Gue ngangguk terus ngacak pucuk rambut Natta, "Gue duluan, lo hati hati pulang nya. Hp nya jangan di kasihin ke copet lagi." Ledek gue.

"SEOJUN!!!" Keselnya.

Gue cuman ketawa terus pergi nyari keberadaan Chalista, gue keliling semua bagian di taman ini, sampai akhirnya gue nemuin keberadaan Chalista di parkiran mobil.

Dia lagi nangis, di pelukan Mingyu.

"Chal." Panggil gue.

Chalista langsung kaget pas denger suara gue, dia langsung hapus air mata nya dengan kasar dan ngelepasin pelukannya Mingyu.

"Seojun."

"Aku mau ngomong sama kamu, pulang sama aku, ya?"

"Tapi, Natta—"

"Kamu pulang sama aku, kita perlu bicara." Potong gue.

"Mingyu gue duluan, maaf gue harus pulang sama Seojun."

Mingyu ngangguk terus senyum, "Iya sana, omongin baik baik ya. Jangan nangis lagi."

Chalista ngangguk terus jalan ke arah gue, terus gue genggam tangan dia, "Gue duluan, makasih udah jagain cewe gue." Kata gue ke Mingyu.

Setelah itu gue bawa Chalista ke mobil gue, sampai mobil kita sama sama diem.

"Ayo jalan, aku mau pulang." Kata Chalista.

"Maksud kamu kirim aku foto itu dan bilang kaya gitu apa, Chal?" Tanya gue.

Chalista diem, dia nunduk dan keliatan lagi nahan tangis nya. "Jawab aku, kenapa kamu bilang kaya gitu? Kamu gak percaya sama aku kalau aku sayang banget sama kamu?" Tanya gue.

"Percaya."

"Terus kenapa kamu bilang kaya gitu, Chal? Kamu kira aku gak ngerasa sakit pas kamu bilang aku lebih cocok sama cewe lain?"

"Maaf, aku cuman ngerasa kamu emang cocok sama Natta, apalagi kalian sama, kalian seiman, Jun."

Gue narik dagu Chalista buat natap mata gue, mata dia udah berkaca kaca. "Kalau aku bilang kamu lebih cocok sama Mingyu karena kalian seiman apalagi pas liat kamu nangis di pelukannya tadi, kamu suka dengernya?" Tanya gue.

Chalista langsung geleng geleng, "Engga."

"Itu kamu tau."

"Kamu cuman salah paham, aku sama Natta gak pernah lebih dari sahabat. Dan sampai saat ini cuman kamu satu satu nya wanita yang punya bagian tersendiri di hati aku, kamu percaya kan sama aku?"

Chalista ngangguk, "Maaf." Lirihnya.

Gue ngangguk terus bawa Chalista kedalam pelukan gue, Chalista nangis di pelukan gue, "Udah jangan nangis, aku juga minta maaf sama kamu udah bikin kamu mikir kaya gitu."

Setelah beberapa menit Chalista nangis, akhirnya tangisannya reda juga, gue langsung ambil air minum yang ada di tas gue, "Nih minum dulu."

Chalista langsung ambil air itu dan minum air itu. "Makasih."

Gue ngangguk, "Kamu mau jelasin ke aku kenapa kamu bisa ada disini sama Mingyu dan gak bilang apa apa sama aku sebelum nya?" Tanya gue.

"Aku tadi bosen di rumah karena gak ada kelas, kamu beres kelas harus temenin Natta beli hp, kebeneran Mingyu dateng ke rumah terus ajak aku jalan jalan, aku gak bilang sama kamu karena takut kamu marah."

Gue menghela nafas, "Aku gakkan marah kalau kamu bilang, aku aja pergi sama Natta bilang dan izin sama kamu dulu kan? Malah aku marah karena kamu gak bilang sama sekali ke aku."

"Iya aku salah, maaf."

"Jangan di ulangi lagi."

Chalista ngangguk ngangguk.

"Senyum dulu dong, aku kangen liat senyum nya pacar aku."

Chalista senyum, cantik.

"Nah gini baru cantik, sekarang mau kemana? Jadi mau pulang atau mau kemana dulu?" Tanya gue.

"Mau pergi kemana dulu, tapi aku bingung mau kemana." Jawab nya.

"Yaudah pikirin dulu mau kemana, sambil jalan ya mobil nya?"

Chalista ngangguk, "Okay."

Belum juga gue jalanin mobil gue, udah keburu ada notifikasi yang masuk ke hp gue, dan pas gue cek itu dari Sehyun.

Mata gue langsung membulat sempurna pas liat chat dari Sehyun, gue langsung panik dan sekaligus khawatir.

"Chal, kita ke rumah sakit ya?"

Chalista langsung kaget, "Siapa yang sakit? Kenapa kamu keliatan panik gitu, Jun?" Tanya Chalista.

"Bunda, Sehyun bilang Bunda tiba tiba pingsan dan sekarang dia ada di rumah sakit."

Sun and Moon | Seojun Where stories live. Discover now