Chapter X Perasaan yang Menuntun

Mulai dari awal
                                    

Rasanya mau mati, gunakan tanganmu sekarang!

"Apa-apaan ini!"

Pada akhirnya Type menutup matanya lagi, dia segera mengurus benda di tengah tubuhnya itu sambil berusaha memikirkan gambaran wanita cantik dalam video yang sering dikirimkan temannya.

Awalnya, dia cukup menyukai ini dan merasa cukup bagus, di dalam pikirannya penuh dengan rintihan manis yang membuatnya gemetar, membayangkan bentuk tubuh wanita yang lembut menyentuh seluruh tubuhnya, tapi tiba-tiba...

"Kamu imut, Type"

Sialan, berpikir gadis muda, gadis muda, gadis, gadis. Kamu berdiri karena apa sih.

Tapi, semakin dia meyakinkan dirinya seperti itu, malah gambaran wajah tampan itu semakin masuk ke dalam benaknya. Dia menggunakan kedua tangan untuk mempercepat gerakan, semakin dia menentang untuk berpikir, malah gambaran itu semakin berputar dalam pikirannya, dan yang paling buruk, saat ini dia memikirkan hari dimana pemuda itu menyentuhnya.

"Tharn... Ah~"

Desahan itu keluar dari mulutnya tanpa di sadari. Kali ini dia menggunakan satu tangan untuk bersandar pada tembok, dan saat mencapai puncak, bukannya pemandangan indah gadis cantik yang terbaring di depannya, tapi dia mendengar suara dalam seorang pria...

"Kuharap tidak bermimpi buruk"

Splurt

"Hah...Hah...Hah..."

Type terengah-engah dengan suara pelan, dia segera membasuh tubuhnya dengan air dingin, setelah itu dia menundukkan kepala dengan membenturkannya di tembok, merasakan perasaan terburuk sepanjang hidupnya. 

Dia menyelesaikan ini...karena Tharn

"Sore ini, aku akan bebas. Type, berbahagialah."

"Em"

***

Meskipun masih masuk masa-masa ospek tahun pertama, dimana para anak baru tiap fakultas menunjukkan kebolehannya, tapi ada masa-masa dimana mereka merdeka. Thiwat saat ini duduk di depan untuk waktu yang lama, setelah sesaat dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, seolah tidak ingin memikirkan apa yang terbesit di benaknya.

Tentu saja, melihat kondisinya yang seperti itu, temannya Techno tidak tahan untuk merasa khawatir.

"Ada apa?"

"Tidak ada"

"Bukankah kamu selalu bertengkar dengan seseorang setiap waktu. Sialan, kelompokku masih belum dapat giliran unjuk gigi, kalau sudah selesai padahal bisa cepat pulang, kamu pasti bisa bahagia..."

"Aku tidak ingin kembali ke asrama"

Saat Type mengucapkan kalimat ini keluar dari bibirnya, Techno langsung dengan mudah menerka maksud pembicaraannya. Dia yang sekarang sedang duduk di sebelahnya menatap dengan pandangan kaget. Karena sebelum ini, anak itu berteriak padanya ingin membuat Tharn keluar dari ruangan itu.

"Ada masalah apalagi dengan Tharn?"

Techno meneruskan ucapannya;

"Itu..."

Sebelum selesai, anak laki-laki yang terlihat jijik dengan teman sekamarnya hanya menggelengkan kepala, kemudian bicara dengan nada lelah;

"Aku ingin tinggal di luar asrama"

"Kemana? Ayahmu belum mengijinkanmu 'kan?"

"Karena aku tidak harus merasa tertekan seperti ini!"

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang