22. He Brings The Heaven To Her

Mulai dari awal
                                    

"Aku nggak bisa bobo, Chatu. Perutku sakit, rasanya kayak ditusuk-tusuk," Nara mengeluh. Perempuan itu bersandar kepada Javas melupakan kartu Uno yang segera tercecer.

"Tapi kamu harus bobo," Javas menimpali dengan nada sama manjanya dengan Nara.

Hahaha bobo? Sejak kapan lo pake kata bobo, Javas? Mungkin mulutnya sudah kelewat rusak sampai dia bersikap seimut itu. Tapi, jujur saja Javas hanya bisa begitu kalau lawan bicaranya Nara.

"Kalau Chatu cium aku, aku jadi bisa bobo nyenyak," ujar Nara lalu tertawa renyah hingga matanya membentuk lengkungan rupawan.

Cantik, serebrum Javas mendefinisikan Nara demikian. Naranya selalu cantik setiap waktu.

"Chatu? Aku minta dicium," ulang Nara karena Javas hanya menatapnya.

Javas tertawa, sedikit gemas dengan Nara yang memohon dengan sangat lantang. Sesuai permintaan Nara, Javas pun mencium kening Nara.

Kenapa ya Javas bisa sesayang ini sama Nara? Sampai rasanya dia selalu ingin di dekat Nara, kalau perlu dia berharap bisa mengantongi Nara agar si gadis bisa dibawa ke mana saja. Apa perlu Javas pesan kantong Doraemon agar dapat menyimpan Naranya?

Shit, kenapa jadi kantong Doraemon? Javas dihujat oleh logikanya.

Bodo amat.

Javas mengabaikan logikanya sebab dia terlalu senang sekarang. Pria itu menarik Nara hingga berbaring, mengungkung Nara yang dengan refleks masuk ke dalam pelukan. Hangat dan wangi jeruk, dua hal itu yang Javas rasakan ketika Nara berada di sisinya. Dua hal yang sama sekali tidak akan membuatnya bosan.

"Sudah dicium jadi Nayyara harus tidur," kata Javas.

Nara yang tadinya bersembunyi di dada Javas pun menengadah. "Diciumnya kurang lama, Chatu," gurau Nara.

Javas pun tidak membalas dengan perkataan, dia mengecup bibir Nara dalam sebagai jawaban. "Ini hari yang indah. Kita harus tidur agar bisa memulai hari yang lebih indah besok, Darling "

"Good night, Chatu."

"Good night, Sayang."

-oOo-

"Ini ya dokumennya," Nara menyerahkan map coklat tebal kepada Liv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini ya dokumennya," Nara menyerahkan map coklat tebal kepada Liv.

Nara diminta Lucas untuk datang ke Mavendra Building and Business Center untuk memberikan dokumen yang tertinggal di kantor. Bosnya itu terlihat sengaja menempatkan Nara di sini karena Lucas heran Nara tidak mengambil cuti bulan madu setelah menikah. Si gadis justru masuk kerja sehari setelah menikah dan Javas mengadakan rapat mendadak secara bersamaan. Padahal Lucas dengan suka rela memberikan Nara libur satu bulan penuh jika si gadis meminta, hitung-hitung dia bisa memundurkan deadline project. Sayangnya perempuan yang kini menyandang Mavendra di belakang namanya menolak, si pengantin hanya izin terlambat masuk kantor pasca menikah―dengan alasan ingin menemani Javas sarapan.

[Selesai] Perfectly Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang