"Kau juga harus perhatikan kesehatanmu, setidaknya untuk A-Yuan"

Lan Wangji menghentikan aktivitas nya, netra ke emasan nya menatap Lan Xichen dalam.

"Kau boleh saja menghukum dirimu sendiri atas kepergian adik Wei, tapi ingatlah A-Yuan, jika sesuatu terjadi padamu bagaimana dengan putramu itu"

"Hmn"

"Bukan cuma hmn jawabnya, ayo kita keluar atau sekalian saja kita beli makanan dan makan bersama A-Yuan bukankah sebentar lagi jam istirahatnya juga"

Lan Wangji hanya mengangguk sebagai tanda setuju, kedua Lan bersaudara itu lalu pergi.

Lan Shizui sedang duduk di taman belakang sekolahnya, mata indahnya fokus membaca setiap baris kalimat di buku yang di pegang nya.

"A-Yuan"

Sebuah suara mengejutkan nya, seketika dia menatap arah suara, bibirnya tersenyum lebar saat melihat Ayah dan Pamannya datang.

"Ayah, Paman"

"Ayo kita makan siang, Paman sengaja mengajak Ayahmu kemari untuk makan bersama kita"

"Apa Ayah tidak keberatan?" Lan Shizui melirik Ayahnya ragu ragu.

"Tentu saja tidak, benarkan Wangji?"

"Hmn"

Lan Shizui tersenyum, sungguh dia tidak menyangka Ayahnya mau meluangkan waktu hanya untuk makan siang bersamanya.

"Ayah akan sering datang " baik Lan Xichen maupun Shizui menatap Lan Wangji tak percaya

"Iya Ayah A-Yuan akan senang sekali, terimakasih"

*********

Malam belum terlalu larut saat Lan Shizui mendengar suara Ayah dan Kakeknya berdebat.

"Berhenti bersikap begitu padaku Wangji"

"Sikap bagaimana yang paman maksud"

"Kau sekarang tidak pernah mendengarkan ku, selalu membantah apa yang aku katakan"

"Sudah cukup aku mendengarkan Paman hingga aku kehilangan Wei Ying"

Lan Qiren terdiam.

"Sudah cukup aku mendengarkan Paman hingga membuat Shizui tak punya ibu, apa lagi yang harus aku dengarkan"

"Kau..." Lan Qiren menatap tajam.

"Paman sudah dapatkan semuanya kurasa itu sudah cukup"

"Bocah sial itu benar benar membawa pengaruh buruk untukmu, dan seharusnya anak haram itu juga kau tinggal saja di panti asuhan, membawa sial saja"

Bukan hanya Lan Wangji yang merasakan sakit, tapi juga bocah kecil yang mendengar perkataan Lan Qiren mata beningnya terlihat berkaca kaca dan perlahan butir bening pun mengalir membasahi pipinya.

"Dia anakku Paman, bukan anak haram" Lan Wangji menatap tajam amarah nampak jelas terlihat dari raut wajahnya.

"Aku tidak akan pernah mau mengakui anak haram itu sebagai bagian dari keluarga Lan"

Lan Qiren langsung berbalik pergi tepat ketika Lan Xichen melangkah masuk.

"Wangji ada apa lagi?"

Lan Wangji tak menjawab, kakinya melangkah menuju kamar nya, Lan Xichen menarik napas panjang saat dia hendak melangkah di lihatnya A-Yuan berdiri dibalik dinding di ujung tangga.

"A-Yuan..."

"Paman!"

Lan Xichen bergegas menyambut Lan Shizui yang tergesa menuruni tangga bocah kecil itu menangis di pelukan sang Paman.

Behind That SmilleWhere stories live. Discover now