Chapter 4 : Close Friend

163 16 5
                                    

Pagi harinya, Aishaa bangun dan sudah bersiap-siap berangkat kerja, tapi ada yang beda kali itu. Hari ini, tampak perempuan itu menghabiskan agak banyak waktu untuk memperhatikan penampilannya, seperti mencocokkan pakaian yang akan ia kenakan, mengatur rambutnya yang menurutnya sedikit berantakan walaupun sebenarnya tidak, dan memoles wajahnya dengan sedikit make-up. Ia merasa harus sedikit lebih rapi hari ini. Setelah dirasa memuaskan, Aishaa langsung keluar dari kamarnya.

Ketika perempuan itu membuka pintu kamar, tanpa sepengetahuannya ternyata sudah ada 3 manusia yang duduk di meja pantry. Jane dengan sandwich di tangannya, Danial dengan kopi yang baru ia buat dan Mateen dengan air putih di gelas yang baru saja ia minum ketika Aishaa menutup  kamarnya.

"Good morning sissy, where you gonna go ?", Jane menyapa dengan senyuman hangat diwajah perempuan itu, Aishaa tersenyum.

"Working, i'm a busy women now,Jane". Aishaa membalas sembari bercanda, kemudian matanya bertemu dengan laki-laki pemilik iris coklat terang, Mateen. Perempuan itu kini tersenyum canggung, lalu duduk disebrang laki- laki itu.

"Tea ?", Mateen menawarkan, Aishaa menggeleng, masih dengan senyuman yang canggung, entah kenapa menghabiskan satu malam dengan Indomie bersama Mateen kemarin membuat ia kini memandang laki-laki itu dengan cara yang lumayan berbeda. Setelah ditolak, laki- laki itu tetap memberikan senyuman menawannya.
"Maybe, aku akan mampir ke cafe mu nanti",lanjutnya lagi. Aishaa sedikit terkejut, maksud nya sejak kapan mereka saling meminta izin ?.

Terdengar pertanyaan Jane ingin tau dimana Aishaa bekerja, apa pekerjaannya dan beberapa hal lain yang dijelaskan dengan teliti oleh Danial sebagai perwakilan dari Aishaa. Tentu saja mereka berdua tidak mendengarkan pembicaraan Aishaa dan Mateen.

"By the way, lo makan Indomie semalam ?".Danial yang berdiri didekat wastafel berjalan kearah Aishaa, kemudian duduk disampingnya.

"Iya", Aishaa mengunyah sandwich buatan Jane, kemudian mengacungkan jempol kearah perempuan itu, dibalas dengan kedipan mata oleh Jane.
"Sama Mateen", lanjutnya lagi.

Jane mendelik, Danial ? Nyaris saja menyemburkan sandwich yang sudah dikunyahnya tepat ke wajah Aishaa.

"Holyshit, dia makan Indomie?", Danial menunjuk kearah Mateen, memastikan apakah ada yang salah dengan pendengarannya.

Perempuan itu mengangguk
"Kenapa?",lanjutnya .

Kemudian Danial dan Jane berpandang-pandangan, lalu pandangan kedua kekasih itu jatuh kepada Mateen.

"Cheating day!", Mateen seolah tau isi pikiran kedua orang itu akhirnya ambil suara. Yang dibalas oleh anggukan yang sedikit canggung dan sepersen rasa ingin tahu.

Sejauh yang Danial kenal, Mateen bukanlah orang yang suka mengkonsumsi olahan makanan dari tepung apalagi yang mengandung banyak MSG. Ia tentu pernah memperkenalkan Mateen kepada Indomie dan beberapa kali menawari laki-laki itu, tetapi selalu ditolak mentah-mentah olehnya. Tidak lupa dengan nasehat yang terlontar dari mulut  laki-laki itu tentang bagaimana bahaya mengkonsumsi MSG dan apa dampak nya terhadap tubuh. Mateen mati-matian hidup sehat dan selalu menjaga badannya agar tetap bagus. Walaupun Danial suka pergi ke gym dengan Mateen, tapi Indomie selalu mempunyai tempat tersendiri di perut Danial, tipikal orang Indonesia.

Karena tidak mendapat kejelasan dari pertanyaannya tadi, Aishaa hanya menaikkan bahunya. Kemudian diambilnya sepotong sandwich lagi, lalu menjepitnya di bibir dan beranjak dari meja itu.

"Gue diluan ya, udah telat nih, bye", kemudian membanting pintu flat yang tentu membuat Danial menjerit dan sedikit memaki.
Sepeninggalan sepupunya, kini kepala laki-laki itu sudah condong tepat di depan wajah Mateen, tidak lupa matanya menyipit, membuat sahabatnya itu meneguk ludahnya kasar.

The Bad Eggजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें