Target 39: Hibari's Final Conclusion

21 0 0
                                    

Sudah lebih dari seminggu dan tidak terjadi apapun atau hal yang membuat sang mantan prefek ini merasa bahagia. Di Namimori, Yakuza sudah tidak ada. Mengapa? Sehari setelah pulang dari Tokyo menjemput Juri dari Tokyo, malamnya dia menghajar orang mana saja yang melewatinya. Karena dia tidak bisa melawat Mukuro saat itu, dia imbaskan kepada korban yang tidak tahu apa-apa. Hibari sedang menikmati bunga sakura yang bermekaran dihalamannya dia benci dengan bunga itu tetapi, dia tidak tahu siapa yang menanamnya kata salah satu anggota Foundation, Juri mendapatkan kiriman bunga dari seseorang. Rasanya, mengetahui hal tersebut Hibari ingin mengetahui siapa orangnya tapi nihil.

Tiba-tiba Kusakabe memasuki ruangan dan menatap Hibari sambil duduk.

"Kyo-san. Ada apa?" ucap Kusakabe bertanya.

"Kenapa semua orang disekitarku selalu menanyakan hubunganku terhadap Juri? Bukankah seperti ini tidak apa-apa? Herbivora itu seenaknya saja, kalau mereka bukan orang kukenal, kamikorosu." ucapnya sambil meraih gelas berisi teh hijau.

"Karena mungkin, kalau hanya pacaran itu hubungan sementara Kyo-san. Kudengar dari Hari-san, impian seorang wanita itu menikah. Bahkan kudengar, Juri sudah ditanya kapan menikah oleh Nana-san, ibunya Sawada-san. Tidakkah kau kasian dengannya, Kyo-san? Memang benar kata Asagi-san, wanita akan bosan dan lalu pergi jika tidak ada yang mengikat mereka disini." ucapnya berterus terang.

"Kenapa kau jadi berpihak pada herbivora yang lemah itu?" tanya Hibari lagi.

"Eugene-san pernah bilang pada Hari-san, kalau Kyo-san tidak mau menikahi Juri-san. Dia yang akan menikahi Juri-san sendiri. Begitu katanya dan Hari-san tidak protes tentang hal itu. Eugene punya keluarga yang bagus dan latar belakangnya juga bagus kecuali sifatnya." ucap Kusakabe mengelap keringatnya.

Tiba-tiba hening. Hibari langsung keluar dari ruangan. Kusakabe lalu berpikir apakah kata-katanya salah, ada yang aneh kah terhadap Kusakabe? Perkataannya? Hanya Hibari yang tahu. Hibari berjalan ke kamarnya dan menatap kaca di dinding, apa yang pria ini pikirkan?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di kampus Namimori ada 3 orang wanita sedang berada di kantin sedang makan siang dan membicarakan keluh kesah mereka dan sekalian memberi selamat bagi Hari atas pertunangannya. Acaranya sudah selesai dua hari yang lalu dan Juri merasa bahagia sekaligus cemburu tapi dia tidak memikirkan soal itu karena mungkin itu tidak mungkin. Mei Li menghela nafas, wanita ini sudah mempunyai satu anak laki-laki bernama Lan Fei yang telah berusia 2 tahun, saudara kembar Juri ini juga mengadopsi Ipin sebagai putrinya. 

"Nee-san, menyerah saja lah. Aku tahu kau cemburu dengan pertunangan Hari, kan? Tapi tetua clan takkan membiarkanmu untuk terus single. Mungkin nanti mereka akan memasangkanmu dengan Eugene. Aku tidak suka pria itu yang selalu bosan dan mencari masalah." ucapnya memijat pelipis kepala.

"Juuchan, aku ingin hanya ingin kamu bahagia. Pikirkanlah kebahagiaanmu dari kebahagiaan Kyoya-san. Dia orangnya susah untuk diajak kompromi. Pacaran lebih dari 5 tahun tanpa keinginan menikah, apakah kau akan bahagia?" ucap Hari memegang tangannya.

