" Eh lo bisa ngedit video gak? biasanya orang yang bisa maen kamera juga bisa ngedit kan?" ucap dia dalam sebuah chat saat itu.

" Terus ngapa? " balasku.

" Eh editin video gue dong. Gratis ya, kan kemaren udah gue kasih duit lebih" balas dia.

" Gatau diri banget deh. Kok ada sih orang kaya lu". Balasku lagi.

" Bacot lo. Gue bayar deh berapapun lo mau. Tapi hari ini harus jadi". Balasnya

" Yaudah gue mau saham keluarga lu yang katanya kaya itu". Balasku dengan sedikit ngawur

" Eh bacot ya. Pake ngomongin saham segala kayak paham aja sih" balasnya.

" Lu cewek tapi kok ngomongnya kasar sih? Berapa kali lu ngomong 'bacot' dalam sehari ?"

" Bodoamat setan. Btw nama lo siapa? ". Tanya dia

" Juna ". Jawabku

" Oh. Nama gue Bulan. Pokoknya gitu ya, editin video gue. Deal kan?"

Kemudian setelah chat panjang lebar, aku pun mengiyakan untuk menerima tawarannya. Karena aku sendiri juga sedang butuh uang tambahan untuk biaya hidupku saat menumpang dirumah temanku. Dan dari chat itu juga, aku tahu nama gadis sombong itu, Bulan.

Sejak saat itu, Dia selalu meminta tolong padaku untuk urusan mengedit video. Perlahan-lahan kami menjadi dekat meski dengan keterpaksaan, karena aku hanya menganggap itu adalah urusan pekerjaan. Siapa juga yang mau dekat dengan wanita seperti itu.

Lagi, dia kembali menghubungiku. Namun kali ini berbeda, dia meminta tolong padaku untuk jadi fotografernya. Ketika itu aku belum tahu dia itu siapa, dan akupun tidak ingin tahu. Karena yang kubutuhkan hanyalah uangnya haha.

" Eh besok lo sibuk ?" ucap dia dalam sebuah chat.

" Gak " balasku.

" Gue butuh fotografer buat besok. Tar gue bayar kayak biasa" balas dia

" Gua males liat muka lu". Balasku

" Yaampun gue juga males liat muka lo, muka fakboy bejat. Gue juga kepaksa kali minta tolong ke elo. Pokoknya tar gue bayar." Balasnya

" Yaudah kalo gitu gua tolak tawaran lu. Omongan lu gak dijaga." Balasku lagi.

" Eh jangan gitu dong, orangnya gaada lagi. Orang yang biasa jadi fotografer gue udah pindah ke luar kota. Photoshoot-nya besok, males gue cari orang lain. Pliss" balas dia seakan-akan memohon padaku haha.

" Yaudah. Jam berapa?"

" Jam 09.00 pagi, lokasi fotonya di De Ranch L." Balasnya

" Njay itu dimana? Gua bukan asli orang sini. Gapaham tempat itu."

" Norak lo. Itu tempat pacuan kuda. Yaudah nanti kita ketemuan dulu di tempat yang waktu itu kita ketemu pertama kali. Ntar berangkat ke De Ranch-nya bareng." Ucap dia.

Keesokan harinya aku pun pergi menuju tempat bertemu yang sudah ditentukan.

"Mana tuh cewek, kok ga nongol. Jangan – jangan gua dikerjain."

Setengah jam berlalu, aku masih menunggu. Dia tak kunjung datang.

"Woiii, sorry gue telattt. Baru bangun soalnya hahaha" teriak seorang gadis yang berlari kearahku.

" Yaampun cewek macem apa coba baru bangun jam segini? Lagian apa lu yakin mau foto dengan muka berantakan gitu?" ucapku padanya.

" Tadi gue ga sempet make up-an, mandi aja engga hahaha. Make up-an nya nanti aja pas udah di lokasi." Kata dia dengan tertawa.

Saat mendengar itu darinya aku tidak bisa berkata-kata, aku tidak habis pikir. Kenapa ada jenis wanita seperti ini. Nilai minusnya dimataku benar-benar makin bertambah.

" Yaudah kita berangkat sekarang". Ucapku sembari berjalan kearah motor temanku yang hendak kupakai.

" Yaelah, motor butut lo ditinggal aja. Berangkatnya pake mobil gue aja. Mobilnya gue parkirin disana". ucapnya sembari menunjuk arah tempat dia memarkirkan mobilnya.

Mendengar ucapannya membuatku semakin kesal dan semakin membencinya. Sungguh, dia wanita paling sombong yang pernah kukenal.

Kami kemudian berangkat dengan mobilnya. Selama di perjalanan aku hanya diam karena kesal atas ucapan dia sebelumnya.

Sesampainya disana, kami menuju ke tempat yang akan digunakan untuk foto. Hamparan padang rumput nampak cukup luas, kulihat juga beberapa kuda yang sedang dipersiapkan untuk ditunggangi. Kemudian aku langsung menyiapkan peralatan yang digunakan untuk photoshoot. Begitu juga dengannya, dia langsung menata wajahnya dengan berbagai peralatan make up.

FUCKBOY DADDYWhere stories live. Discover now