2. good day cappuccino

84 15 9
                                    

malam hari ini, sanha udah keliatan ganteng dengan kaos polos dan kemeja flanelnya. rencananya ia mau ngajak seseorang pergi ke bukit bintang. nggak tau deh, lagi pengen aja memandangi langit sambil nikmatin segelas good day cappucino dan sate usus.

gue udah di depan kosan lo.

setelah ngirim chat barusan, sanha kembali memeriksa wajah dari spion motornya. udah ganteng apa belom, rambutnya udah rapi apa belom.

"udah cakep kok."

mendengar suara itu, sanha menoleh. dilihatnya seorang cewek dengan kaos putih dan jaket jeans lagi nyengir ke arahnya.

"eh cy."

lucyana andini. cewek cantik yang satu jurusan dengan sanha ini emang udah terkenal deket sama sanha, tapi ya cuma deket aja. nggak pernah ada yang lebih dari mereka berdua.

"mau kemana sih?" tanya lucy setelah duduk di boncengan motor sanha.

"ada lah, bagus pokoknya."

lucy cuma nurut aja, duduk manis dengan helm bogo warna cokelat. perjalanan mereka yang berjarak empat kilometer gak memakan waktu yang lama, soalnya sanha pinter bawa motor. cepet, tapi gak ngebut. hayo bingung gak tuh.

"oalah kesini toh," ujar lucy dengan logat jawa yang lumayan kental.

gak menunggu waktu lama, mereka berdua udah duduk di salah satu ujung bukit dengan dua gelas good day capuccino hangat dan beberapa tusuk sate usus.

"liburan semester besok aku kayaknya nggak bisa pulang kampung," keluh lucy, memulai pembicaraan mereka di tengah dinginnya malam dan hamparan lampu-lampu kota.

"kenapa? ngurusin maba?" tanya sanha penuh perhatian.

"iya, kayaknya aku mau satu periode aja deh di bem, san."

sanha manggut-manggut. emang nggak gampang jadi anak organisasi. sanha yang anggota hima jurusan aja terkadang suka ngeluh tentang proker-proker yang dia kerjakan, apa kabar lucy yang bem fakultas, pastinya lebih berat.

"nggak usah dilanjutin kalau nggak kuat,"

sanha menoleh ke samping, dimana lucy lagi asik menyesap cappuccinonya. rambutnya hari itu dikucir satu, menyisakan beberapa anak rambut yang berjatuhan di samping wajahnya. lucy dengan latar lampu-lampu kota kayak gini adalah pemandangan yang indah banget buat sanha.

"lucy,"

merasa dipanggil, lucy menoleh, mendapati sanha sedang menatapnya dalam-dalam, seolah mau berkata-kata.

lo cantik.

dengan disaksikan bintang-bintang baik di atas langit maupun di bawah bukit, sanha memajukan wajahnya, menghapuskan jarak di antara ia dan lucy. tidak perlu waktu lama untuk momen yang paling mendebarkan itu. sanha menarik dirinya dan ia tersenyum, mendapati wajah lucy yang merah padam seperti kepiting rebus.

"bibir kamu rasa cappuccino."

to be continueeedd!

aAaaaAAa apaan ini baru episode dua udah kissu kissu aja sanha?!

tempat yang dikunjungin sanha dan lucy kurang lebih kayak gitu, dan tempat itu beneran ada donggg di deket kampus aku, nggak tau namanya sih tapi temen-temen kalo nyebut BPI alias bukit permata indah

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

tempat yang dikunjungin sanha dan lucy kurang lebih kayak gitu, dan tempat itu beneran ada donggg di deket kampus aku, nggak tau namanya sih tapi temen-temen kalo nyebut BPI alias bukit permata indah. itu kamera aku agak burik, kalo kalian dateng langsung pasti lebih bagus lagi dari yang di gambarㅠㅠ

dan iya aku kalo kesana pesennya good day cappucino, bedanya aku pesen dingin. dan juga gak pake kisseu kisseu ㅋㅋㅋㅋㅋ

oh iya aku kuliah di semarang, mungkin readers ada yang pernah ke tempat itu juga?

100520
hwayoungiee.

[ON HOLD] intuisi // millenialsNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