Petugas yang berjaga pasti sudah mengetahui hal ini, mereka tidak akan pernah bisa melawan Jung Jaehyun. Seolah lelaki bermarga Jung itu mengendalikan semua orang di dalam serta di luar sel. Kepala penjara bahkan bekerja sama dengan Jung Jaehyun. Mengerikan.

***

Taeyong membuka mata secara perlahan, ringisan pelan keluar dari belah bibirnya saat merasakan pening di kepala. Ia menatap ke sekeliling, menyadari bahwa ia berada di ruangan luas dengan satu lampu berwarna kuning terang yang terletak di tengah ruangan tersebut. Ada beberapa benda yang di tutupi oleh terpal, Taeyong tidak tahu apa yang ada di balik terpal tersebut.

Pintu besi yang di buka membuat Taeyong menoleh. Ia duduk dengan tegap untuk melihat siapa yang datang, nyalinya seketika menciut begitu mengetahui bahwa itu adalah Jung Jaehyunㅡberjalan santai dengan pakaian napi berwarna cokelat muda. Tidak ada siapapun, hanya Jung Jaehyun, datang seorang diri seraya menarik bangku kayu yang terletak di dekat pintu masuk.

Jaehyun menarik bangku kayu tersebut dan menaruhnya tepat di hadapan Taeyong, setelah itu ia duduk di sana, memerhatikan Taeyong dengan wajah datar dan iris cokelat tua yang dingin.

"Lee Taeyong."

Suara husky yang di keluarkan oleh Jaehyun berhasil membuat tubuh Taeyong bergetar. Ternyata benar apa yang di katakan oleh Mingyu sebelumnya, Jaehyun memiliki aura berbeda dari para napi yang lain. Lelaki bermarga Jung itu terlihat tenang, namun Taeyong yakin Jaehyun sangatlah berbahaya, tatapan mata yang Jaehyun berikan begitu khasㅡseperti predator yang sedang mengamati mangsa.

Jaehyun bersidekap dan menegakkan tubuh, menatap Taeyong dengan tatapan rendah. "Pembunuhan berencana, membunuh untuk melindungi keluarga. Bukan begitu?"

Taeyong tidak menjawab, lebih memilih untuk diam. Sesekali iris hitamnya akan menatap ke sembarang arah, menghindari tatapan Jaehyun yang menusuk. Sialan, tidak seharusnya Taeyong seperti ini, kenapa ia sangat lemah?!

"Kenapa diam?" gumam Jaehyun pelan, ia mencondongkan tubuh dan menempelkan kedua siku di paha, "bukankah kau tipe pemberontak?"

Taeyong mengigit ujung lidahnya sendiri sebelum mendongak, menatap Jaehyun tepat di mata. "Apa yang akan kau lakukan padaku?"

Sebelah sudut bibir Jaehyun terangkat; membentuk seringai. "Begitu, kau harus mengeluarkan suaramu."

Tenggorokan Taeyong terasa begitu kering, ia menelan air liur dan mengepalkan kedua tangan, berusaha mengumpulkan keberanian. "Apa yang akan kau lakukan Jung Jaehyun? Lepaskan aku, aku ingin kembaliㅡ"

"Aku menyukai semangatmu," potong Jaehyun cepat, ia tertawa kecil. "Tapi menyebut nama lengkapku tanpa hormat seperti itu, aku tidak menyukainya. Sepertinya aku harus mengajarimu sopan santun."

Nyali Taeyong seketika menciut, ia memundurkan tubuh ketika Jaehyun berdiri dan berjalan mendekatinya. "Apa yangㅡ"

Suara tamparan keras mengisi keheningan di ruang luas tersebut. Taeyong terdiam dengan rintihan pelan yang keluar dari bibir ketika menerima tamparan kuat pada pipi, bahkan tubuhnya hampir tersungkur di lantai yang kotor.

Taeyong mendelik, ia berdiri dan menatap Jaehyun dengan nyalang. "Apa yang kau lakukㅡAH!" tubuh Taeyong terduduk di lantai, tamparan kedua ia terima dan kini Taeyong bisa merasakan asin yang masuk ke sela mulutㅡsudut bibirnya berdarah.

Jaehyun menundukkan tubuh dan mencengkram kuat dagu Taeyong. "Katakan namaku sekali lagi."

Taeyong berusaha melepaskan tangan Jaehyun yang mencengkram dagunya; tapi ia tidak bisa. Lelaki bermarga Jung itu semakin menekan kuat cengkraman, membuat Taeyong meringis kesakitan, rahangnya terasa di remukkan.

"Katakan namaku sekali lagi."

Taeyong menggeleng pelan. Ini sangat mengintimidasi, Jaehyun mengatakan hal tersebut dengan tenangㅡnamun penuh penekanan. Jantung Taeyong berdegup kencang, ia menatap ke arah belakang Jaehyun, tidak berani melihat tatapan mata mematikan milik si lelaki bermarga Jung.

Jaehyun melepas cengkramannya pada dagu Taeyong dan menepuk pipi si lelaki cantik dengan lumayan kencang. "Mulai sekarang kau berada di bawah perintahku, kau mengerti?"

Tidak ada keinginan untuk menjawab, Taeyong sama sekali tidak mengerti apa yang Jaehyun maksud di bawah perintah, ia tidak tahu apa yang akan Jaehyun lakukan selanjutnya. Taeyong ingin kembali ke sel dan bertemu teman-temannya.

Iris hitam Taeyong melirik pintu keluar yang sepertinya tidak di kunci. Ia mengepalkan tangan, Taeyong harus melarikan diri dari sini cepatnya!

Jaehyun berdiri tegak dan mengeluarkan bungkus rokok dari dalam celana. Berniat untuk membakar tembakau yang sudah di lapisi oleh kertas tersebut.

Napas Taeyong terengah, ia bangkit dan berlari dengan cepat menuju pintu. Membuat Jaehyun menoleh, Jaehyun memiringkan kepala dan tersenyum miring, tangannya meraih kursi kayu yang berada di sampingnyaㅡia mengangkat kursi tersebut sebelum melemparkannya sekuat tenaga ke arah punggung Taeyong.

Tubuh Taeyong terjatuh di lantai dengan rasa sakit yang mendera bagian belakang tubuh. Napasnya terdengar tidak stabil, bibir Taeyong terbuka, ia tidak bisa bernapas dengan baik, bagian belakang dadanya terasa ngilu.

Jaehyun melangkah mendekati Taeyong dan berdiri di samping si lelaki cantik yang berbaring di lantai dengan napas yang tersendat. "Coba lari dariku lain kali, aku akan menghantam kepalamu."

Dan setelah itu Taeyong kehilangan kesadaran untuk yang kedua kali. Ia tidak bisa bernapas dengan baik dan tulang punggungnya mungkin retak karena di hantam oleh kursi kayu.

Tbc

Ehe maap, kasar y jung jaehyun.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang