OUR SERENDIPITY 02

Start from the beginning
                                    

Birds of a feather flock together.(1)

Mereka satu tipe. Para manusia dengan anugrah kemolekan fisik bagai anak-anak keturunan Aphrodite. Jeno memang tidak pernah berurusan pribadi secara langsung dengan mereka, tapi rumor mengenai lingkaran pertemanan itu selalu saja mampir di telinga.

Anehnya, walau berada dalam lingkungan yang sama—bahkan dua dari anggota berbeda sampai bertunangan segala, kelompok main mereka jarang sekali menghabiskan waktu bersama. Para sosialita muda itu lebih suka berada dalam dunianya sendiri.

Naah, pesta ulang tahun Jaemin sepertinya akan jauh dari kata membosankan.

"Kay, see ya there... Aku tidak mau mobilku ringsek menabrak pembantas jalan karena sok sibuk berbincang denganmu."

Jeno mendengus. "Pergi saja kau ke neraka sana..." dan kalimat itu mengakhiri percakapan mereka.


.


Na Jaemin dipastikan akan mengganti nama keluarganya begitu musim semi tahun depan tiba. Lingkaran platina Carrtier berhias berlian sudah terpasang di jari manis tangan kiri, sementara restu dua keluarga telah sukses dikantungi.

Pesta sederhana untuk menyambut pertambahan tahun sudah disiapkan Mark—tunangannya sekaligus si bungsu kesayangan dalam keluarga pengusaha properti tersohor di seantero Korea. Semua persiapan pernikahan bahkan sudah dibicarakan oleh kedua keluarga, jauh sebelum hari ini tiba. Siapa yang menyangka jika pertemanannya dengan Mark bakal berlanjut sampai ke rencana membuat ikatan sakral segala.

Satu villa musim panas milik keluarga yang cukup jauh dari pusat keramaian dijadikan lokasi untuk menggelar pesta. Hanya teman dekat yang mendapat invitasi—tanpa satupun orang tua. Ini berarti tidak akan ada larangan selama pesta berlangsung. Karena hingga matahari terbit di timur keesokan pagi, semua aturan ada dalam genggaman mereka.

Audii hitam Jeno terparkir mulus pada halaman luas villa. Ia mengenali Land Rovver milik Lucas di antara barisan kendaraan di sana. Dan begitu memasuki bangunan utama, Jeno langsung disambut suasana temaram penuh warna-warni kilatan neon, juga bising seruan para undangan pesta. Wajah-wajah asing menginvasi penglihatan—sebagian menatap kagum, sisanya bertingkah bagai kucing liar disuguhi ikan segar.

(Memangnya apalagi yang dapat mereka lakukan, ketika bachelor paling diminati di seluruh pelosok Gangnam tiba-tiba muncul di arena pesta? Tentu saja menikmati pemandangan ini, selama tidak ada halangan menginterupsi...)

Jeno berjalan melewati tubuh-tubuh yang berdansa intim mengikuti lantunan mash-up lagu-lagu populer hasil racikan seorang dj tamu. Gelas-gelas berisi sangria atau punch berwarna cerah terus saja didistribusikan bersama tumpukan canape dan pastry. Mungkin setelah menyampaikan ucapan selamat sebagai basa-basi formal kepada Jaemin, Jeno bakal meminta bartender agar membuatkannya segelas mojito dengan banyak potongan lime. Dan kalau tidak ada satupun yang menarik perhatian, dia akan angkat kaki dari sini lalu mencari kesenangan di tempat lain.

"Oi, lihat siapa ini? Tuan muda Lee rupanya?! Anyeong!!"

Kalimat pura-pura terkejut tadi dilontarkan oleh Han Jisung saat mereka berpapasan di depan counter bartender. Jeno kenal pemuda ceria berambut blonde ini lewat Bang Chan—salah satu kawan dekatnya yang lain—pada satu waktu di masa lalu. Siapa sangka jika Han ternyata masuk juga dalam daftar tamu pesta milik Jaemin dan Mark. Yaah, Seoul memang sekecil yang ia duga.

"Kau lihat Lucas?" Tidak ia hiraukan tatap 'memuja' yang tampak di mata gadis cantik dalam dekap Han. Adalah kali pertama bagi sang gadis mendapati seorang Lee Jeno dari jarak sedekat ini, dan mendadak hormon remajanya mengalir deras bak air bah tak terkendali.

Our SerendipityWhere stories live. Discover now