Chapter 2

12.3K 1K 48
                                    

Dream's dorm

Taeil, Johnny, Taeyong, Yuta, Doyoung, Jaehyun, Jungwoo, dan Mark kini terdiam tak merespon apapun. Sesuatu yang ada di hadapan mereka saat ini terasa seperti mimpi, namun saat Taeil mencubit tangannya sendiri dan terasa sakit, mereka sadar ini adalah kenyataan.

Flashback

Jaemin terbangun saat merasa tubuhnya begitu panas. Kakinya menyingkirkan selimutnya. Gerah. Saat jemarinya meraba tubuhnya dia merasa aneh pada bagian dadanya.

'Sejak kapan dadaku menonjol?' perlahan matanya terbuka, matanya membulat saat melihat keadaan tubuhnya, dia segera duduk dan meraba seluruh anggota tubuhnya dari atas sampai ke bawah.

'A-apa ini?!'

"AAAAAAAAAAAAAAAAA" Jisung terlonjak kaget dari tidurnya, dia segera membuka mata dan menatap ke bawah kasurnya. Di bawah kasurnya ada sosok yeoja berambut biru.

"YAK! NEO NUGUYA?!"

BRAK!

Haechan nampak mendobrak pintu tersebut, di belakangnya ada Jeno dan Renjun. Wajah mereka cemas.

"Jisung ada ap- YAK! NUGUYA?!" tiga namja tersebut melongo terdiam melihat sosok yeoja yang kini menangis. Jeno mengernyit.

"Jaemin?" yeoja itu mendongak.

"Jeno hiks"

" MWOYA?!"

Flashback end

"Jadi? Bisa jelaskan apa yang terjadi?" tanya Doyoung setelah sadar dari rasa terkejutnya.

"Aku tak tahu hyung, bangun-bangun aku sudah seperti ini hiks..." reflek Taeyong mendekat dan memeluk Jaemin yang nampak rapuh tersebut. Johnny dengan sigap melepas jaketnya dan menyampirkannya pada bahu kecil tersebut, pakaian yang digunakan Jaemin tersebut hanya kaos tipis dan celana pendek, mana kaosnya terlihat kebesaran di tubuh kecil itu, dan Johnny harus segera menutup itu sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Kalian?" tanya Taeil.

"Kami tak tahu apapun, kami pun juga terbangun karena mendengar teriakan." jawab Haechan.

"Kamu ngapain semalam sebelum tidur, hm?" tanya Jaehyun yang kini sudah berlutut di hadapan Jaemin.

"Aku hiks tak merasa melakukan apapun" lirihnya. Jemari Jaehyun mengusap lutut sosok di hadapannya. Taeyong masih memeluk dan mengusap bahu kecil tersebut.

"Kau yakin? Atau semalam kau minum atau makan sesuatu yang aneh?" isakan tersebut berhenti saat mendengar pertanyaan Yuta, otaknya mengingat apa yang ia lakukan semalam.

"Aku makan bersama member lain lalu tidur tapi tengah malam aku haus karena malas aku meminum dari botol yang di-" seakan tersadar dia segera bangkit melepas pelukan Taeyong dan membenahi jaket besar Johnny lalu berlari ke kamarnya. Dia menemukan botolnya yang kini isinya tinggal sedikit.

Melihat itu kakinya merasa lemas dan tubuhnya merosot.

"Jaemin?" Taeyong ternyata mengikutinya ke kamar. Dia cemas karena namja manis yang kini berubah menjadi yeoja manis itu tak kunjung kembali.

"Apa itu?" tanya Taeyong sembari mengangkat tubuh ringan Jaemin dan mendudukannya di kasur.

"Ini, aku meminum ini semalam karena haus..." lirih Jaemin. Taeyong mengambil botol tersebut dan melihatnya.

"Dari siapa?" tanya Taeyong.

"Tidak tahu hyung, kemarin sudah ada di depan pintu dorm, aku sudah bertanya pada manager dan manager bilang minuman itu nampak tak apa, jadi aku simpan saja. Semalam aku-"

"BODOH!" Jaemin terkejut saat Taeyong tiba-tiba menyentaknya. Member lain di luar juga ikut terkejut. Jeno yang tak ingin terjadi apapun pada Jaemin segera menyusul ke kamar. Dilihatnya yeoja manis itu kini tengah menangis, sedangkan sang hyung nampak menahan diri agar emosinya tak meluap lagi.

"Jaemin" Jeno menghampiri yeoja manis itu dan segera memeluknya. Taeyong menghembuskan nafasnya.

