"Saya rasa, kita bisa istirahat makan siang sebelum memutuskan kesepakatan," suara bariton Javas mengisi ruangan. Pria itu beranjak pergi, diikuti Theo di belakangnya.
"Your ring looks so pretty," kata Lucas.
Nara membereskan beberapa dokumen sebelum mereka pergi makan siang. "Thank you," jawab Nara singkat.
"Apa kamu berencana menikah sebentar lagi?" tanya Lucas ketika mereka menuju buffet yang terletak di samping ruang rapat.
Nara yang berjalan di sebelahnya pun hanya membalas dengan senyum canggung. Dia baru mengenal bosnya, jadi Nara tak merasa harus membagi informasi pribadinya kepada Lucas Lim.
"Dari dulu saya penasaran, perempuan seperti apa yang akan dipilih Javas," Lucas kembali berkata meskipun Nara sudah tidak ada hasrat untuk berbincang. "Karena Javas suka sekali merebut kekasih koleganya untuk diajak tidur," lanjut Lucas.
Apabila mengumbar aib Javas ialah cara Lucas untuk mendapatkan atensi Nara, maka dia berhasil. "Lalu, Anda ingin balas merebut saya dari Javas, begitu?" Sindir Nara.
Lucas langsung tertawa. "No, saya bisa mati muda jika berniat begitu. Lihat, Javas sudah menatap kita seolah akan menelan saya hidup-hidup sekarang," tukas Lucas sembari menunjuk pada Javas yang telah berada di meja bundar bersama petinggi perusahaannya.
Javas melotot ke arah Nara. Dia mengkode Nara melalui bahasa non-verbal agar gadis itu duduk di sampingnya. Lantaran begitu, Nara yang memang sedang kesal kepada Javas hanya membuang muka―dia justru memilih meja kosong yang berada di sudut. Nara juga tidak ingin peserta rapat yang lain bertanya-tanya soal dirinya dan kedekatannya bersama Javas.
Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian, Nara mengatakan itu dalam pikirannya.
Nara menikmati makan siangnya tanpa peduli dengan Javas yang sedari tadi batuk tidak jelas―itu kode agar Nara memperhatikannya. Masa bodoh dengan Javas, batin Nara.
Nara puas dengan semua yang tersaji sebab hampir semua kudapan yang ada merupakan menu favoritnya dan tidak mengandung udang sama sekali. Nara mengunyah pelan-pelan. Posisi duduknya membelakangi meja Javas membuatnya bebas mengomel tanpa suara tentang kekasihnya yang semena-mena menyuruhnya presentasi.
"Kamu kelihatan sangat menikmati hidangan," vokal Javas terdengar mengejutkan Nara. Pria itu dengan tangkas duduk di sebelah Nara membawa mangkuk berisi pudding jeruk favorit kekasihnya.
"Pak Javas, Anda membuat saya terkejut," Nara menanggapi formal.
Alis Javas bertaut tidak suka. "Nayyara," panggilnya memperingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Selesai] Perfectly Imperfect
FanfictionSempurna. Bagaimana jika Nayyara Judistia Putri Hartadi menjadi perempuan yang paling sempurna bagi Javas? Javas Chatura Mavendra ada tiga hal mutlak yang dimiliki Javas. Pertama dia pria yang rupawan. Kedua dia mempunyai pikiran cemerlang. Ketiga d...
13. Dua Peran
Mulai dari awal