15 april 1965

4.9K 285 13
                                    

Terhitung mulai tanggal 15 april 1965 ajudan baru datang dan menempati paviliun ajudan di rumah jenderal besar Abdul harris nasution yg terletak di jalan teuku umar no. 40 menteng, jakarta pusat

Kehadiran ajudan baru pak Nas ini bukanlah orang asing bagi keluarga besar Nasution. mengingat bahwa ibunda pierre adalah kawan karib ibunda ibu johanna sunarti nasution, istri dari pak Nas. Pangkatnya memang masih letda tapi langsung dipromosikan menjadi lettu saat menjadi ajudan pak Nas

Pierre bukanlah orang baru di rumah atasannya, sehingga ia hafal betul siapa saja yg ikut tinggal di dalam rumah pak Nas
Termasuk diriku, Arini.

Terhitung sepanjang tahun 62- 64 pierre sempat beberapa kali ikut menginap di rumah pak Nas dikala meliliki urusan di jakarta, meski pernah bertemu dengan pierre aku dan dirinya tidak terlalu dekat seperti ia dan anggota keluarga lain yg ikut tinggal di rumah pak Nas. Hal itu dikarenakan aku sibuk sekolah dan jarang memiliki waktu untuk mengenalnya lebih jauh, begitupun dirinya, ketika aku pulang dari sekolah pasti dirinya sedang tidak ada di rumah dan tentu saja pastinya aku dan dia jarang sekali bertemu

Sejak kedatanganku ikut tinggal di rumah pak Nas dari awal tahun 62 sejak usiaku 14 tahun aku sudah pernah bertemu pierre beberapa kali. Aku tinggal disini karena keluarga pak Nas masih bersaudara dengan bapakku yg ada di Bandung, sebenarnya aku tak terlalu ingin pergi dan bersekolah di jakarta ini, hanya saja pak Nas ingin membawaku ke jakarta untuk disekolahkan. katanya 'biar tau ibukota' bukan bermaksud apa- apa hanya saja pak Nas memang sebaik itu pada keluarga kami, padahal jika aku tak ikut kesinipun bapak ku di bandung masih sanggup untuk menyekolahkanku. Tapi bapak tak menahanku untuk ikut pak Nas dan lagipun aku oke- oke saja saat diajak tinggal dan disekolahkan di jakarta, untuk sekalian melatihku mandiri dan bisa hidup jauh dari orang tua.

Dan ternyata tahun ini sudah hampir tahun ke tiga ku tinggal di rumah pak Nas. Pak Nas punya si sulung yanti yg usianya  4 tahun lebih muda dariku dan si bungsu ade yg kini berusia 5 tahun. Keseharianku di rumah teuku umar ini hanyalah bersekolah dan membantu pekerjaan rumah anggota keluarga yg lain. Keluarga pak Nas memperlakukanku dengan baik selama tinggal disini, kadang aku bermain dengan yanti dan ade jika sedang libur atau mengantar ibu johanna berbelanja keperluan rumah. Selain aku, dirumah ini pun turut tinggal mardiah adik bungsu pak Nas dan alpiah pengasuh ade sejak ade masih bayi, ditambah dengan paviliun yg diisi oleh para ajudan termasuk pierre, ajudan baru pak Nas.

Pierre memang baik, dan ramah hanya saja sedikit kaku dalam keadaan tertentu. Maklum saja kehidupan militer yg keras dan disiplin pasti berefek padanya. karna tak terlalu dekat dengannya kusimpulkan sifatnya demikian padahal belum tentu juga hehehe.

Kamis pagi tanggal 15 april 1965 ini adalah hari pertama pierre mengajud sekaligus mulai tinggal di paviliun rumah pak Nas. Kegiatan diawali dengan sarapan di kediaman pak Nas. hari ini sejak subuh aku tak enak badan jadi kuputuskan untuk tidak berangkat ke sekolah dan membantu menyiapkan sarapan untuk pak Nas.

