"Diamlah, aku sungguh lapar bahkan aku tidak makan dengan benar kemarin!" kata Jaehyun

"Arrasseo, makan yang banyak Jaehyun. Kau seperti gelandangan ketika statusmu konglomerat. Aish," timpal Doyoung.

"Kau juga sama saja Doyoung! " kata Taeyong kali ini memberikan daging untuknya dan Johnny.

Akhirnya mereka makan dengan sedikit tenang meskipun Jaehyun dan Doyoung mengambil banyak daging. Karena keduanya belum makan dengan benar semenjak dini hari karena ada operasi. Taeil juga dibagi banyak daging karena pemuda itu juga kelelahan dan kelaparan. Taeyong dan Johnny lebih baik daripada mereka karena hanya jadwal rawat jalan dan menengok pasien.

"Orang sibuk seperti kita memang harus makan yang banyak," kata Taeyong.

"Kau tahu, kita bisa kecanduan cola jika meminumnya terus." Doyoung berkata sebelum menegak colanya.

"Bagaimana lagi, kita semua takut ada panggilan darurat. Ini bukan akhir pekan," kata Johnny.

.

.

.

Taeil diantar pulang oleh Johnny, sedangkan yang lain memilih naik taksi. Kesadarannya hampir terenggut tapi ia mencoba bertahan karena tidak ingin merepotkan Johnny untuk membangunkannya. Ia berusaha keras membuat matanya tetap terjaga.

"Kau bisa tidur dulu," kata Johnny.

Taeil mengangguk dan memejamkan mata, ia akhirnya menyerah. Mobil itu terlalu hening karena Johnny tidak menyalakan radio atau semacamnya padahal ia bisa bertahan jika ada sedikit suara berisik. "Kenapa tidak menyalakan radio atau semacamnya?"

"Moon Taeil. Kau bilang akan tidur cepat  hari ini," kata Johnny.

"Tapi aku akan merepotkanmu nanti," kata Taeil dengan suara serak kemudian ia menguap. "Baiklah, aku menyerah. Bangunkan aku kalau sudah sampai."

"Arrasseo," kata Johnny.

Namun saat Taeil terbangun, ia sudah melihat matahari yang bersinar dari atas ranjangnya.
.

.

.

"Ice Americano. "

"Strawberry Frappucino."

"Coffe Latte hangat."

Taeyong menatap tajam dua orang yang baru saja ikut memesan bersamanya. Mereka melenggang pergi menuju tempat duduk dan mengatakan akan menunggu Taeyong. Itu berarti Taeyong yang akan membayar pesanan mereka. Kenapa juga ia mau berteman dengan dua orang tidak sopan itu?

"Ini pesanan kalian! Kalian seperti belahan jiwa datang bersama dan mengganggu orang bersama."

Jaehyun terkekeh mengambil Strawbery Frappucinonya. Doyoung mengambil Latte hangatnya, "Terima kasih. "

"Astaga, Jaehyun kau seharusnya yang mentraktir bukan aku," kata Taeyong.

"Ini menggunakan kartu perusahaan. Secara teknis aku yang mentraktir," kata Jaehyun.

"Kau benar-benar perhitungan Jung, " kata Doyoung.

Jaehyun menggedikkan bahunya dan minum dengan santainya. Taeyong mendesah lelah membiarkan saja karena memang secara teknis itu uang Jaehyun. Mereka punya sedikit waktu santai sebelum pekerjaan mereka dimulai. Masing-masing diam dan sibuk dengan minuman mereka. Sebelum kebisingan dari ponsel Doyoung menghancurkan suasana itu.

"Baiklah,  aku segera ke sana." Doyoung memutus sambungan teleponnya. "Aku pergi! "

Jaehyun dan Taeyong hanya melihat kepergian Doyoung. "Kau kelihatan santai sepertinya," kata Taeyong.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now