chapter 1

2 0 0
                                    


Seoul, Korea 2019

Kwon Yoon

Sungguh dia membuatku lelah saja. Ini musim panas dan dia meghilang tidak tahu kemana, padahal aku harus cepat-cepat membawanya ke Jin Seung. Dasar anak nakal. Aku mencari Hana, adikku, dari tadi. Ini adalah hari penting untuk kami semua. Terkadang aku merasa kasihan kepadanya dan dia selalu bilang tidak apa-apa saat aku meminta maaf kepadanya.

Aku pun menyerah mencarinya. Aku sudah tampak seperti habis mandi sambil menggunakan baju, sungguh itu adalah keringatku karena berusaha mencari anak nakal itu. Saat aku baru masuk ke dalam rumah, aku mendengar suara yang kusuka memanggilku dengan lembut.

"Yoon-ah, apa kau berhasil menemukan Hana?" tanyanya

"Tentu belum yeobo. Wajahku masih frustasi begini" jawabku

"Bersabarlah, bagaimana jika kau ganti baju lebih dulu dan mendinginkan badan? Bibi tadi memotong semangka yang manis." Ahh aku sungguh menyukainya

"Baik yeobo, tunggu aku di ruang bersantai" kataku seraya berjalan menuju kamar untuk berganti baju

Park Yong Ju

Aku melihatnya mencari sejak tadi, dia tidak mengizinkanku membantunya mencari di taman dan menyuruhku mencari di dalam rumah. Penyakit ini sungguh menggangguku, aku sebagai lelaki harusnya yang mencari di taman dan membiarkan istriku mencari di dalam rumah yang sejuk. Aku selalu sedih bahwa aku memiliki keterbatasan dan membuat Yoon harus melakukannya untuk menggantikanku. Bahkan berbohong kepadanya membuatku lebih sakit.

"Keluarlah Hana"

"Oppa aku minta maaf telah membuat oppa berbohong kepada eonni" katanya setelah keluar dari persembunyiannya yang tak jauh dari tempatku berbicara dengan Yoon tadi.

"Cepatlah pergi" kataku lemah

"Gomawo oppa, mianhaeyo" katanya sambil memakai sepatu kets putihnya dan berlari keluar

"Yeobo apa kau menemukan Hana di dalam rumah tadi?" teriak Yoon yang baru keluar dari kamar

Cepat sekali ia ganti baju, biasanya kan wanita butuh berjam-jam untuk ganti baju

"Tidak, sepertinya ia sudah pergi sejak tadi yeobo"

Kwon Hana

Aku menyesal membuat Yong Ju oppa berbohong untukku tapi aku tidak memiliki alasan lain selain memelas kepadanya saat ia menemukanku di perpustakaan. Tidak, aku tentu tidak sembunyi dengan mudah di perpustakaan. Aku harus memanjat beberapa rak buku di lantai dua perpustakaan kami hingga menemukan tempat yang pas, tapi Yeong Ju oppa selalu tahu dimana aku bersembunyi.

Aku berlari sekuat tenaga menjauh dari rumah. Aku harus lari sejauh mungkin. Rumah keluarga kami yang luas terletak di kawasan Seongbuk-dong, yang juga dikenal sebagai Beverlyhills of korea, jadi mau tidak mau aku harus berlari cukup jauh agar bisa keluar dari kawasan sepi ini.

.

.

.

Ahh, sejuk... udara ini sejuk sekali. Tentu saja setelah berjalan hampir 10 menit dan naik bis hingga hampir setengah jam aku turun di Myeongdong-gu dan masuk ke salah satu restoran fastfood Amerika. Untung saja aku membawa dompetku di kantong jika tidak aku harus menempuh jalan berkilo-kilo meter dengan berjalan kaki. Tidak, tidak, tidak.

"McFlurry hana juseyo" kataku memesan makanan

"ok totalnya 900 won agashi" akupun menyerahkan kartu kredit yang jarang kupakai.

" ini kartu dan ice cream anda, selamat menikmati" aku meraih kartu dan ice cream ku lalu duduk di tempat yang berada di dekat kaca.

Enaknya makan ice cream di musim panas. Sayang sekali aku makan disaat aku kabur. Jika saja aku sedang bersantai, rasanya pasti menjadi lebih nikmat. Tak lama setelah aku mulai memakan ice cream, telfonku berbunyi. Nomor tidak dikenal, siapa yang tahu nomorku ya.

"Yeoboseyo..."

"Dengan Kwon Hana-ssi?"

"Nde.... anda siapa ya?"

"Perkenalkan saya Bianca, asisten tuan Kim. Saya diminta menelfon anda untuk memastikan kedatangan anda di acara Seon dengan putra tuan Kim"

What...??? bahkan seorang asisten harus memastikan kedatanganku di acara seon. Acara gila macam apa ini? Dan yang terpenting dari mana Ia bisa mengetahui nomor telefonku? Ah ya, benar pasti eomma yang memberitahunya. Aku harus segera mengganti nomor telefonku.

"Nona Kwon?" ah ya aku masih menelfon.

"Ah.. aku tidak akan datang ke acara seon nanti"

"jika boleh, saya ingin menanyakan ketidakhadiran anda?"

"Waktu seonnya bersamaan dengan janji yang telah kubuat lebih dulu. Aku merasa tidak enak jika aku tidak datang menemuinya"

"Ah... Tuan muda berkata jika jadwal seonnya dirubah saja dan anda bisa mengaturnya saat anda kosong" apa?! Apa dia tidak bisa membebaskanku saja? Aish...

"baik nanti akan saya kabari jadwalnya"

Sungguh pelarianku yang sulit dimusim panas ini sia-sia. Kenapa dia ingin sekali bertemu denganku sih, padahal aku sudah berhasil menggagalkan usaha seon ini selama 2 tahun. Ya, kalian tidak salah baca. 2 T A H U N. Mulai dari kabur biasa, hingga nekat membeli tiket pesawat keliling dunia. Sungguh aku sudah ke Jepang, China, Bali, Australia, dan masih banyak lagi. Setiap keluargaku berhasil menyeretku kembali ke Korea dan mulai mengatur jadwal seon, aku akan membeli tiket pesawat di hari yang sama dan pergi. Ah terpujilah engkau kartu kreditku.

Kalian tahu kenapa tahun ini menjadi tahun yang sulit. Eomma memaksa appa untuk menurunkan limit kartu kreditku mencapai batas dimana hanya bisa kugunakan untuk shopping. Limit kartu kreditku hanya satu juta won. Bayangkan saja itu hanya seharga sebuah tiket ke Australia tanpa tiket kembali. Memang pada akhirnya aku akan diseret pulang tapi hanya untuk satu pelarian? Eomma sudah memikirkannya, setidaknya aku masih bisa menggunakan kartu kreditku..

.

.

Setelah sampai di rumah aku bisa melihat Yoon eonni sudah bersiap memarahiku walau Yong Ju oppa berusaha menahannya. Oppa, usahamu kurang berhasil. Aku dimarahi Yoon eonni selama beberapa menit dengan berbagai macam teriakan. Tenang aku tidak akan melebih-lebihkan seperti aku dimarahi berjam-jam. Karena aku tahu jika Yoon eonni tidak akan setega itu dan ia juga tidak terlalu peduli dengan seon ini.


Lost BoyWhere stories live. Discover now