Bu Nas sudah memperingatkan agar aku beristirahat saja tapi tak enak rasanya bila semua orang mengerjakan pekerjaannya sementara aku hanya diam dan tidur- tiduran
Apalagi sekarang akan ada anggota baru yang tinggal di rumah ini

Aku membantu bu Nas memasak di dapur sementara mardiah menyiapkan meja makan, hari ini bu Nas menyuruhku memasak sedikit lebih banyak dari biasanya, oh iya aku baru ingat kalau pierre juga pasti akan ikut sarapan disini, disela alpiah yg mengurus ade bu Nas selalu memantau dan terjun langsung mengurus ade sehingga urusan masak memasak diserahkan padaku. Menu yg ku masak semuanya sesuka ku, ya apa saja lah yg penting pierre ikut menyukainya

Eh apakah kurang sopan jika aku memanggil dia hanya dengan namanya saja? sedangkan pierre terpaut 8 tahun lebih tua dariku..
Hmm oke baiklah kalau begitu bagaimana dengan sebutan pak ajudan? Atau pak pierre? Ah tidak tidak itu terkesan sangat tua..oke kalau begitu mas saja, mas pierre kan dia orang jawa hahaha

Semua masakan telah dihidangkan oleh mardiah di meja makan

Kemudian satu persatu anggota keluarga rumah ini datang dan mengisi kursi di meja makan termasuk pierre, eh maksudnya mas pierre.

Selagi tak ada yg mencari ku aku lebih baik diam saja di dapur dan membersihkan alat masak yg telah digunakan. Sarapanku bisa nanti saja karna sarapan pak Nas harus selalu didulukan. biasanya aku, mardiah dan alpiah akan makan belakangan saat pak Nas sudah berangkat kerja

Di meja makan Nasution dan ajudan barunya sedang sarapan sambil bercengkrama mengenai agenda mereka hari ini tak lupa ada bu nas beserta kedua putrinya dan mardiah yg juga ikut sarapan bersama.

"Bagaimana sarapannya pierre?" Tanya bu nas sambil memangku ade

"Selalu enak seperti biasa bu" ucap pierre sembari tersenyum

"Pasti enak, soalnya arini yg memasak hehe" celetuk mardiah

" lah iya arini kemana mar? Ko tidak ikut sarapan bersama" tanya bu nas pada mardiah

"Pasti sedang cuci piring, tunggu sebentar ya mardiah akan panggilkan" ucap mardiah

Pierre kembali melanjutkan percakapan dengan pak Nas diselingi tersenyum menjahili ade yg berada di pangkuan bu Nas

Di dapur mardiah menghampiri arini yg ternyata sedang membereskan wadah yang sudah di cuci ke dalam rak

"Eh rin, ayo keluar dulu bertemu sama ajudan barunya bapak (pak Nas)" ucap mardiah menarik tangan arini

"Ah nanti saja mba aku sedang beres beres" tolak arini

"Eh jangan begitu bu Nas sendiri loh yg menanyakanmu, lagipun sudah lama kan pierre tidak kesini masa kamu ndak mau bertemu dia" bujuk mardiah

"Ya sekarang kan mas pierre sudah jadi ajudannya bapak (pak Nas) nanti aku bisa ketemu dia kapan saja" elak arini

"Ya kalo bisa sekarang kenapa harus nunggu nanti toh rin? Mumpung belum pada berangkat loh" bujuk mardiah lagi

"Haduh.. mba ku ini rewel sekali, yasudah tunggu sebentar"
Ucap gemas  arini lalu merapihkan anak rambutnya yg sedikit berantakan

Di meja makan, pierre masih setia dengan posisinya menjahili ade sambil sesekali tertawa

"Ehemm semuanya...ini loh orang yg memasak sarapan kita" celetuk mardiah yg menggandeng arini

Pierre lalu mengalihkan pandangannya pada sumber suara

 Untuk Harini (Pierre Tendean Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang