"bagas kena!" segerombolan murid ricuh memainkan truth or dare di sudut kantin dengan makanan mereka
"waduh, jangan yang sulit sulit ya bro haha" jeno, remaja laki laki itu tertawa saat mengetahui dirinya yang menjadi korban, aneh memang
"tenang, gampang ini. lihat? ada naren disana, gombalin dia saja bos" somi menunjuk jaemin yang sedang duduk bersama haechan
"si anak manis? tantangan diterima" jeno bangkit dari duduknya menuju meja jaemin, teman teman dibelakangnya meneriaki namanya dengan ramai
"naren" jeno mendudukan dirinya di kursi kosong yang berada disana
"kenapa?" bukan, bukan jaemin yang menjawab. ini haechan yang menjawab
"aku manggil naren"
"kenapa bagas?" jaemin tertawa kecil saat melihat kedua sepupu ini bertengkar singkat dihadapannya
"bisa bantu? jantungku sakit" jeno meletakan tangannya di dadanya dan berakting seolah olah kesakitan
"kamu punya riwayat jantung ya? mau aku telfonkan ambulan?" jaemin bergegas mengambil handphonenya didalam saku celananya
"bukan, jantungku melemah karna melihat mata cantik mu" jeno tersenyum melihatkan mata sipitnya
"jangan membuatku malu lah, tolol" haechan memukul kepala jeno lumayan keras
"haha bagas lucu ya, besok jangan deket deket aku dulu ya" jaemin tertawa saat menyadari jeno menggombalinya, menurut jaemin itu lucu
"kenapa manis?" jeno mengusap kepalanya yang habis terkena pukulan haechan
"aku bisa jatuh cinta kalau di dekat bagas melulu haha, ayo darel kita ke bu ita beli es teh. yang tadi bercanda ya bagas, dadah" jaemin menarik tangan haechan membawanya pergi dari meja tersebut
"jangan mencair dong pangeran babi" haechan tertawa lebar melihat ekspresi terkejut jeno
"bos jangan mati dulu bos, kita belum ditraktir batagor mang asep" teriak teman teman jeno disudut sana
ㅡ samudra ㅡ
semua murid sudah berada di dalam kelas mereka, sedang free class, tidak apa kalau ribut
jeno sedang berada di sudut kelas bersama gangnya
"si berandalan kelas atas. begitu mereka menyebut dirimu, gas. wey bagas denger gue ga?" hyunjin memukul pundak jeno
"sudah sudah, si bagas sedang jatuh hati pada si manis se-tarujaya, xel" eric tersenyum penuh arti ke arah jeno
"siapa? si naren?"
"iyalah, kau pikir siapa lagi yang paling manis di sini" eric memutar bola matanya malas
"berisik kalian. lihat, naren manis dan cantik sekali ya, paket lengkap dia" jeno menaruh dagunya di meja dan memandangi jaemin
"naren, si bagas suka. besok ingin coba berkencan dengannya tidak?" hyunjin dengan lantangnya berteriak sambil tertawa
"anjing" jeno memukul tangan hyunjin dengan keras
"bagas, si manis menjawab boleh dicoba. nanti line dia saja"
somi balas berteriak dengan tertawa melihat jaemin yang malu malu menyembunyikan wajah manisnya di antara kedua tangannya yang terlipat diatas meja
"wah, sepertinya bakalan ada bakso gratis xel" eric menyenggol tangan hyunjin
"dua mangkok bakal dibayar" setelah itu jeno beranjak menuju bangku jaemin
"lihat lihat bagas kemari, na. pangerannya di sapa dulu dong tuan putri" felix menepuk nepuk pelan punggung jaemin
"tok tok tok, nananya ada? bagas ingin mengobrol dengannya boleh?" jeno mengetok ngetok meja jaemin
"lagi menghilang, mengobrolnya di line saja" jawab jaemin masih yang menyembunyikan wajahnya
"maklum gas, sedang malu malu kucing" jelas somi ke jeno
jeno tertawa mendengarnya, dia mengusak rambut jaemin lalu kembali ke tempat duduknya semula
"bahaya, pencuri cantik itu mengambil hati sang berandal kelas atas"
ㅡ samudra ㅡ
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
: :darel aditya | axel farzani | deon dinata
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
