"Ya kan nggak perlu sampai kesini," Seungwoo sadar itu Diana yang sedang berbicara sekarang.

"Aku nggak apa-apa. Sedih pasti tapi aku beneran baik-baik saja. Aku ada kerjaan disini dan itu bisa bantu aku lupa,"

"Tapi ayah khawatir,"

"Jangan. Aku sudah besar, jangan khawatir. Nanti kalau ketahuan Seungwoo gimana?"

Seungwoo membelalakkan matanya. Kupingnya, apakah bermasalah?

"Aaah, kamu khawatir itu? Mian, harusnya tadi kami lihat situasi dulu pas datang. Ya mana ayah tahu kalau kamu kerja dengannya,"

Hah, tunggu dulu.

"Aku juga lupa sih bilang kalau aku ada project sama dia. Tapi bener, aku baik-baik saja, Appa,"

Appa...

"Mian, Hari-ah, ya sudah Appa akan ambil penerbangan paling pagi besok kalau kamu takut ketahuan,"

Lutut Seungwoo bergetar sekarang. Pikirannya mendadak kosong. Ia menggaruk kupingnya takut salah dengar. Lee Dongjun barusan memanggil apa tadi? Hari?

"Enggak kok. Hari senang Appa kesini. Jangan langsung pulang, jalan-jalan saja dulu. Tapi Hari cuma khawatir nanti Seungwoo melihat. Hari belum bilang yang sebenarnya sampai sekarang soalnya. Appa paham kan? Nanti Reina akan carikan supir untuk Appa dan Eomma jalan-jalan ya?"

"Iya Hari-ah. Kamu tahu kalau Appa selalu ada untuk kamu kan? Cerita apapun ya?"

Seungwoo melihat mereka berpelukan sekarang. Memastikan pendengarannya tidak salah. Seungwoo memegangi dinding di sebelahnya, limbung. Ia lalu bergegas melangkah perlahan menuju kamarnya dengan gontai.

Ia memang bodoh karena tidak menyadari kalau selama ini ia telah menemukan benang merah hidupnya. Orang yang membuat dia tersenyum seharian itu ternyata orang yang sama yang meninggalkan luka di relung hatinya sejak lama.

Ia bingung harus lega atau sedih. Ia bingung harus bereaksi apa besok jika menemuinya lagi.

Seungwoo perlahan masuk kamarnya dan melihat Wooseok yang ternyata sedang memakai piyama.

"Hey! Kalau masuk pakai ancang-ancang dong," seru Wooseok menutupi dadanya dari pria di depannya yang berlangkah gontai dan berwajah sayu itu.

Wooseok memperhatikan wajah itu, memasang wajah bingung. Seungwoo duduk di ranjangnya sambil menutupi seluruh wajahnya dengan tangannya yang besar.

"Hyung?"

***

"Wah, hidup memang penuh kejutan ya,"

Kata pertama Wooseok itu meluncur dengan pelan setelah Seungwoo menceritakan semua yang ia lihat dan ia dengar di lorong itu. Seungwoo membuka kaleng bir ketiganya tapi Wooseok menahannya.

"Hey, besok kita harus syuting. Pelan-pelan hyung,"

Wooseok mengambil kaleng itu, menaruhnya di sembarang tempat yang jauh dari Seungwoo. Seungwoo mengerang lalu mengacak-acak rambutnya.

Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Where stories live. Discover now