"Tidak apa-apa kak. Tanggung jawabku, aku ingin ikut piket juga," Allen dan Seongmin bersama-sama pergi ke belakang untuk mengambil peralatan piket.

"Allen, kemarin ibumu meneleponku. Ia memesan beberapa roti lagi, kutaruh rotinya di dekat lokermu," kata Younghoon ketika ia menghampiri Allen. Allen mengangguk kemudian lanjut membersihkan toko.

Terkadang, menurut Allen, piket adalah hal paling menyenangkan di Coco Choco. Karena toko tutup, ia dan teman-temannya bisa bekerja sambil bergurau. Tidak seperti ketika toko buka, mereka semua benar-benar bekerja ekstra serius.

"Daritadi aku memperhatikan pria di Café depan. Ia sudah berjam-jam duduk di sana," kata Chaeyeon. Allen melirik, mencari pria yang dimaksud Chaeyeon.

Ah, dia bodoh sekali.

"Menurtmu, dia memang menunggu kekasihnya bekerja di café atau bagaimana?" tanya Chaeyeon.

"Darimana juga kau tahu dia punya kekasih?!" kata Yeji, menentang Chaeyeon.

"Yah.. menebak? Biasanya kalau di cerita kan begitu!", balas Chaeyeon.

Ah, mungkin memang ia punya kekasih.

Allen sedikit badmood mendengar ucapan Chaeyeon, tapi bisa saja benar.

Kenapa badmood? Dia juga orang asing, batin Allen. Allen lanjut merapikan cokelat-cokelat yang akan dijual besok.

Beberapa menit kemudian, para pekerja yang piket menyelesaikan tugas mereka. Allen dan Seongmin berjalan keluar bersama, "Kak Allen, aku duluan ya! Salam buat Mama kak Allen!"

"Hati-hati Seongmin! Tidak usah mampir kemana-mana, langsung balik ke panti!" Seongmin mengangguk kemudian meninggalkan Allen. Allen baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Aku tahu itu kau," Serim tertawa kemudian berjalan di sebelah Allen.

"Darimana kau tahu?"

"Teman-temanku membicarakanmu tadi, mereka memperhatikanmu," kata Allen. Serim tersenyum.

"Ah, mungkin mereka terkejut melihat pria tampan berjam-jam di depan toko," Allen berhenti dan menatap aneh Serim.

"Kau tahu? Fakta selain kau mesum, kau narsis juga," kata Allen.

"Tapi hanya di depanmu. Menurut teman-temanku, aku terdiam di antara mereka," Allen memutar bola matanya, ia tidak percaya Serim.

"Jadi kenapa kau mengikutiku?"

"Kita bertemu di kereta yang sama, berarti tempat tinggal kita tidak terlalu jauh," jawab Serim.

"Tidak usah sok tau! Rumahmu dimana?"

"Leonardo street," jawab Serim, Allen sedikit terkejut karena tidak jauh dari rumahnya.

"Tebakanmu hampir benar. Rumahku di Hellen Street,"

"Berarti kau turun di Stasiun Jasmine?" tanya Serim, Allen mengangguk. Mereka berdua sampai di stasiun dan masuk ke kereta terakhir.

Kereta terakhir sangat sepi, biasanya Serim pulang kerja, kereta tetap ramai. Ia sedikit khawatir kepada Allen yang setiap hari harus pulang sendirian di kereta terakhir.

"Allen, setiap hari kau pulang sendirian seperti ini?" Allen mengangguk.

"Bagaimana kalau mulai besok, kita harus pulang bersama?"

"Kau gila?"

"Tidak. Aku jadi khawatir kalau setiap hari kau pulang sendirian, aku memaksa. Nanti aku ikut turun di stasiun Jasmine, toh rumahku tidak terlalu jauh dari stasiun itu juga. Kalau jam kerja? Kau berangkat jam berapa?"

"Seperti tadi? Jam 8?"

"Sepertinya kita tidak bisa berangkat bersama, aku harus berangkat maksimal jam 7.30, baiklah mulai besok dan seterusnya, kita pulang bersama," tegas Serim.

Kereta berhenti di stasiun Jasmine, mereka berdua segera keluar dari kereta dan stasiun.

"Ah, kau tinggal disini?" tanya Serim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah, kau tinggal disini?" tanya Serim.

"Iya, kenapa? Apartmentku memang tidak semewah itu," kata Allen.

"Bukan, hanya saja nenekku dulu tinggal di Apartment ini, sebelum ia meninggal,"

"Oh, aku minta maaf," Serim terkekeh gemas, kemudian mengelus rambut Allen.

"Sampai jumpa besok, chocolate," Allen terkejut dan mendorong Serim agar menjauh darinya.

"Chocolate?!" tanya Allen.

"Kenapa? Kau manis dan bekerja di toko cokelat, aku akan memanggilmu chocolate," Serim berjalan meninggalkannya. Pertama kali dalam hidupnya, Allen merasa pipinya memerah.

"Park Serim, sialan!"

-

(a/n) seneng banget ada yang baca work ini T—T jangan lupa vommentsnya!

20+ Vote for next update!!💕💕💕💕💕

Chocolate • Sellen Where stories live. Discover now