1. 𝔓𝔯𝔬𝔩𝔬𝔤𝔲𝔢

3.6K 314 46
                                    


✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵

Soobin merengkuh bahu sepupunya, Beomgyu tepat di saat penyihir muda itu berbelok ke arahnya sembari tersenyum aneh. "Ini mungkin terdengar buruk," ia memulakan bicara. "tapi aku butuh pertolongan darimu."

"Wahh... begitukah caramu menyapaku setelah beberapa hari ini kau menghilang entah kemana?" Ujar Beomgyu dengan nada sarkas tanpa sedikitpun melirik ke arah pria yang lebih tinggi. "Bukan 'Hey, Beomgyu, aku merindukanmu.'  'Hey, Beomgyu, bagaimana dengan Herbology? Apakah menyenangkan?' 'Hey, Beomgyu, apakah latihan Quidditch berlangsung lama?' 'Hey, Beomgyu, aku sudah menemukan skarf lamamu yang kuhilangkan tahun dulu.' Harusnya seperti itu."

Soobin berusaha menahan diri untuk tidak berlaku kasar kepada bocah yang dari tadi mengomel disampingnya. Rasanya mau saja ia menarik telinga yang banyak tindikan itu. Ia mengetap giginya dan berkata, "Bukan semua tentang dirimu, Gryff. Tapi, bicara tentang benda hilan—"

"Kau menemui skarfku."

"Tidak. Skarfmu itu sudah hilang entah kemana, sudah kucari dimana-mana tapi hasilnya nihil. Oh Beomgyu please, get over it. Aku sudah membayarnya kembali dengan lunas, mentraktirmu Butterbeer selama sebulan penuh. Bukankah itu lebih dari cukup. Berhenti mengungkitnya lagi."

Beomgyu memberhentikan langkahnya dan berpaling ke belakang dengan kedua tangannya diletakkan di pinggangnya. "Apa? Kau mau kubantu atau tidak?"

"Iya, iya, aku mau. Maafkanku. Ampunkan diriku ini wahai Almighty Beomgyu. Kaulah penyihir terhebat. Chaser terhandal yang pernah ada di sekolah. Hogwarts' Head Boy termuda di masa depan."

Soobin terdiam pabila matanya bertemu dengan muka Beomgyu yang menunjukkan raut wajah yang sama sekali tidak berminat dengan segala pujiannya. "Terlalu berlebihan, ya?"

"Kurangkan sedikit pujiannya."

"Atau mungkin bakal pengawas Gryffindor." Soobin membetulkan katanya.

Beomgyu berdecih. Merotasi bola matanya malas. "Jadi, apa maumu?"

Soobin memberikan lagi-lagi senyuman aneh dan kali ini malah terlihat kaku. Dengan kecepatan cepat ia berkata, "Aku ingin kau menolongku mencarikan botol love potionku." Beomgyu memandangnya dengan tatapan bingung. "Tolong, ya?"

"Kau... hutang banyak cerita padaku." Beomgyu menghela napas kesal lalu mengurut keningnya. "Aku tidak salah dengarkan? Love potion? Apa maksudmu dengan love potion? Bagaimana kau mendapatkannya? Untuk siapa? Dimana kau hilangkannya? Bila saat kau menyadarinya? Merlin's beard, bagaimana bisa kau menghilangkannya?"

Seketika Beomgyu terlihat panik. Soobin buru-buru membawa Beomgyu ke pinggir koridor, jauh dari kebanyakan orang di sekeliling laluan yang berkemungkinan mendengarkan perbualan mereka. "Berisik, aku sendiri yang membuatnya." Ia mendesis.

"Kubuat khas untuk seorang kakak kelas. Kau tak perlu tau namanya tapi, ku percayakanmu dengan sepenuh hidupku dengan hanya memberitahumu informasi ini. Hilangnya baru semalam." Soobin segera mengalihkan pandangannya, merasa gugup di saat manik mata Beomgyu menatap tepat ke wajahnya. "Kalau soal bagaimana bisa hilang itu..."

Soobin benar-benar tiada jawapan untuknya. Justru ia bingung sendiri harus menjawab apa. Ia mengikut perancangannya dengan sangat baik. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan The Plan (nama yang diberi) yang direncanakan.

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang