Falling

1 0 0
                                    


"Hai, cantik apa kabar?"

Sehun menutup pintu kamarnya perlahan. Kontras dengan caranya membuka pintu sebelumnya. Senyuman diatas bibir merah 'si cantik' yang menyambut sapaan Sehun. Malam ini, seperti biasa. Sehun akan berbincang dengannya diam-diam. Mengatur volumenya serendah mungkin agar siapapun di dorm ini tidak akan mendengar pembicaraan rahasia mereka. Dan kebetulan sekali, mereka berkumpul entah sedang apa di meja makan.

"Kau rindu padaku, 'kan?"

Lagi, gadis yang Sehun ajak bicara tersenyum ditempatnya. Kali ini sehun balas tersenyum. Cukup bagi Sehun hanya dengan melihat senyumannya ia merasa sangat bahagia.

"Kau tahu? Hari ini sangat melelahkan. Ya, kegiatanku setiap harinya selalu sama. Menari-nari diatas panggung, dari satu tempat ketempat yang lain. Lalu, latihan lagi. Atau pemotretan. Arghhh....tapi entah mengapa kali ini rasanya lebih melelahkan," Sehun membanting tubuhnya keatas kasur setelah melepas atasannya yang dia anggap sumber rasa gatal ditubuhnya. Tepat disebelah gadis itu berdiri. Masih setia ditempatnya.

"...tapi lelahku hilang kalau ada kau," mata mereka bertemu. Iris hitam Sehun bertemu iris kebiruan gadis itu. Bibir ranum yang melengkung dibalas bibir pucat kelelahan Sehun. Warna merah muda melingkupi hati Sehun. Dadanya menghangat. Lalu hangat itu berubah jadi panas yang seketika mewarnai pipinya.

"Aku... aku sangat merindukanmu," Sehun duduk diatas kasurnya. Meletakkan telapak tangannya di pipi dingin gadis itu. Matanya perlahan sendu. Tidak, bukan mata gadis itu, tapi mata Sehun.

"Kau merindukanku tidak?"

Tidak ada jawaban. Sehun bermonolog.

"Kau marah ?Kenapa kau tidak menjawabku sih? Tolong jawab aku sekali saja....."

Sehun menjeda dengan tarikkan nafasnya.

"...Aku, mencintaimu. Sangat,"

Gadis itu tetap diam. Meski matanya tetap lurus pada Sehun. Tapi mata itu kosong. Kontras dengan wajah Sehun yang banyak berekspresi setiap kali melihatnya.

"Baiklah, mungkin kau malu kalau aku mengatakan itu. Tidak apa-apa. Kau tidak harus membalasnya. Tapi..." Sehun mengurung tubuh gadis itu dengan kedua tangannya yang iya tumpukan ke tembok. ia melirik sekilas kearah jam diatas nakas. Lima menit lagi....

"Kau ingat 'kan lima menit lagi apa yang terjadi? Sebentar lagi aku ulang tahun,"

"...kumohon ucapkan padaku, ya?"

"Aku ingin kau jadi yang pertama,"

"Aku tidak minta hadiah apa-apa lagi,"

"Kalau kau tidak mengucapkannya, aku akan menciummu,"

Detik berganti menit dengan begitu cepat. Gadis itu masih tidak bergerak. Masih menatapnya sama. Masih mengatupkan bibirnya rapat. Dan Sehun tahu, permintaannya tadi tidak akan didengarkan gadis itu. Karenanya, Sehun yang menutup matanya. Menghela napas lagi, dan bergerak mendekati gadis itu yang masih membuka matanya. Sesaat kemudian, rasa dingin menyambut bibirnya.

"Happy Birthday to me, aku harap aku bisa bertemu denganmu, Bel-"

BRAKKK

"SELAMAT ULANG TA-"

Sehun melonjak kaget. Kepalanya ia jauhkan secepat mungkin dan tanganya bergerak tak tentu arah akibat lonjakkan jantungnya. Tangan yang juga tak sengaja menyenggol gadis tadi hingga jatuh, meluncur hingga kedepan pintu kamar, dengan luka disudut akibat tangan Sehun.

Lalu kedelapan orang itu juga sama. Setelah menjebol pintu. Menatap Sehun dalam diam. Dengan tangan yang seakan membeku didepan dada karena tadi seharusnya mereka menyanyi sambil bertepuk tangan, kecuali Suho yang tangannya memegang nampan kue tart. Mereka bingung harus melakukan apa. Sehun juga berdiri kaku diatas kasur dengan lututnya. Mereka melakukan gerakan yang sama. Saling bertatapan lalu menatap gadis yang barusan meluncur seringan kertas pada umumnya sampai ke kaki Suho.

Tidak itu bukan kertas bagi Sehun, tapi itu gadisnya.

Tapi bagi delapan laki-laki yang berdiri kaku didepan pintu, itu hanyalah kertas.

Iya, kertas.

Kertas 2x1 meter yang keempat sudutnya sobek dengan wajah Bella Throne yang lipsticknya seakan berbayang karena Sehun menambahkan warnanya dengan bibirnya barusan.

"Happy Birthday Sehun... Happy Birthday Sehun..."

Suara Yixing memecah keheningan. Disusul suara barithon Chanyeol, lalu suara Baekhyun yang tiba-tiba nge-bass /?. Lalu semua bernyanyi dengan wajah datar ditempat mereka. Tidak berani melangkahi Bella Throne yang masih tertidur manja dibawah kaki Suho. Mereka membiarkan Sehun mendekat. Telinganya merah dan Sehun sadar tapi dia memasang tampang seolah tidak terjadi apa-apa. Dia berjalan mendekati gerombolan paduan suara itu, dengan jarak yang diciptakan 'Gambar' Bella.

"Horeee..." suara Kai disambut tepuk tangan setengah riuh mereka begitu Sehun meniup lilinnya. Baekhyun berjalan mendekat. Wajahnya sulit diartikan tapi gerakannya yang memeluk Sehun tiba-tiba menandakan dia bersimpati /?

"Hyung..."

"Aku tahu, Hun. Tak apa. Kami juga pernah melakukan itu,"

"Hyung, Kumohon..."

"Kenapa? Aku janji tidak akan bilang siapa-siapa lagi,"

"Hyung, bukan itu,"

Baekhyun tidak menjawab. Dia melepaskan tangannya yang melingkar di badan Sehun. Memberikan Sehun kesempatan berbicara. Mengungkapkan sesuatu yang mengganjal dihatinya karena dapat dilihat mata Sehun berkaca-kaca begitu ia melepaskan pelukannya.

"Hyung, Kau menginjak Bella,"

.E.N.D.



FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang