special chapter : Mark - Haechan

Start from the beginning
                                    

Semenjak kejadian dimana kepala Haechan benjol, Mark jadi lebih sering bertemu dengan Haechan di setiap sudut sekolah. Ia kira itu faktor ketidak sengajaan. Tanpa tau, Haechan memang sudah mengintainya dari lama. Bahkan mereka sudah bertukar nomor ponsel dan sudah sering chatting.

"Oh hai Kak Mark!" Haechan menyapa Mark yang baru saja keluar dari perpustakaan.

"Oh hai Chan."

"Kak Mark nanti malem sibuk nggak?"

"Sebenernya nggak sih, tapi ya gimana harus tetep belajar biar beasiswa gue nggak dicabut."

Haechan melongo. Mark ternyata anak beasiswa? Apa Tuhan sedang bermain-main dengannya?

"Ahh gitu ya?"

"Kenapa Chan?"

"Nggak papa, kalo nggak ada acara mau gue ajakin nonton hehe."

"Gimana ya, lo nggak malu jalan sama gue?"

Haechan sedikit sedih mendengar pernyataan Mark.

"Kenapa harus malu? Kak Mark kan anak baik dan nggak macem-macem." Haechan berusaha sebisa mungkin menjaga mulutnya.

Haechan memang sering nyinyir soal anak beasiswa. Dia merasa jika orang miskin tidak seharusnya bersekolah di sekolahan elit milik ayah Renjun ini.

"Yaudah deh ayok aja gue."

"SERIUS KAK?!" Haechan memekik sampai melompat saking senangnya.

Mark hanya tertawa melihat tingkah Haechan yang menggemaskan.

"Iya Haechan."

"Yaudah nanti gue jemput ya! Jam 7 malem. Share location rumah Kakak ya nanti! Dah!" Belum sempat Mark menjawab, Haechan sudah pergi.

"Dasar anak itu." Mark tak menampik jika hatinya selalu menghangat karena sikap Haechan yang baik hati. Tidak memikirkan status anak beasiswa yang disandang oleh Mark.

"Kamu kenapa senyam-senyum kayak orang gila darl?" Johnny selaku Daddy Haechan memandang aneh anaknya yang sedari pulang sekolah selalu tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu kenapa senyam-senyum kayak orang gila darl?" Johnny selaku Daddy Haechan memandang aneh anaknya yang sedari pulang sekolah selalu tersenyum.

"Nggak apa-apa Dad, lagi seneng aja."

"Jangan-jangan kamu punya pacar ya?"

"Ehh eng-enggak Dad apaan sih." Haechan panik.

"Kalo emang udah siap semua credit card sama debit card kamu Daddy sita ya silahkan loh Daddy nggak ngelarang."

"Daddy ngomong apaan sih, Echan masih perjaka ting-ting belum punya pacar."

"Yaudah kan Daddy cuma ngingetin aja sayang, ya jangan keringetan gitu lah hahaha."

"Daddy jahil banget sih Echan nggak suka!"

Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now