"Maaf paman Wei, aku sendiri tidak mengerti kenapa seperti ini"

Wei Wuxian tersenyum.

"Tidak apa apa"

"Shizui!!" Sebuah suara memanggil, nampak Zishen berjalan cepat mendekati mereka.

"Zishen" sapa Shizui saat remaja sahabatnya itu sudah dihadapannya.

"Aku mencari mu"

"Maaf aku membeli buah dulu"

"Ayo pulang sudah sore" Shizui mengangguk.

Perlahan dia bangun dari duduknya, menunduk sedikit pada tiga orang di hadapannya.

"Aku pamit, terimakasih air minumnya"

"Mampirlah lagi "

Shizui mengangguk pelan, ada rasa berat melangkah dari tempat itu, beberapa kali dia menolehkan pandangan ke arah kios tersebut sebelum akhirnya menghilang di tengah kerumunan orang.

"Hei Shizui" Zishen menyenggol lengan Shizui dengan sikunya.

"Hmn?"

"Kenapa wajahmu jadi sedih begitu?"

"Entahlah"

"Ish kau ini lama lama seperti Ayahmu"

Shizui tersenyum, sungguh andai dia tahu perasaan yang tiba tiba hadir di dalam hatinya dia tidak akan merasa seperti sekarang ini.

Lan Shizui baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah besar itu, rumah yang sangat nyaman sebenarnya untuk di tinggali dengan segala kemewahan dan fasilitas nya.

Tapi Shizui tidak merasakan hal itu, saat Ayahnya mengajaknya pergi Shizui menolak, karena tidak ingin membuat sang Kakek lebih membencinya.

Shizui berjalan ke arah kamarnya, di hempas kan tubuh lelahnya ke atas pembaringan, matanya menerawang mengingat sosok yang baru saja dia temui hari ini.

Perasaan rindu kembali dia rasakan mengingat wajah mereka membuat Shizui ingin sekali bertemu, aneh? ya Shizui merasakan hal itu, mereka tak pernah bertemu tak pernah saling mengenal tapi mengapa Shizui merasakan kerinduan.

"A-Yuan.. boleh Ayah masuk"

"Ya Ayah masuklah"

Wajah tampan minim ekspresi milik Lan Wangji muncul dari balik pintu, langkah tegapnya berjalan mendekat anak semata wayangnya.

"Kenapa pulang terlambat?"

"Maaf Ayah ada sesuatu yang harus aku cari untuk tugas sekolah"

"Hmn, lalu kenapa tidak mengabari"

"Iya maaf A-Yuan lupa karena terlalu asyik mencari bersama Zishen"

Lan Wangji mengusap lembut kepala Shizui.

"Lain kali jika pulang terlambat berilah kabar, Ayah khawatir padamu"

"Iya Ayah maaf"

"Sudah makan?" Shizui menggeleng " bersihkan tubuhmu Ayah tunggu di bawah kita makan di luar"

"Baik Ayah"

Lan Wangji melangkah keluar dan menutup pintu, tanpa harus menunggu lama Shizui pun menuruti ucapan sang Ayah.

**********

Lan Wangji masih terdiam memandang sebuah bingkai foto, itu satu satunya foto yang tersisa dimana seorang pemuda berparas tampan cenderung cantik tersenyum bahagia.

Di usapnya lembut foto itu penuh rasa rindu yang menyakitkan.

"Wei Ying.... Aku merindukanmu"

Lan Wangji memeluk erat foto itu, bayangan masa lalunya kembali bermain dalam ingatannya, sungguh dia sangat merindukan sosok itu.

Behind That SmilleWhere stories live. Discover now