'Maafkan aku Gun, ku mohon jangan membenciku.'

⚡⚡⚡

"Papa."

"Papa."

"Papa, bangun."

Samar-samar Gun mendengar suara anak perempuan tengah memanggilnya, Gun tahu ia siapa, namun mata Gun terlalu sulit untuk di gerakkan. Hingga pada akhirnya Gun berhasil membuka mata nya sedikit demi sedikit. Gun sedikit mengernyit kala bau obat-obatan di rumah sakit menusuk indera penciuman Gun.

"Papaaaaa." Pekik anak perempuan yang ternyata adalah Nirin. Gun tersenyum kecil kala melihat anaknya menangisi keadaan Gun sekarang. "Aku pikir Papa tidak akan bangun lagi. Nirin takut." Lanjutnya polos.

"Berapa lama Papa tertidur, heum?" Tanya Gun dengan suara pelan, tangan Gun terulur, menghapus jejak air mata dipipi Nirin.

"Sejak kemarin siang." Jawab Nirin, ia pun segera memeluk sang ayah. "Papa tidak akan meninggalkan Nirin kan?"

Gun menggeleng kan kepala nya. "Tentu saja tidak. Papa akan terus bersamamu."

Nirin tersenyum lebar, menunjukkan deretan gigi nya yang rapi. Ia berbalik, berjalan menuju sofa yang berada di ruangan itu. Mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya lalu kembali beranjak mendekati Gun di ranjang rumah sakit.

"Tadi Nirin menemukan kertas ini di depan pintu. Nirin pikir ini pasti untuk Papa karena ada nama Papa disana." Ucap Nirin menyerahkan kertas berwarna putih yang ternyata adalah sebuah surat.

Jangan memikirkan apapun. Aku tak ingin melihat kau sakit lagi.

Gun terhenyak, tangan Gun gemetar. Liquid bening kini mengucur deras keluar dari pelupuk mata pria mungil itu. Mungkin orang yang mengirimkan surat itu tidak tahu jika Gun tahu betul siapa penulis surat itu. Tulisan tangan itu Gun mengenalinya, itu adalah tulisan tangan Off.

Mungkinkah?

Apa Gun sekarang mulai berhalusinasi lagi?

Tidak!

Gun yakin ia sadar, tapi bukankah Off sudah meninggal? Bagaimana pria itu mengirimkan surat untuknya.

Apakah di alam sana ada pengantar surat?

Gun menggeleng kepalanya. Pikiran nya sudah melanglang buana dan itu harus di hentikan.

Bukan kah tak mungkin orang yang mati hidup kembali? Mungkin tulisan Off dan si pengirim surat memang sama, tapi bukan berarti mereka orang yang sama bukan? Lantas siapa orang yang mengirim surat itu jika bukan Off?

Entahlah, Gun terlalu pusing untuk memikirkan hal berat. Ia takut itu akan memperparah kondisinya sekarang.

⚡⚡⚡

"Kue potongan pertama untuk Papa." Ucap Nirin sembari memberikan kue hasil potongan nya pada Gun.

Terdengar tepuk tangan yang riuh menggema hingga ke sudut ruangan. Gun tersenyum, ia mengecup pipi sang anak yang kini genap berusia sepuluh tahun. Dan sepertinya keputusan Gun untuk merayakan ulang tahun Nirin di sebuah hotel bintang lima tidaklah sia-sia. Karena sekarang putri nya terlihat sangat bahagia merayakan hari kelahirannya.

☑️ I'll Kill You, Boss!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora