Rasa Yang Tidak Diinginkan

2.8K 440 189
                                    

Hampir 4000 kata.
Baca pas lagi gak sibuk aja dan gak perlu maksain untuk baca sekaligus. Aku harap kalian bisa baca seluruh chapter ini dengan baik tanpa skip, apalagi langsung baca akhir chapter. Walaupun senyap, setidaknya tolong baca tanpa skip bagi yang masih bisa bertahan sampai ending, ya.

Terima kasih atas dukungan kalian

Satu kata yang cocok mengambarkan sosok Yuta sekarang adalah; kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata yang cocok mengambarkan sosok Yuta sekarang adalah; kacau.

Dari penampilan luar hingga apa yang ia rasakan dalam diri, Yuta benar-benar sangat kacau. Begitu melihat Marsha menjadi korban tabrak lari, Yuta hanya bisa menangis hingga tiba di rumah sakit setelah ada orang baik yang mau menghubungi tenaga medis. Begitu tahu bahwa luka yang dialami Marsha sangat parah, Yuta meminta pada dokter yang menangani istrinya untuk menyembuhkan Marsha bagaimanapun caranya. Begitu Marsha terbaring tak bedaya tanpa tahu kapan akan kembali membuka mata, Yuta seolah menjadi raga dengan jiwa yang sudah mati.

Katanya, harapan hidup Marsha sangat kecil. Kemungkinan Marsha untuk sadar dari komanya hampir tidak mungkin. Kalaupun Marsha bisa kembali bangun, cedera pada saraf tulang belakangnya bisa menyebabkan kelumpuhan. Marsha akan hidup dengan serba kekurangan yang ada pada dirinya, dan harapannya untuk sembuh total pun kecil.

Dalam keadaan selamat atau lolos, keduanya sama-sama tidak menguntungkan untuk Marsha. Meski begitu, Yuta masih egois karena dia ingin Marsha bisa bangun dan kembali padanya. Tidak peduli bagaimana keadaan Marsha setelah bangun nanti, Yuta tetap akan menerima dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjaga Marsha bagaimanapun caranya.

Yuta mengerahkan banyak tenaga untuk berada di dekat Marsha dan kembali menyembuhkannya. Yuta sampai memanggil dokter terbaik yang ada di Jepang untuk merawat Marsha dan menambah harapan hidupnya. Namun, nyawa tak bisa dijamin. Dokter terbaik yang Yuta percaya pun tidak bisa menjamin kalau Marsha memiliki harapan yang tinggi untuk bertahan.

Tidak hanya Yuta yang berduka, tetapi seluruh anggota keluarga pun ikut berempati dengan apa yang menimpa Marsha. Tama baru tahu kecelakaan terjadi menjelang malam saat dia akan mengajak orang tuanya untuk makan malam. Saat itu Tama menghubungi Yuta, tetapi yang didengarnya hanya suara isak tangis dan kata-kata yang tidak jelas. Butuh waktu lama sampai Tama bisa memahami maksud Yuta yang mengatakan kalau musibah baru saja menimpa Marsha.

Saat itu Tama langsung datang ke rumah sakit seorang diri, kemudian menemani Yuta yang menangis tanpa henti karena kondisi Marsha yang parah. Tama pun ikut menangis, tetapi dia lebih fokus untuk menenangkan Yuta yang histeris dan hampir kehilangan tenaga. Tama yang memberi kabar pada anggota keluarga lain, kecuali Yuma yang saat itu masih bulan madu. Yuma baru mengetahuinya setelah pulang, dan dia sampai pingsan begitu melihat keadaan Marsha yang mengenaskan.

Return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang