02. In A Relationship

5.2K 525 78
                                    

Vote dulu yaaa...
.
.
.
.
.
"Apa lagi, Phi?" Gulf mengeratkan genggaman pada ranselnya.

Mew sudah berada di depan kelas Gulf dengan memamerkan senyum selebar mungkin.

"Aw, kenapa galak sekali? Aku hanya ingin berterimakasih."

"Kau sudah mengatakannya berkali-kali, Phi. Kau juga mengantarku pulang. Jangan berlebihan!"

Gulf muak melihat senyuman yang terus bertengger di bibir Mew. Ia hendak meninggalkan Mew sebelum lelaki itu menarik lengannya dengan cepat.

"Kenapa kau masih saja ketus padaku?" tanya Mew to the point.

"Baiklah. Akan kuberi tahu. Kau sangat menyebalkan, tebar pesona di fakultasku dan aku benci tidak lebih populer! Puas?"

Mew terkekeh mendengar penuturan Gulf. Padahal, Gulf mengatakannya dengan serius dan tak ada nada gurauan sama sekali.

"Kau baru masuk kampus ini hanya dalam hitungan hari, tapi sudah memikirkan kepopuleran," tawa Mew.

Lelaki itu tidak bisa menahan tawanya lagi kali ini. Tentu saja, hal itu membuat Gulf semakin naik pitam.

"Bukan urusanmu! Lagi pula, kau bukan senior jurusanku!" Gulf tidak mau kalah meski yang berdiri di depannya ini seniornya.

"Bagaimana kalau kita bertanding? Siapa yang paling populer, dia yang menang. Tapi, yang kalah tentu harus dihukum." Mew menyampaikan sebuah tantangan.

"Tidak masalah! Lagipula, tentu saja aku yang akan menang!" Gulf menyeringai.

Mew lagi-lagi tertawa melihat tingkah jumawa Gulf. Sepertinya, anak itu benar-benar ingin mencari perkara dengannya.

"Deal?"

"Deal!" sambar Gulf dengan sombongnya.

"Kita adakan voting di sosial media dan yang akan dihitung adalah like dari mahasiswa satu universitas."

"Apa?! Kenapa tidak satu fakultasku saja?" Gulf melayangkan protes.

"Aku bukan mahasiswa jurusanmu. Dan alangkah tidak adilnya kalau kita hanya berkompetisi di fakultasmu."

"Aw, bukankah kau selalu tebar pesona?" Air muka Gulf berubah. Ia sedikit gentar karena dirinya belum tentu dikenal orang-orang satu universitas.

Namun, memang dasar gengsi Gulf yang tinggi, ia kembali menunjukan wajah sombongnya.

"Bagaimana? Ingin mundur sekarang?" seringai Mew.

"Tidak akan!"

"Baik. Kalau kau menang, aku umumkan satu universitas kalau kau mahasiswa tertampan tingkat pertama. Tapi, kalau kau kalah, kau harus menjadi pacarku." Mew berbisik di akhir kalimat.

"Gila! Mana bisa begitu?" protes Gulf.

"Ingat, aku yang memberikan tantangan dan kau sudah menyetujuinya. Jadi, aku yang berhak menentukan permainan ini."

Mew yang melihat wajah gentar Gulf, berusaha setenang mungkin menahan tawanya.

"Baiklah, aku bukan orang yang ingkar janji. Jadi, kuterima tantangan bodohmu!" jawab Gulf yang langsung berjalan ke kamar mandi meninggalkan Mew yang masih menyeringai.

****

Jujur saja, Gulf gelisah dengan tantangan satu minggu dengan like terbanyak itu. Foto yang ia posting ia rasa adalah foto terbaik. Namun, ia masih takut. Walaupun, ia sudah mengontak teman-temannya. Fotonya sengaja tidak diberi clue tentang universitas mereka. Hal itu bertujuan agar terlihat siapa yang benar-benar famous.

With Stranger (MewGulf) [Not Complited]On viuen les histories. Descobreix ara