"Tapi Tuan-"

"Kalian berani menentangku?"

Kedua penjaga itu bingung. Bagaimanapun pemuda di hadapannya ini adalah Pangeran, namun yang memberi titah pada mereka adalah orang tua dari sang Pangeran sendiri. Ah semoga penjaga istana itu dapat selamat dari murka Raja dan Ratu.

Pangeran itu kembali melangkahkan kakinya menuju hutan. Setidaknya ia perlu menenangkan dirinya dan bersiap-siap untuk menemui kedua orang tuanya.

Ia mendudukkan dirinya dan bersandar pada sebatang pohon yang lumayan besar disana. Pohon tersebut terletak pada dataran yang lebih tinggi daripada pohon lainnya. Sehingga angin pun dengan mudah menerpa wajahnya yang nampak kusut karena kelelahan.

"Hey"

Pangeran itu berjengit kaget ketika mendengar sebuah suara namun tak dapat ia ketahui keberadaanya. Ia pun menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sumber suara tersebut. Namun yang ia dengar kemudian hanyalah kekehan yang entah darimana asalnya.

"Diatas sini"

Ia mendongak dan mendapati seorang pria yang tengah duduk pada sebuah cabang dari pohon tersebut.

"Kau terlihat bersedih"

"Ya?"

Pangeran itu kembali terkejut ketika pria itu menampakkan sayap pada punggungnya dan turun dari cabang pohon itu.

"Kau terkejut?"

"S-sedikit"

"Siapa namamu?"

"Hyacinthus. Namun, kau bisa memanggilku Renjun"

Pria tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku Zephyrus. Bila aku memanggilmu Renjun, kau bisa memanggilku Jeno. Aku adalah Dewa angin barat"

Ujar Jeno sembari tersenyum yang mengundang angin untuk membuat surainya melambai.

"Ah maafkan kelancanganku-"

"Tidak apa-apa, Renjun. Sepertinya kau butuh ditemani"

Renjun yang berniat untuk bangkit tertahan oleh Jeno yang mencengkeram pergelangan tangannya.

"Tunggulah disini. Aku akan menunjukkanmu sesuatu"

Jeno kembali membuka sayapnya dan terbang menjauhi Renjun.

Pangeran itu kembali pada kesendiriannya. Ia kembali memeluk lututnya seraya merasakan semilir angin yang menerpa tubuhnya.

Δεν σας προειδοποίησα;
(Didn't I warn you?)

Terdengar seseorang berbicara, lebih tepatnya menggumam. Dengan diiringi alunan dari Lyra, Renjun semakin larut dalam lantunan sajak yang ia dengar.


η αγάπη μου έδεσε τα φτερά μου
(Love has tied my wings)


Pangeran itu memutuskan untuk mencari tahu asal alunan lembut Lyra dan sang penyair tersebut.


Σας έπεσε με φτηνό άρωμα, που σας λιποθύμησε στη φωτιά
(Sprinkled you with cheap perfume, set you fainting in the fire)


Kaki mungilnya kembali menyusuri hutan tersebut lebih dalam. Kedua mata rubahnya membola ketika mendapati seorang pria tengah terduduk pada sebuah balok kayu dengan kedua sayap besar pada punggungnya. Jemarinya piawai memetik senar Lyra tersebut, seakan menghipnotis Renjun agar lebih dekat padanya.


Two EyesOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz