"Ada apa Taehyung-ssi?"

Taehyung melirik ke arah belakang Taeyong sebelum mengisyaratkan Taeyong untuk mengikutinya dengan gerakan mata. Otomatis Taeyong mengikuti Taehyung tanpa ragu; berjalan di belakang lelaki bermarga Kim itu.

Sejauh ini, hanya Taehyung yang tidak pernah berbicara dengannya, tapi kali ini berbeda, Taehyung memanggilnya. Di dalam sel pun Taehyung selalu menyendiri; menyibukkan diri dengan membaca buku atau tidur.

"Sebenarnya kita akan kemana?" tanya Taeyong penasaran, ia terus mengikuti Taehyung, berjalan di lorong gelap yang menuju pada ruang mesin.

Taehyung melirik Taeyong dari ekor mata. "Ikut saja."

"K-kau tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kan?"

"Menurutmu?"

Taeyong menghentikan langkah kaki, ia hanya mempercayai Baro dan Mingyu. Taehyung memang teman satu sel, tapi tidak seharusnya Taeyong mempercayai Taehyung dengan mudah! Bagaimana bila ternyata Taehyung adalah satu dari sekian napi yang mengawasinya?

Menyadari bahwa Taeyong berhenti berjalan membuat Taehyung membalikan tubuh, iris hitamnya menatap lurus pada wajah Taeyong; melemparkan tatapan tajam.

"Ikuti aku." ujar Taehyung dengan nada datar yang bersifat otoriter.

Taeyong menggeleng. "Tidak, aku akan kembali dan menunggu Baro."

Baru saja Taeyong membalikkan tubuh untuk pergi, tapi Taehyung menahan pergelangan tangannya dan menggeram pelan. Ia menarik Taeyong; masuk ke dalam ruang mesin yang di penuhi oleh bau karat besi serta oli, belum lagi suara yang di hasilkan oleh mesin sangat menganggu.

"Taehyung-ssi! Lepaskan aku!"

"Diam."

"Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Taeyong panik, ia mencoba melepaskan tangan Taehyung yang mencengkram kuat pergelangan tangannya.

Taehyung mengeraskan rahang lalu berbalik dengan cepat; mencengkram kuat leher Taeyong, berhasil membuat si lelaki cantik terkejut dan tersedak. Memang cengkramannya tidak terlalu kuat, tapi tetap saja Taeyong ketakutan! Taehyung itu memiliki aura yang cukup menyeramkan!

"Bisakah kau menutup mulutmu?" gumam Taehyung pelan.

"A-apa yang akan kau lakukan?"

Taehyung baru saja mau membuka mulut, tapi suara pintu yang terbuka membuat ia mengurungkan niat. Taehyung menutup mulut Taeyong dan mengajak si lelaki bermarga Lee bersembunyi di balik mesin besar; di sudut, tidak ada yang bisa melihat mereka berdua.

"Kemana lelaki sialan itu?" ujar salah satu orang yang baru saja membuka pintu, suaranya terdengar sangat serak.

"Bukankah tadi dia masuk ke dalam sini?"

Taeyong terdiam, iris hitamnya menatap Taehyung tepat pada wajah karena mereka berdua menempel dengan erat; tidak ada jarak. Taehyung menyudutkannya, kepala lelaki bermarga Kim itu muncul dari balik mesin; mengawasi orang-orang yang baru saja masuk.

"Sepertinya dia tidak masuk kesini, ayo cari ke tempat lain."

"Sialan!"

Setelah itu pintu tertutup. Taehyung melepaskan tangannya dari mulut Taeyong dan berdiri. "Pergilah."

"A-apa?"

"Pergilah."

Taeyong menegapkan tubuh dan menarik baju belakang milik Taehyung. "Sebenarnya ada apa?"

Taehyung menatap Taeyong dingin. "Dengar, aku tidak tahu apa yang kau lakukan sehingga kau di incar oleh Jung brengsek Jaehyun, aku hanya membantumu sekali. Mereka mencarimu."

"Apa yang akan mereka lakukan padaku?"

"Entah, mungkin membunuhmu." ujar Taehyung santai, ia melepaskan tangan Taeyong yang mengenggam ujung bajunya, "anggap saja ini tidak pernah terjadi."

Setelah mengatakan itu Taehyung keluar dari ruang mesin; meninggalkan Taeyong yang terdiam dengan beribu pertanyaan di dalam kepala. Jung Jaehyun? Bukankah itu adalah nama pemimpin yang di takuti oleh semua napi serta beberapa sipir? Benarkah Jaehyun akan membunuhnya?

Taeyong menghirup napas dalam. "Sepertinya Taehyung membantuku.." gumamnya pelan.

***

Mingyu menatap lurus ke arah Taeyong yang terdiam; tanpa berniat menyentuh makanan yang ada di hadapannya, lelaki bermarga Lee itu seolah memiliki sesuatu di pikiran. Mingyu tentu tahu apa yang menimpa Taeyong, tapi ia belum mengatakan apapun karena takut membuat Taeyong tidak tenang.

"Taeyong-ah?"

Taeyong mengerjapkan mata beberapa kali dan menatap Mingyu yang memanggil namanya. "Ah, ya?"

Mereka sedang berada di dalam sel. Baro dan Taehyung memakan makanan dalam diam, menikmati makanan yang tidak terlalu lezat itu.

Mingyu menunjuk makanan Taeyong. "Makanlah, tidak perlu memikirkan apapun. Isi perutmu setelah itu beristirahat, besok kau masih memiliki pekerjaan."

Taeyong mengulum bibir lalu mengangguk. "Terimakasih sudah mengingatkan."

"Tentu."

Iris hitam Taeyong menatap Taehyung yang sedang menghabiskan makanan nya, ia ingin berterima kasih, tapi Taehyung mengatakan bahwa ia harus menganggap tidak ada apapun yang terjadi siang tadi.

Taeyong menghela napas lalu kembali memakan makanan nya, mungkin jika di beri kesempatan, ia harus berterimakasih pada Taehyung. Tapi sungguh, Taeyong masih penasaran. Kenapa Jaehyun mengincarnya? Taeyong tidak merasa melakukan sesuatu yang salah.

Taeyong hanya takut, jika nanti ia benar-benar tertangkap. Bila itu terjadi, apa yang akan Jaehyun lakukan padanya?

Tbc

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang