25. Kegemparan (2)

Start from the beginning
                                    

“Jadi pria yang tampak seperti sedang memainkan ponselnya adalah orang yang kamu bayar untuk menyebarkan ini?”

El  mendengkus sekilas, “Luna dan kemampuan analisisnya.”

Lelaki itu lalu mengajak Luna duduk di sofa.

Risa menaruh bungkusan dan menghidangkan untuk tuan dan nona yang dia layani sebelum menepi ke pinggir ruangan bersama dua pengawal Luna dan tiga staf pribadi El.

“Pangsit udang untukmu dan yang jamur untukku,” Luna menjelaskan saat El melirik pilihan yang tersedia dengan dahi berkerut dalam.

“Jadi dia orangmu?”

El mengangkat mangkuk kaca yang jadi jatahnya. “Dia hanya karyawan biasa yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan ini.”

Luna tahu kalau sejak dulu El adalah ahli dalam memanipulasi dan pawai dalam menciptakan kesempatan.

Kalau Luna memiliki sumber informasi yang didapatnya dari jaringan sembilan naga, El menggunakan jaringannya sendiri yang kadang tidak bisa ditebak dari mana saja asalnya.

“Apa aman?” 

“Aku bisa memastikan itu, pada akhirnya kalau ada yang mencari tahu siapa penyebar informasi, semua bukti akan tertuju padanya.”

“Bagaimana dengan Jayden? Untuk ukuran seorang social climber … aku rasa sangat tidak biasa dia bisa bertahan di kantor sampai diatas jam lima sore.”

El sangat tahu karakter lelaki itu, tentu saja saat ini Jayden sedang berbahagia atas apa yang didapatnya dari jadwal meeting bulanan yang sengaja mundur dari jadwal.

“Jika dipadankan dengan anggota kerajaan hewan maka Jayden adalah hyena … aku yakin dia akan sangat menikmati saat dapat kesempatan untuk mencabik-cabik singa yang lengah,” Luna kembali menambahkan. “Aku harap kau tetap berhati-hati.”

“Jangan khawatir,” El menaruh mangkuk yang telah tandas isinya kembali ke atas meja. “Aku tahu siapa saja yang akan menambahkan bensin di saat api sedang berkobar.”

“Aku hanya ingin kau keluar dengan selamat dari rumah yang akan segera terbakar ini El,” Luna ikut meletakkan mangkuknya yang nyaris tidak tersentuh.

“Bagaimanapun kita sendiri yang menginginkan ini terjadi Luv.”

“Yang bisa kita lakukan hanyalah menggiring mereka dalam plot, tapi kita tidak akan pernah tahu sejauh mana mereka akan memainkan perannya masing-masing," Luna mengemukakan kekhawatirannya yang terselubung.

"Jayden dikenal dengan tindakan nekadnya yang seperti tanpa dipikirkan masak-masak … dia mungkin bisa menjatuhkanmu dari tahta Halatara … tapi  aku tidak berharap dia membuat improvisasi yang akan merugikan kita.”

“Maksudnya dengan melenyapkan aku!” tebak El lugas. Dan diamnya Luna menjadi jawaban atas dugaan laki-laki itu.

El meraih jemari Luna, mengelus perlahan jemari lentik yang mengenakan cincin berlian darinya. “Percayalah … itu tidak akan terjadi.”

Luna menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya, “maafkan aku … kamu harus menanggung kesulitan yang selalu muncul jika berhubungan dengan aku.”

“Itu sepadan dengan apa yang kudapat nanti.” El tersenyum tipis, “jadi … apa kita sudah siap untuk melihat kegemparan yang sudah kamu ciptakan malam ini Luv?”

Luna mengangguk ragu.

Lelakinya kemudian mengulurkan tangan, memberi tanda agar salah satu dari orang kepercayaannya mendekat.

Pelangi Tengah MalamWhere stories live. Discover now