"Aku sudah terlanjur menyukainya dan tidak ada lelaki lain yang bisa memikatku. Hanya kepadanya, aku memberikan hatiku." ucap Juri tersenyum.

Setelah itu mereka pun masuk kelas masing-masing. Mei Li mengambil jurusan sastra cina sedangkan, Hari mengambil manajemen bisnis. Mereka berada dikelas berbeda dengan Juri tetapi baginya bukanlah sebuah masalah. Ketika itu hari sudah sore dan bisa melihat matahari hampir terbenam. Juri berjalan pulang sendiri dan berhenti disebuah sungai dengan taman Namimori.

~POV Juri~

Aku sepertinya akan disini untuk sebentar untuk menenangkan pikiran. 5 tahun ya? Aku pun tertawa, semuanya sudah terlambat. Tiba-tiba Eugene datang dan merangkul pundakku sambil membuka kacamata hias hitamnya. Dia tidak banyak berubah. 

"Kau ngapain disini?" tanyaku.

"Aku melihatmu sendiri disini jadi, aku ingin melihatmu. Aku mengkhawatirkanmu tentu saja karena Cavaliere Nero adalah dirimu. Jangan salah paham, aku tidak akan melakukan apapun kok kecuali kau yang menginginkannya." ucap Eugene mencium tanganku.

"Ya, seharusnya begitu. Kalian hanyalah pionku dan pijakanku untuk meraih sesuatu. Aku tidak pernah berpikir kalau kematian sebuah hal yang menenangkan. Aku tidak bertemu dengan ibuku disana. Sangat disayangkan." ucapkku mendekati Eugene dan berbisik ditelinganya.

"Begitu, memang sangat disayangkan. Aku ingin mencoba menghampiri kematian mungkin akan terjadi hal yang menarik." ucapnya tersenyum jahat.

"Kalau begitu, aku dengan senang hati ingin membunuhmu saat ini." 

Aku mendengar suara yang sangat kukenal, dan menatap kearah suara itu berasal. Ternyata Kyo-kun ada disini?! Bagaimana bisa? Terus aku melihat Kyo-kun mengeluarkan tonfa dan menyerang Eugene tapi dia berhasil menghindar.

"Ah, sangat menakutkan~ Aku takut mati dah~" ucapnya sambil senyum.

Aku menyuruh Eugene pergi dan menatap mata yang bisa menusuk dan tatapan wajah yang selalu ku ingat. Selalu terbayang didalam benakku. Walaupun begitu, aku tidak bisa berharap banyak kan? Kita hidup di dunia yang berbeda dan melihat segalanya berbeda.

~POV Ends~

"Kyo-kun, ayo pulang." ucap Juri menarik lengan bajunya.

"Apakah kau tidak mau mengatakan sesuatu padaku?" ucapnya memegang pundaknya.

"Hah? Apa maksudmu? Tidak ada. Aku sudah terbiasa dan tidak mengharapkan apapun kok!" ucap Juri tersenyum.

"Katakanlah. Aku ingin mendengarnya darimu." ucap Hibari dengan lembut.

"Aku ingin menginginkan lebih dari ini. Pada akhirnya, aku hanya wanita biasa juga tapi aku tahu sifat dan tingkah lakumu pasti Namimori ada prioritasmu. Jika Namimori adalah nama seseorang, aku pasti akan kalah kan?" Juri berkata.

"Itu benar Namimori adalah segalanya bagiku. Tapi saat ini, kau adalah Namimoriku." ucap Hibari.

Setelah mengeluarkan seluruh keluh kesah, akhirnya mereka pulang dalam perjalanan, Hibari melemparkan sebuah kotak kecil dan didalamnya Juri terkejut ada sebuah cincin dengan berlian biru. Dia bingung. Maksudnya apa ini?

"Kau pakai itu. Itu cincin pertunangan kita." 


Cavaliere Nero's Cloud [OC x Kyoya Hibari] A KHR Fanfic Sequel [COMPLETED]Where stories live. Discover now