2. ℑ𝔫𝔱𝔯𝔬𝔡𝔲𝔠𝔱𝔦𝔬𝔫

1.9K 250 14
                                    



✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵


Ketika Soobin di tahun pertama, ia pernah bertemu dengan Yeonjun dalam kereta api Hogwarts Express menuju Stasiun Hogsmeade, dekat Hogwarts. Ini bukanlah sesuatu yang bisa di sebut takdir atau semacamnya. Melainkan hanya sekadar kebetulan semata. Soobin sedang duduk dalam sebuah kabin berdua bersama Beomgyu.

Masing-masing memikirkan bagaimana rasanya setelah mereka di seleksi. Walaupun mereka berdua berasal dari keluarga Slytherin, keduanya lebih suka untuk tidak mengikut haluan dan kehendak keluarga mereka and berharap untuk di seleksi ke Rumah lain. Ide yang kadang mungkin kedengaran konyol sekali, tapi sungguh, mereka cukup senang hanya dengan sekadar berangan-angan dan bermimpi.

Sebagai penyihir pure-blood masing-masingnya, sudah menjadi suatu kemestian dalam keluarga mereka untuk tetap bisa menjadi penerus warisan Slytherin. Mereka siapa untuk mencoba dan menentangnya? Pemikiran yang tidak masuk akal dan gila.

Beomgyu membawa bersama burungnya Toto, seekor burung nuri yang sudah Soobin anggap seperti punyanya juga. Burung yang pintar dan lucu, memiliki warna bulu pelepah yang menarik. Sepanjang berlepasnya dari London, ia hanya duduk diam di sangkarnya. Benar-benar burung yang baik.

Sedang mereka hampir saja terbuai dalam lamunan masing-masing, sebuah ketukan yang tiba-tiba pada daun pintu kabin mengejutkan Soobin dan Beomgyu. Soobin membuka pintu dengan perlahan-lahan menampakkan seorang siswa, sedikit rendah darinya dengan rambut yang begitu berantakan namun masih terlihat cocok.

"Hey, apa kalian melihat seekor rubah fennec berlarian disini? Namanya Jjunie. Dia kabur dari sangkarnya saat aku terlalu asyik membeli camilan di troli teh." Siswa yang berdiri di depannya ini tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya asal. Soobin dan Beomgyu saling berpandangan dan kembali melihat ke arah siswa itu sambil menggeleng kepala.

"Ah, benarkah? Ya sudah, kalau ketemu sama dia, kabari aku ya!" Ia memetik jarinya kemudian berputar arah dan berjalan laju menuju gerbong belakang.

Membutuhkan beberapa saat untuk Soobin memproses perkataan siswa itu sebelum berteriak kembali. "Siapa namamu?"

Siswa itu berhenti dan berpaling menatapnya, kepalanya di miringkan sedikit lalu membalas, "Daniel Choi!" Lalu detik seterusnya ia sambung berlari pergi, begitu saja, meneruskan pencarian mencari hewan liar miliknya, yang baginya itu rubah yang lucu tapi menakutkan bagi orang lain.

"Yah Choi, kenapa kau bisa begitu cuai sekali?"

"Bagaimana kalau rubahmu menggigitku, eoh?"

"Tidak mungkin, Jjunie rubah yang baik kok."

Soobin mengerjap matanya melihat penuturan siswa itu dengan siswa lainnya kemudian menutup semula pintu kabinnya dan kembali duduk di tempatnya. Anak itu sungguh pelik. Apa-apaan, rubah fennec? Bagaimana bisa ia menjadikan seekor rubah sebagai hewan peliharaan? Apa ia tidak takut? Beomgyu berkata sembari menutup matanya. Yeah. Soobin membalas, setuju.

Bagi menghilangkan rasa bosan, Beomgyu mengeluarkan set catur sihirnya untuk mengulur waktu, tidak lagi memikirkan tentang dilema yang ditanggung siswa bernama Daniel Choi itu. Bagaimana pun juga, ini bukan tempatnya untuk merasa kekhawatiran yang berlebihan. Mereka bukan sesiapanya siswa itu. (Namun, di saat Beomgyu mulai memejamkan mata dan tertidur, Soobin sedikit memikirkannya. Ia merisaukan tentang keselamatan hewan liar itu dan apakah siswa itu sudah menemukannya karena sepertinya sebentar saja lagi mereka akan sampai di Stasiun Hogsmeade.)

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang