Tidak terasa bis yang dongpyo naiki berhenti pada sebuah halte yang jaraknya bisa di bilang jauh dari lokasi toko atau pun rumah nya. Dongpyo turun dan berjalan menyusuri pinggir jalan menuju ke suatu tempat yang biasa Ia kunjungi jika sedang merindukan ayah nya. Ya.. Sebuah pemakaman dimana di sana ada makam ayah nya. Dongpyo mengabaikan bahwa hari ini adalah hari yang Ia tunggu-tunggu. Rencana nya sepulang sekolah tadi Ia akan langsung ke toko, berharap akan bertemu pujaan hatinya. Dongpyo menunggu sekertaris Han asal tahu saja, karena beberapa minggu yang lalu yang mengambil pesanan bunga adalah uncle hanbinie nya bukan lagi sekertaris pujaan hatinya. Ya dongpyo mengakui jika Ia menyukai sosok sekertaris tampan itu.

Dongpyo sudah duduk bersimpuh di samping makam sang ayah. Tanpa sadar air matanya pun menetes.


"Appa... ".

Dongpyo tersenyum tapi air matanya masih senantiasa membasahi pipi.

" Hiks... Appa... Aku datang.. Maaf tidak membawa bunga... ".

" Appa.. Aku merindukan mu.. Hiks.. Appa... ".

Dongpyo larut dengan kesedihan nya, Ia menceritakan semua keluh kesahnya pada makam sang ayah. Tidak menyadari langit yang tiba-tiba menggelap, bukan karena matahari yang sudah kembali ke peraduan nya tapi karena awan hitam yang datang menyelimuti .











****







Hanbin berjalan menyusuri area pemakaman, setelah memberikan bunga dan bercerita pada makam istrinya seperti biasa. Padahal masih banyak yang ingin Ia cerita kan tapi karena melihat langit yang menggelap dengan terpaksa Ia mengakhiri pertemuan nya kali ini. Hanbin tidak di temani seungwoo kali ini, Ia pergi sendiri. Tadi Ia hanya menugaskan seungwoo untuk mengambil bunga ke toko milik jinhwan.

Rintik hujan mulai Ia rasakan membahasi kemeja yang Ia kenakan. Hanbin mempercepat langkahnya berniat segera sampai ke mobil nya. Tapi pendengaran nya menangkap sebuah suara tangis lirih dari arah kirinya. Hanbin menoleh ke arah kiri dan mendapati seseorang yang sedang menangis dan memeluk sebuah nisan. Hanbin memicingkan mata mempertajam penglihatan nya, Ia merasa tidak asing dengan seragam yang di kenakan oleh gadis yang sedang menangis itu. Hanbin mendekat menghampiri gadis itu dan terkejut saat gadis itu mendongak menatapnya, gadis itu juga terkejut mendapati seorang pria tiba-tiba berdiri di hadapan nya. Hanbin sempat membaca nama di dalam nisan tersebut, Son Dongwoon.

"Dongpyo... ".

" Uncle.. Hiks.. Hanbinie.. ". Dongpyo menatapnya sambil menangis.
Hanbin menghampiri dongpyo dan menenangkan gadis itu.

" Kita pulang.. Hujan sebentar lagi akan turun .. ". Hanbin memapah dongpyo yang masih menangis dan seperti tidak rela meninggalkan makam.

" Hiks.. Ap-pa.. Ini Appa ku.. ". Dongpyo menunjuk nisan di hadapan nya seakan sedang memberitahu hanbin. Hanbin hanya mengangguk mengiyakan.

" Iya... Sekarang kita pulang... ".

Keduanya berjalan cepat ke arah mobil milik hanbin dan memasuki mobil tersebut saat hujan deras jatuh
membasahi bumi.

Hanbin  menyodorkan tisu ke arah dongpyo dan gadis itu menerimanya lalu membersihkan wajah dan tangan nya yang basah dan kotor. Masih sesenggukan gadis itu menatap hanbin.

" Uncle.. Apa yang uncle lakukan di sini...? ". Tanya nya.
Hanbin yang sedang mengambil jas nya di kursi belakang segera menghentikan gerakan nya. Lalu menatap gadis di samping nya.

" Lalu apa yang kau lakukan? Sendirian pula..?".  Bukan nya menjawab, hanbin malah Bertanya sebaliknya.

" Uncle.. Pertanyaan ku belum kau jawab... ". Rengek dongpyo.

BINHWANWhere stories live. Discover now