Bab 1

56 4 8
                                    

"Ketika perang usai, kita akan menikah, lalu bumi akan menumbuhkan bunga seperti kamu, dan rahim kamu akan membawa gadis yang paling cantik di alam semesta."

Tulisan dengan tinta hitam yang mulai memudar karena bercak darah dan juga lusuh itu masih bisa terbaca dengan jelas.

George Alberto nama seorang laki-laki yang tercantum dibalik kertas surat itu mendadak menjadi pusat perhatian masyarakat Valea, pasalnya mayat laki-laki yang tidak sengaja ditemukan mengambang di sungai Muschi itu meninggalkan pesan yang mampu membuat banyak orang merasa kagum sekaligus terketuk hatinya. Laki-laki itu pasti sedang ditunggu pulang kekasihnya, namun malang nasibnya ia malah terbunuh, itulah yang dipikirkan oleh orang-orang.

"Kelihatannya dia bukan dari wilayah Valea,"

Laki-laki yang tengah sibuk mengikat kaki kelinci hasil buruannya itu mendongak, "Siapa?" tanyanya.

"Laki-laki yang berhasil menggegerkan kota kita tercinta, Valea. Aku rasa dia adalah seorang Protectorul, dan aku sangat yakin karena ada lambang Phoenix di lehernya."

Robert bangkit lalu menepuk punggung rekannya –Ameer, "Tentu saja dia bukan dari Valea, karena kota kita tidak pernah punya Protectorul, dan tidak akan pernah punya."

Ameer menaikkan bahunya, "Entahlah, mungkin suatu saat kita akan punya jika hal buruk terjadi pada kota ini."

Robert tidak menanggapi, ia biarkan rekannya itu terus bercerita soal para penjaga yang begitu ia banggakan. Jika saja Ameer tau soal Protectorul secara lebih mendalam Robert bisa mejamin jika Ameer tak akan pernah menyebut nama itu lagi.

***

Robert menaruh belati kecil yang tadi sudah ia bersihkan setelah ia gunakan untuk berburu. Suasana hatinya mendadak berubah semenjak ia mendengar berita yang disampaikan oleh Ameer tadi pagi mengenai mayat seorang laki-laki yang ia yakini sebagai seorang Protectorul. Yang membuat Robert heran adalah sedang apa pasukan penjaga elit itu sampai wilayah Valea. Apakah perjanjian itu sudah berakhir sehingga para pasukan itu bisa berkeliaran dengan bebas?

"Sepertinya kamu mulai dibuat resah dengan keberadaan pasukan elit itu."

Robert langsung menegakkan tubuhnya saat seorang laki-laki paruh baya itu memasuki kediamannya. "Aku tidak perduli soal itu," Robert menyahut.

"Pasti terjadi sesuatu di ibu kota sehingga kerajaan melepas para pasukan elit, apakah kau tidak penasaran alasan dibalik peristiwa itu Robert? Bukankah dulu kau adalah—"

"Hentikan!" dengan cepat Robert memotong ucapan Tuan Hankin. Robert tak ingin Tuan Hankin kembali mengingat siapa sebenarnya dirinya. Robert sudah tenang dengan bisa tinggal di Valea. Hidup dengan bebas tanpa ada pertempuran darah.

Robert bangkit dari duduknya dan mulai melangkah mengambil mantol bulunya. Ia lapar. Dan satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa laparnya adalah ia harus pergi ke kedai di ujung jalan untuk mendapat makanan. Harusnya ia bisa makan daging malam ini, tapi si menjengkelkan Ameer itu telah membawa hasil buruannya ke rumahnya. Robert terus menggerutu soal itu, namun jika dipikir lagi satu ekor kelinci tak akan cukup mengenyangkan perutnya.

Robert bergegas pergi setelah ia mengecek koin yang ia punya cukup untuk sekedar membeli bubur gandum.

"Ada surat masuk dari ibu kota, dan itu ditunjukkan untuk mu."

Robert menoleh, ia lihat wajah Tuan Hanking yang nampak serius. Tangan Robert lepas dari gagang pintu, kemudian menerima surat dengan simbol kerajaan itu.

"Aku sudah membukanya, tapi aku tidak melihat apa-apa."

Robert terkekeh. "Tentu saja kau tidak akan pernah bisa membaca surat seperti ini."

Robert "The Battle of Valea" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang