"Tidak. Ramalan mengenai apa?" tanya Seungyoun melihat Minhee dengan kerutan di keningnya

"Aku mendengar Alex tengah berdebat dengan salah satu Beelzebup di laboratorium tadi pagi"

"Apa yang mereka debatkan? Mengenai Negara tentangga yang mau melancarkan Bom? Atau hukum yang di ubah-

"Bukan Hyung! Ini tentang Dhampir dan Moroi"

Ucapan yang keluar dari bibir Minhee membuat Seungyoun menegakan duduknya dan Wooseok yang sedikit mengalihkan pandangan nya.

"Dari yang aku dengar seseorang akan lahir dan tercipta menyalahi aturan. Aku dengar Beelzebup berhasil menciptakan mesin waktu untuk membaca masa depan"

"Hm. Lalu?" tanya Seungyoun

"Seseorang akan lahir dan menjadi mesin penghacur di muka bumi ini. Tidak akan ada yang bisa mencegahnya bahkan kita sekalipun"

"Lalu apa hubungannya dengan Dhampir dan Moroi?" tanya Wooseok

"Dia memiliki Insting seorang Moroi dan memiliki kekuatan layaknya Strogoi dan Dhampir"

Wooseok diam. begitu juga Seungyoun. Mencoba abai dengan apa yang Minhee katakan.

"Ngomong-ngomong Frixus mu belum menetas Hyung?" tanya Minhee membuat pandangan ketiganya teralihkan pada Frixus di depannya.

Ini sudah bulan ke 10 seharusnya Frixus itu menetas pada bulan ke 8 atau 9.

Hyeongjun membuka matanya ketika sekelebat mimpi hadir di dalam tidurnya.

Tidur.

Hyeongjun mengusap kasar wajahnya ketika dia baru ingat jika dia meminta Jinwoo untuk memberikan nya Lullaby semalam.




.
.
.




"Hyung sudah bangun?"

Hyeongjun tersenyum "Lullaby mu benar-benar kekuatan yang ingin aku miliki"

Jinwoo terkekeh pelan "aku sempat ragu itu tidak akan berkerja untuk mu"

"Itu berkerja"

Jinwoo tersenyum

"Jinwoo"

"Ya?"

"Selain memiliki Lullaby. Kekuatan apa yang ada di dalam dirimu?"

Jinwoo terdiam namun bibirnya kembali tersenyum setelahnya "hanya itu aku rasa. Sisanya hal-hal yang buruk ada padaku"

"Ck! Jangan mulai"

Jinwoo tersenyum "pulang sana Hyung! Eunsang pasti menghawatirkan mu"

"Hm. Aku pulang. jaga dirimu" ucap Hyeongjun tersenyum dan melangkah keluar rumah nya.

Meninggalkan Jinwoo yang tersenyum penuh arti.

Setidaknya dia membantu Hyeongjun, meskipun tidak banyak.

Hyeongjun mencebikan kesal bibirnya ketika matanya melihat Jinwoo dan Dohyun yang terlihat sedang kasmaran.

Serius. Hyeongjun datang ke rumah Jinwoo karena untuk mengistirahatkan pikirannya, bukan untuk melihat sepasang anak kecil berpacaran.

"Hyeongjun Hyung tumben sekali kemari. Ada apa?" tanya Jinwoo setelah anak itu mengusir Dohyun keluar dan mendatangi Hyeongjun

"Tidak. Hanya merasa lelah" ucap Hyeongjun

NOIR (END)Where stories live. Discover now