hotel - [jy]

33.2K 2.5K 443
                                    

Sepasang manik mata coklat bulat itu hanya memandang lantai di bawah kakinya gelisah. Ia bahkan sesekali meremat lutut celana yang dikenakannya. Gak peduli jika nantinya ia harus menyetrika ulang. Habis ini dia masih ada meeting dengan client penting, tolong ingatkan.

"Tya, denger kan apa kata Mami?"

Tatyana menarik napas dalam. Dengan canggung ia tersenyum dan menatap wanita yang lebih tua 2 kali lipat umurnya.

"Jadi wanita itu ga perlu tinggi-tinggi. Sebenernya kamu buka butik kecil dulu aja Mami udah bangga."

Maminya ga salah. Ga bener-bener amat juga. Mau gimanapun bisnis butiknya telah berkembang pesat bersamaan dengan uang tabungan Tya yang coba dibelikan properti. Pada akhirnya Grand TY Hotel and Boutique sudah mampu membuat kedua wanita ini hidup jauh melebihi cukup.

Memangnya Tya melakukan ini semua untuk siapa?

Ya dirinya lah😅

"Terus mau sampai kapan Jeffrey kamu gantungin? Minggu depan kalian tunangan. Udah pasti keluarga mereka nanyain tanggal pernikahan."

Wajah Tya pias. Dia belum siap membahas topik sensitif ini. Tidak jika 2 hari lalu ia baru saja bertengkar hebat dengan calon suaminya.

Ralat. Calon tunangannya.

Kayanya sampai kapanpun pantang bagi Tya menyebut laki-laki yang sudah dipacari 6 tahun itu sebagai calon suami.

Forever tunangan kalo bisa.

"Mi, Tya bukannya gamau. Tapi Tya gabisa kalo dalam waktu dekat."

"Kenapa sih? Masalah apa lagi?"

"Cabang aku di Sanur bener-bener lagi butuh sokongan dana. Dan aku gabisa buat ngatur itu barengan dengan ngurus pernikahan."

Mami Tya diam. Menatap lurus ke mata anak satu-satunya.

"Mami bilang apa? Kasihin jabatan tertinggi ini buat sepupu kamu aja."

"Jeno? Bulan depan dia bakal jadi CEO gantiin om Dimas, Mi."

"Mark?"

"Mami mau usaha aku ini bangkrut apa gimana? Yang ada dia bakal liburan di Sanur, bukan ngurusin cabang."

Maminya yang giliran menarik napas dalam. Anaknya ini keras kepala banget. Udah batu kali isi kepalanya. Padahal ada banyak alternatif lain seperti mengangkat pegawai tertinggi menjadi pimpinan perusahaan atau justru menggabungkannya dengan bisnis keluarga Jeffrey. Opsi kedua terdengar sangat menguntungkan.

"Terus kamu maunya gimana?" suara Mami Tya mulai melembut. Ga baik kalo api dilawan sama api.

"Batalin pertunangan ini."

"TYA!"

Mami Tya bangkit berdiri. Syok dengan perkataan anaknya. Sudah macarin anak konglomerat selama 6 tahun, begitu diajak serius malah mau minggat. Apa Mami Tya dulu ngidam yang aneh-aneh saat mengandungnya?

"Mii.. Tya belum siap nikah sama Jeffrey."

Kepala Mami Tya tiba-tiba pusing. Entah darimana pemikiran anaknya ini berasal. Setahunya, dari awal mereka berhubungan, Maminya ini selalu memberi petuah untuk menjaga keawetan. Dan terbukti, 6 tahun mereka berdua sangat awet. Tapi kenapa ketika udah dekat dengan pernikahan Tya menolak? Apa yang salah?

"Kalian putus?"

Tya menggeleng.

"Jeffrey selingkuh?" sudah siap-siap Mami Tya menyusun sumpah serapah jika ini terjadi.

"Enggaaakkk.." ucap Tya. Sengaja nadanya dipanjangin.

"Terus apa? Mami ga ngerti masalah kalian apa."

3 srikandiWhere stories live. Discover now