8. Jawaban dari Sebuah Harapan?

Mulai dari awal
                                    


.


.


Aku selalu mengingat kejadian saat aku mencium pipi Ethan malam itu. Hal ini terjadi setiap kali aku tak sengaja berpapasan dengannya.

Semenjak hari itu aku berusaha untuk menjauhinya. Bukan benar-benar menjauh, hanya mengurangi intensitas pertemuan saja.

Seperti saat ini. Aku menghentikan langkahku yang akan pergi ke luar kelas saat aku tak sengaja berpapasan dengan Ethan yang baru datang.

Aku selalu terpaku tiap kali melihat sosok bak idol dari negeri Ginseng itu. Rasa-rasanya dia mirip dengan Kim Suho, leader dari salah satu boyband yang terkenal di negeri itu.

Itu memang dia, Luke.

Dia juga terlihat menghentikan langkahnya dan terpaku menatapku.

Seketika itu juga peristiwa malam itu kembali terlintas dalam benakku.

Aku pun memutuskan untuk tidak menyapanya dan segera berbalik arah kembali ke tempat dudukku.

Uh.. dia bahkan masih memandang ke arahku.

"Luke!" Panggil seorang siswa. Aku menoleh ke asal suara bersamaan dengan seorang laki-laki yang menghampiri tempat dudukku.

Dia Gray, si ketua kelas.

"Ah.. iya, Gray. Ada apa?" Aku menanggapinya untuk mengalihkan fokusku pada Ethan.

"Apakah kau sudah menyelesaikan tugasmu?" Tanyanya sambil duduk di sebelahku.

"Tugas membuat cerita? Sudah dong.. ini!" Aku menunjukkan bukuku.

"Wah.. kau menulis tentang apa?"

"Aku menulis tentang nimfa."

"Nimfa?!! Hebat sekali! Padahal kisah-kisah tentang nimfa termasuk jarang diceritakan di mitologi-mitologi loh.."

"Ah.. kau bisa saja.." Gray tidak tau saja kalau aku mengenal dekat nimfa-nimfa itu.

Kami kembali berbincang-bincang. Mengabaikan Ethan yang berjalan ke arah tempat duduknya.

Huhh.. untung dia sudah pergi..

.

.

.


Saat ini aku sedang berada di perpustakaan sekolah bersama keempat sahabatku.

Kami sedang fokus mencari buku yang diminta salah satu guru saat tiba-tiba Ethan muncul dan menyeretku keluar dari sana.

"Ethan Kim! Apa-apaan ini?!!"

Lorong ini terasa lenggang mengingat ini masih jam pelajaran membuat suaraku terdengar sedikit menggema.

Ethan hanya terdiam menatapku. Aku yang diperlakukan seperti itu menjadi merasa sedikit takut dan malu di saat yang bersamaan.

Kejadian malam itu kembali terlintas dalam benakku. Aku tidak tau bagaimana bisa aku seberani itu untuk mencium pipinya.

Uhh.. bahkan aku masih bisa merasakan kenyal dan nuansa hangatnya.

Di saat aku berusaha menghilangkan ingatan itu, tiba-tiba saja Ethan mendorongku ke tembok. Hal itu membuatku terkejut.

Dia mengikis jarak secepat mungkin dan..

Cup.

Ia mempersatukan kedua belah bibir kami. Waktu seolah-olah terhenti saat kecupan itu perlahan berubah menjadi lumatan panas.

Aku terpaksa membuka bibirku saat Ethan menggigit pelan bibir bawahku dan membuatnya bebas menjelajah rongga mulutku. Aku mulai kehabisan napas dan ciuman itupun terlepas saat aku memukul dadanya.

"Hah.. hah.. hah.. Ethan-ah.. kenapa kau tiba-tiba mencium-"

"Jadilah kekasihku, Luke!"

"Apaa?!!"

Aku terkejut dengan apa yang dikatakannya begitupun dengan 4 orang gadis yang mengintip di balik pintu.

.

.

.

TBC

¤¤¤

Hai semua!
Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat ya!

Maaf sekali baru bisa melanjutkan judul ini.

Semoga masih ada yang tertarik membaca cerita ini ya 😘😘

Oh ya, apa ada yang tertarik dengan genre horror?

Aku punya beberapa cerita bergenre itu (pastinya boyslove juga).

Nanti akan aku unggah jika banyak yang berminat.


See you on the next chapter!

Jatim, 10-08-2021. 23.42 WIB.
Creonise.

Me & The Nymphs [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang