Lucas dan Jaemin segera menyingkir dari sana karena teriakan Jeno yang nyaring.

"Renjun, lo dimana." Jeno masih terus merasa cemas karena baru saja Jae hyung menelponnya dan mengabarkan jika sopir Renjun yang akan menjemputnya. Jae mengatakan jika Renjun sedang tidak enak badan. Jadilah ia tidak ikut menjemput Jeno seperti yang biasa ia lakukan 3 hari ini.

Jeno tiba-tiba melihat Haechan yang berjalan tergesa-gesa menggandeng Kakak nya—Mark— menuju ke parkiran.

Tak tinggal diam, Jeno membuntuti mereka berdua dari belakang dan mencuri dengar percakapan antara Haechan dan Mark.

"Kak ayo cepetan, Renjun masuk rumah sakit!"

Mata Jeno membulat. Tidak bisa dibiarkan! Ia harus ikut mereka berdua! Melihat jam tangan yang masih menunjukkan pukul setengah 5, Jeno langsung berdiri diantara Mark dan Haechan.

"LO APA-APAAN SIH?!" Haechan ngegas. Ia terkejut karena tiba-tiba saja gandengan tangannya pada Mark terlepas begitu saja.

"Gue mau ikut kalian."

"Nggak ada ikut-ikutan!"

Mark yang melihat wajah memelas Jeno langsung memegang kembali lengan Haechan dan mengelus nya.

"Sayang."

Haechan yang melihat Mark seperti tengah mendukung Jeno pun hanya menghela nafasnya kasar. Dia lemah jika Mark sudah memanggil nya begitu.

"Yaudah!" Haechan langsung berjalan duluan meninggalkan Jeno dan Mark.

"Thanks hyung." Mark hanya menepuk pundak Jeno dan berjalan menuju mobil Haechan.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan sekolah menuju rumah sakit tempat Renjun dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, Jeno berjalan dengan pikiran yang tidak-tidak saat menuju ke kamar rawat Renjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya di rumah sakit, Jeno berjalan dengan pikiran yang tidak-tidak saat menuju ke kamar rawat Renjun.

Seusai berjalan dan menaiki lift, akhirnya mereka bertiga sampai di depan kamar rawat Renjun.

VVIP
—Choi Renjun—

Haechan hanya mencebik.

"Kak Jaehyun emang nggak pernah main-main sih kalau menyangkut kesehatan Renjun."

Hanya alergi tetapi kamar rawatnya VVIP. Haechan can't relate padahal dia juga anak rich people. Daddy nya mana mau repot-repot membawanya ke rumah sakit? Jika Haechan saja sakitnya seputar mules dan flu.

Akhirnya mereka bertiga masuk dan disambut dengan keheningan. Jaehyun terlihat tidur di sofa. Renjun tidur dengan posisi miring menghadap ke Jaehyun.

"Yah, kita dateng disaat yang nggak tepat." Mark berkata sambil merangkul pundak Haechan.

Haechan yang tidak tahan dengan kesunyian ini langsung saja berjalan menuju tempat Jaehyun tidur dan menduduki perutnya.

"ANJING!" Jaehyun bangun dengan teriakan yang membuat Renjun juga terbangun bahkan sekarang ia terduduk sambil terengah-engah. Tanda jika ia benar-benar terkejut.

Jeno yang melihat keadaan Renjun refleks berjalan dan langsung memeluk erat tubuh Renjun yang beraromakan bedak bayi.

Mengelus punggung nya agar tenang. Dan berhasil! Renjun sudah bisa bernafas dengan normal lagi.

"Chan, urusan kita belum selesai." Jaehyun melotot pada Haechan yang hanya meringis dan kemudian bersembunyi di balik tubuh Mark.

Mereka bertiga merasa jika hanya mengontrak di dunia ini melihat bagaimana eratnya pelukan Jeno terhadap Renjun. Bahkan Jaehyun tidak tega memisahkan mereka berdua yang terlihat serasi saat berpelukan.

"Dunia cuma milik berdua, yang lain cuma numpang nafas." Celetuk Haechan yang langsung membuat Jeno melepaskan pelukannya.

"Renjun, are you okay?" Jeno berbisik dan mengelus pipi Renjun yang masih terlihat sedikit membengkak.

"I'm okay."

"Jadi gara-gara Kak Jaehyun ya Renjun kayak gini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi gara-gara Kak Jaehyun ya Renjun kayak gini." Haechan masih terus nyinyir perihal kecerobohan seorang Jung Jaehyun.

"Diem napa sih Chan. Udah cukup gue disemprot sama Om Siwon. Nggak usah ikut-ikutan nyemprot gue." Jeno hanya diam. Jadi sudah sejauh itu hubungan Renjun dan Jaehyun? Bahkan Jaehyun sangat dekat dengan Ayah Renjun.

"Jen." Renjun memanggil Jeno dengan suara serak nya.

"Kenapa?"

"Udah jam lima."

Jeno menepuk dahinya. Ia sampai lupa dengan kewajibannya untuk mengajar anak Panti.

"Sopir gue udah didepan rumah sakit ini, tadi gue nyuruh dia kesini."

"Okay deh, btw gue besok boleh kesini lagi nggak?" Jeno berbisik lagi saat mengatakan kalimat itu.

"M-mau ngapain?" Kan hari ini udah jenguk gue." Renjun gugup ditatap sangat intens oleh jelaga hitam milik Jeno.

"Gue nggak bisa kalau nggak lihat lo sehari aja, Renjun."

Renjun memerah. Dasar Jeno kampret!

"Besok mungkin gue udah boleh pulang, jadi nggak perlu ke sini Jen. Lagian besok hari Minggu, liburin aja diri lo. Pasti capek kan 3 hari ini pulang malem terus gara-gara ngajar anak-anak?"

Hati Jeno menghangat. Renjun ternyata sangat perhatian. Dia jadi makin cinta jika seperti ini. Melupakan kesalah pahaman yang terjadi antara Jaehyun dengan Renjun.

"Oke, kalau gitu gue pergi dulu ya Renjun. Get well very soon." Mengusak rambut Renjun singkat, Jeno pun berpamitan pada Haechan, Mark dan juga Jaehyun. Kemudian keluar dari kamar rawat Renjun.









tbc

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now