"Kau tahu ini minuman yang mencurigakan, meski kau sudah bertanya pada manager hyung, bukan berarti kau bisa meminumnya begitu saja, Na Jaemin." Jeno menatap botol itu.

"Kau meminumnya, Jaemin?" Jaemin mengangguk kecil, dia sudah terisak, dia takut Jeno juga akan memarahinya. Namun, yang didapat Jaemin adalah usapan sayang dari Jeno di kepalanya.

"Yang dikatakan Taeyong hyung benar, harusnya kau tidak meminumnya meski manager hyung mengatakan tak apa, aku sudah merasa tak enak sejak melihat isi botol itu sejak kemarin." Taeyong menatap kedua dongsaengnya. Rasanya dia sudah salah membentak Jaemin sampai menangis seperti ini. Segera namja yang berstatus leader NCT itu segera berlutut di hadapan Jaemin, menggenggam jemari Jaemin.

"Mian, hyung ah ani oppa tak harusnya membentakmu seperti tadi." dia usap jemari Jaemin dengan lembut.

"Maaf hyung, harusnya kemarin aku yang membawanya dan membuangnya." ujar Jeno, Taeyong menggeleng.

"Sudah tak apa, sekarang kita hubungi manager hyung." Taeyong mengambil ponselnya dan segera memanggil manager mereka.

"Ayo keluar, yang lain pasti juga cemas padamu." Jaemin mengangguk.

"Hyung duluan saja, aku akan menenangkannya dulu." Taeyong mengangguk lalu pergi keluar. Jeno melepas pelukanya dan menghadapkan tubuh Jaemin ke arahnya.

"Jeno"

"Aku tak akan marah Nana, Taeyong hyung sudah melakukannya. Lain kali akan aku siapkan segelas air putih di nakasmu agar jika kau haus, kau tidak perlu pergi ke dapur. Sudah hapus dulu air matanya." Jaemin berusaha menghapus air matanya, namun tak berhasil karena efek dari bentakan Taeyong tadi masih terasa.

"Ssshhht~ bukankah aku sudah bilang jika aku hanya ingin melihatmu tersenyum bukan menangis?" Jeno mengusap air mata Jaemin dengan lembut.

"Sudah, ayo keluar." Jaemin mengangguk dan ikut berdiri.

.

.

Kini di hadapan mereka semua manager mereka berdiri dan menatap tak percaya pada sosok Jaemin yang kini berubah menjadi yeoja.

"Tahu minuman itu mencurigakan seharusnya aku membawanya bersamaku, maaf Jaemin ini salahku juga." ujar manager dream.

"Sekarang, yang bisa kita lakukan adalah membicarakan ini dengan CEO dan sunbae mereka yang lain. Kita tak bisa membiarkan ini terus berlarut." ujar manager 127 yang diangguki lainnya.

"Sekarang segera mandi dan kita akan langsung ke agensi. Jaemin pakai pakaianmu yang ada saat ini. Dan aku akan menjemput Chenle dahulu." semuanya segera bergerak.

Member Dream mempersilakan Jaemin mandi terlebih dahulu.

"Jaem, pakai bajuku saja, ukurannya kan kecil." Jaemin mengangguk, tapi meski begitu, tetap saja nampak besar di tubuh kecil Jaemin. Dia memadukan pakaian Renjun dengan jaket Johnny, tubuhnya saat ini benar-benar nampak tenggelam.

Doyoung kembali menghampiri dorm Dream untuk mengecek apa semua sudah siap atau belum. Saat masuk dia bertemu Jaemin yang sudah duduk manis dan siap di ruang tengah. Doyoung tersipu sesaat melihat bagaimana manisnya salah satu dongsaengnya.

'Saat jadi namja saja dia memang sudah manis. Sekarang malah jadi yeoja.' batin Doyoung.

"Hyung?"

"Tidakkah harusnya kau memanggilku dan yang lebih tua darimu dengan oppa?" tanya Doyoung. Wajah Jaemin merona.

"Eum.. Doyoung.. oppa?" panggilnya lirih, Doyoung tersenyum puas.

"Biasakan mulai sekarang." Jaemin mengangguk pelan. Tak lama Jeno keluar dari kamarnya bersama Renjun, disusul Haechan dan terakhir Jisung.

"Sudah siap semua?" yang diangguki member dream.

"Ayo!" dan mereka pun berangkat setelah memastikan penyamaran mereka aman.

.

.

//TBC//

[NOMIN/GS] He is My GirlWhere stories live. Discover now