Jangan Main-Main

4K 738 447
                                    

Buat sider, boleh muncul?
Terima kasih ^^

Trigger Warning ⚠

⚠ Trigger Warning ⚠

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




































Saat pertama kali masuk sekolah dasar, Nakamoto Yuma menjadi orang yang paling bahagia. Dia memiliki ambisi untuk menjadi murid yang rajin dan pintar. Mendapatkan nilai yang bagus dan membanggakan orangtuanya.

Ambisi dan impian sederhana yang selalu ingin Yuma capai. Ambisi sederhana yang hampir hilang hanya karena membela teman dan dia berbalik menjadi korban.

Yuma sudah kelas lima sekarang. Pola pikirnya sudah lebih berkembang. Ketika awal semester ada satu temannya yang di-bully habis-habisan oleh kakak kelasnya, Yuma tidak bisa diam saja.

Yuma yang saat itu melihat temannya dipukuli, langsung mencoba menghentikan agar temannya tidak diperlakukan dengan jahat. Namun, bukannya berhenti seperti yang diharapkan, Yuma malah menjadi korban lain untuk di-bully.

Setelah mencoba menolong teman, Yuma langsung diolok-olok hari itu juga. Sampai hari-hari berikutnya, Yuma menjadi bahan olok-olokan kakak kelasnya setiap kali datang dan pulang ke sekolah.

Hingga yang paling parah adalah dua bulan ini. Yuma juga dipukul saat diolok-olok di bagian punggungnya. Yuma pernah melawan sekali untuk membela diri karena tidak tahan diperlakukan dengan kasar.

Namun, perlawanannya sia-sia karena Yuma hanya sendiri, sementara yang melakukan bully ada sembilan orang. Setelah pembelaan diri yang pertama dan terakhir, Yuma malah makin sering dipukuli. Bahkan tidak hanya oleh tangan, tetapi juga oleh tas sembilan orang itu.

Di rumah, Yuma selalu tampil ceria seperti biasanya sampai seluruh anggota keluarganya tidak ada curiga. Yuma selalu menahan rasa sakit di punggungnya, serta tekanan batin yang ia rasakan setiap kali akan pergi sekolah.

Yuma tidak pernah mengeluhkan sekolahnya. Yuma tidak pernah menangis di hadapan orangtuanya. Yuma benar-benar terlihat sangat baik di hadapan keluarganya. Yuma menjadi gadis manis yang paling bahagia ketika dia di luar sekolah.

Tetapi ketika di sekolah, Yuma menjadi gadis yang tertekan dan paling tidak bahagia. Bahkan teman-temannya jadi menjauh karena takut menjadi korban kakak kelasnya kalau dekat dengan Yuma.

Hingga puncaknya saat sembilan kakak kelas Yuma datang ke kelas dan mengganggu gadis itu yang sedang istirahat.

"Heh, pendek. Kenapa nggak keluar?"

Return Where stories live. Discover now