NEW YEAR

1.9K 86 4
                                    

Terima kasih banyak dukungan kalian, komennya tetep jalan yah, maaf typo-nya

.
.
.

Jangan menghindar

Pesan itu buat gue merasa malu. Bakat akting gue dari dulu minus banget yah, sampe-sampe Jeno masih menyadarinya.

Karena tidak ingin merasa lemah, setelah ganti baju gue memberanikan diri untuk bergabung untuk sarapan pagi dengan mereka.

Gue melihat meja makan dari jarak tiga langkah. Gue makin pusing, karna kursi yang kosong cuma di samping Jeno. Tapi, demi harga diri gue, gue memberanikan diri untuk duduk disampingnya.

Jiwa ambyar gue meronta-ronta saat berhasil duduk di samping Jeno tanpa ada suara satu pun. Gue mengusahakan diri gue untuk tidak keliatan gugup saat duduk disamping Jeno.

"gimana kuliah kamu?" hening memecahkan suasana, pertanyaan itu keluar dari nyokap gue.

Gue masih menatap makanan gue "biasa aja" gue menjawab apa adanya.

Walaupun tatapan gue ke makanan gue, tapi gue bisa melihat Jeno ynag menoleh ke gue "gue aja yang di Singapur susah, masa lo yang di Korea biasa aja" ucapnya yang masih menoleh kearah gue

Gue menghentikan memainkan sendok gue diatas piring saat mendengar ucapannya, gue menoleh juga ke arahnya "kalo menurut gue biasa aja, gimana?" entahlah, cuma itu yang ada di otak gue saat ini.

Suasana makin panas saat gue melontarkan pertanyaan itu ke Jeno "mungkin lo-nya aja yang ga niat kuliah jadi semuanya biasa aja" wah, saat mendengarkan itu gue merasa dia mengajak gue untuk beradu mulut.

Gue sih ayo kalo diajak beradu, apalagi beradu mulut. Udah lama soalnya ga beradu mulut, soalnya di Korea orangnya baik semua.

Gue memalingkan tatapan sinis ke Jeno "mungkin lo-nya aja yang kurang pinter, jadi semua tugas lo anggap susah" jawab gue dengan santai.

Gue mejawab kata-kata itu aja dengan rasa ga sadar kalo ada orang tua Jeno didepan gue.

"bagus lo ya--" perkataan Jeno terputus saat di kode untuk diam saja oleh papahnya.

Suasana disini makin canggung. Karena gue kesel, gue meninggalkan sisa makanan gue yang masih setengah tersisa. Semua orang disini ngeliat pergerakan gue saat meninggalkan tempat.

Gue memutuskan untuk kekamar, ngebuka macbook gue untuk ngeliat oppa-oppa Korea. Biasalah, berbulan-bulan tinggal di Korea jadi ngebucin artis Korea juga.

Ga lama nonton video, ada suara ketukan pintu dari luar.

Karena mager, jadi gue teriakin dari dalam "masukk" teriak gue.

Seketika suara kenop pintu terbuka menggema di telinga gue. Saat menyadi Jeno yang masuk, mata gue seketika membulat. Dia kembali menutup pintu kamar gue yang terbuka, astaga, jiwa ambyar gue kembali meronta-ronta.

Gue melihat setiap pergerakkannya "ngapai lo disini?" gue masih melihat dia yang tengah melihat-lihat kembali isi kamar gue yang kini berubah dari sebelumnya.

Dia masih berdiri ditempatnya "hanya ingin jumpa sama lo" gue yang mendengarnya seketika merinding.

"ke-kenapa?" tanya gue yang terbata-bata.

MEET AGAIN [Continuation of the story Ketos is My Husband]Where stories live. Discover now