentara monster lainnya. Sebagian hanya di ukir di sebuah tembok.

Taeyong berdiri, membersihkan bajunya. Lalu, matanya tertuju pada sebuah cincin ruby hijau di tangan figur yang berwajah sangat mirip dengan Mark.

Ia semakin mendekat, lalu tanpa sadar matanya serasa terhipnotis untuk memegang benda itu. Tangan lentik itu berusaha menggapainya.

Sringgg!!!

Taeyong tersadar, secercah cahaya hijau menyinari seluruh tempat itu. Ia berusaha menghalangi cahaya , terlalu silau untuk masuk ke dalam indra penglihatannya.

Lalu, seketika figur itu menghadap ke arah Taeyong. Figur itu tersenyum, lalu menggapai lengan Taeyong.

"Aku akan membawa kedamaian dan menghentikan kegelapan yang menyelimuti kita, Mom. Aku akan siap pada waktunya." ia menoleh ke arah anjingnya.

Figur itu berubah menjadi seorang pria tampan dengan pakaian zirah yang bersinar keperakan. Dan, terdapat ornamen-ornamen berlian ruby merah yang di susun sangat rapi.

"Jaga calon pemimpin ku. Ia akan sangat membutuhkan mu saat ini."

Terlepas itu semua, Taeyong hanya mengangguk. Pria itu membacakan mantra agar Taeyong lupa dengan kejadian ini.

Seketika, tubuh mungilnya ambruk dan tak berdaya di atas rerumputan hijau. Aroma tanah yang menenangkan hati.

Tak lama, hujan mengguyur tubuhnya. Terdengar suara petir yang dahsyat.

"TAEYONGG!!! ASTAGA, AKHIRNYA AKU MENEMUKANMU."

.
.
.
.




Di dalam sebuah istana yang megah. Sebuah singgasana emas masih terpampang jelas.

Jelas sekali tidak ada yang mendudukinya.

Semua orang mempertanyakan apakah negeri mereka selamat dari ancaman Guzel?

Semua petinggi di negeri ini seolah-olah mencari dan memperebutkan tahta itu.

Tidak satupun orang yang betah duduk di singgasana yang kosong itu. Selalu ada saja rintangan yang terjadi.

Entah itu kau selalu digigit serangga liar. Pantatmu terbakar, atau punggung mu mengeluarkan nanah saat bersandar pada beludru kursi kebesaran itu.

Entahlah, tidak ada yang cocok dan layak bagi orang-orang yang duduk disana.

Tidak ada.

Terkecuali si putra mungil kesayangannya.

Jeong Minhyung.

Hahahahha
Malem malem gada akhlak masi apdet 🔥
Gapapa biar kaga ada utang gua

Hahahahha Malem malem gada akhlak masi apdet 🔥Gapapa biar kaga ada utang gua

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.




#bukanediteditkleb

KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum