Bab 1 : Jeritan gadis kecil

165 24 53
                                    


***
Berabad-abad lamanya Tanah Jawa merupakan tanah yang Indah tiada tara. Tanah yang amat subur dan kaya. Juga dikenal sebagai pemasok beras terbesar yang pernah ada. Selain itu Tanah Jawa juga menjadi pusat transit antara selat malaka dan pulau banda yang kaya rempah. Membuat perekonomian Tanah Jawa menjadi sangat maju. Tak dapat dipungkiri lagi jika tanah Jawa adalah kunci nusantara. Tak heran jika banyak penguasa menginginkan Pulau Jawa.

Pasca meninggalnya Raja Hayam Wuruk, Tanah Jawa mengalami berbagai macam pertempuran dan Pertumpahan darah demi merebut legitimasi kekuasaan atas tanah
Jawa. yang membuat posisi Majapahit semakin lemah. Hal itu membuat Sedikit demi sedikit kadipaten dan daerah perdikan melepaskan diri dari majapahit. Hingga akhirnya kerajaan besar tersebut runtuh tahun 1527. Karena serangan sultan Trenggono yang mengaku sebagai penerus yang sah dari Majapahit dan berhak berkuasa atas seluruh tanah Jawa.

Majapahit ditaklukkannya, sunda kelapa jatuh ke tangannya lalu madura, Palembang, Sukadana. Kekuasaan Sang Sultan membentang dari sungai musi sampai gunung mahameru. Namun ambisinya menyatukan nusantara berujung kebuntuan. Ia meninggal saat ekspedisi militernya ke panarukan di ujung timur Jawa.

Setelah kematiannya sedikit demi sedikit wilayah Demak menyusut. Ditambah dengan penerus Sultan Trenggono yang tidak cakap dan lebih mementingkan urusan dirinya sendiri daripada urusan negara. yang saat itu berada di ambang kehancuran. Selain itu Beliau juga memindahkan ibukota ke daerah terpencil di sebelah timur kota Kudus dan sebelah Selatan Pati yang membuat hubungan ke luar menjadi agak sulit. Apa yang ditanam pasti menuai hasil. Pemberontakan di Jipang dipimpin oleh arya penangsang pun pecah, Arya penangsang menuntut kematian ayahandanya yang meninggal demi kekuasaan sultan Trenggono. Selain itu dia juga merasa berhak menjadi penguasa Demak karena ia adalah putra pangeran Kikin, yang merupakan kakak Sultan trenggono. Ambisi Arya penangsang yang rakus kekuasaan tersebut membuat seluruh Demak mengalami kepanikan dan kejayaan Demak mengalami kemunduran. Sedikit demi sedikit wilayah Demak menyusut.

Saat perang berkecamuk di sebuah Desa Prawata semua orang sedang panik karena mendengar kabar pasukan kadipaten jipang ingin menyerbu desa mereka. Namun tidak dengan sang gadis kecil yang bermain bersama kawan-kawannya. Tertawa bahagia tanpa menghiraukan situasi yang sedang genting.

"Hati-hati semua jangan ada keluar desa, desa kita dikepung woro-woro, " ujar sang prajurit penjaga desa sambil membunyikan kentongan bambu dengan keras.

Peringatan itu dihiraukan oleh para anak-anak desa setempat mereka disibukkan dengan permainan petak umpet.

Semua anak tertawa bahagia tak menghiraukan apa yang terjadi. Anak-anak periang tersebut bermain petak umpet sebuah permainan yang mengharuskan salah seorang dari mereka bersembunyi dan satu orang harus menemukan anak yang bersembunyi. Anak-anak periang pun bersembunyi.

Gadis kecil periang tersebut juga bersembunyi diantara semak-semak belukar yang dihuni serangga serangga yang mengerumuni Tubuh mungil si gadis kecil itu.
"Akh, banyak sekali semut merahnya. Bagaimana ini?  Aku pindah saja, " ujar sang gadis kecil dengan melangkahkan kaki dengan perlahan menjauhi desa dan bersembunyi di bawah pohon beringin.

Lalu terdengar suara gemuruh di hari yang cerah disertai suara ringikan kuda bagaikan kilat menyambar desa prawata
Suasana desa yang tentram itu berubah menjadi hitam kelabu. Desa kecil tempat persembunyian sang Sultan tersebut diselimuti ketakutan.

Pasukan bala tentara tersebut mengepung desa sehingga ratusan tentara Demak yang ada tak mampu membendung Tentara dari jipang yang menyerang desa dengan kekuatan penuh.

Pasukan mereka dipimpin langsung oleh Arya penangsang yang menyamar sebagai pria bertopeng agar tidak diketahui bahwa dia adalah dalang dibalik penyerangannya.

Kumpulan Cerpen : Garis dilemaМесто, где живут истории. Откройте их для себя