Pertemuan Pertama

Mulai dari awal
                                    

Lucu.

"Memperhatikan siapa?" tanya Wooseok berbisik pelan

Wonjin menggeleng "tidak" ucapnya dengan mengalihkan tatapan nya namun sesekali melihat ke arah Hyeongjun yang saat ini sudah menyerah karena mungkin dia sudah cukup lelah berjinjit dan melompat kecil.





.
.
.






Wonjin tidak mengerti ada apa dengan dirinya saat ini, sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal ini dimana dia menghawatirkan seseorang secara berlebih terlebih lagi seseorang yang tidak dia kenal

Tapi jantungnya terus berdetak ketika dia melihat Hyeongjun yang pingsan dengan teman-temannya yang menahannya

Kakinya secara otomatis berlari ke arah Hyeongjun, dirinya seperti terpanggil untuk mengangkat anak itu dan berlari cepat ke arah Uks tanpa memperdulikan teman-temannya yang menatap aneh ke arahnya karena pertama kali melihat seorang Ham Wonjin memperdulikan orang lain. Jangankan mereka dirinya sendiri saja bingung saat ini.

"Dia hanya kelelahan" ucap Wooseok

Wonjin mengangguk "biarkan dia istirahat dulu disini"

Wooseok terdiam di tempatnya. Matanya sedari tadi tidak lepas dari adik kelasnya. Entah hanya perasaanya saja atau Wonjin terlihat panik untuk orang asing saat ini?

"Kau mau disini? aku rasa Soyou Ssaem sedang makan siang" ucap Wooseok

Wonjin mengangguk "biar aku yang menjaganya Hyung. Kau tenang saja"

"Bukan aku yang seharusnya tenang tapi kau sepertinya" ucap Wooseok menghasilkan kerutan bingung di kening Temannya.

"Aku akan mengurus sisanya. Kau jaga saja dia" ucap Wooseok keluar Uks. Detik itu Wooseok cukup tau pada akhirnya mungkin Wonjin tertarik pada pemuda manis itu.

Meski begitu Wooseok belum menetapkan perkiraannya benar karena kembali lagi dia cukup tau Wonjin tidak menyukai seseorang yang manja, cengeng, tidak bisa diam, kekanakan, cerewet, dan ribet.

Intinya Wonjin menyukai seseorang yang simpel dan elegan juga seseorang yang dewasa.






.
.
.







Wonjin menatap pemuda manis di depannya yang masih belum sadar. Sejujurnya dia merasa bingung saat ini, ini bukan dirinya. Peduli pada orang di sekitarnya terlebih dengan seseorang yang baru dia jumpai tanpa dia kenal.

Tapi setiap melihat Hyeongjun, Wonjin merasa bahwa sosok di depannya adalah orang yang gampang rapuh bahkan meski di sentuh pelan, seseorang yang harus di lindungi.

Setiap melihatnya Wonjin selalu ingin menjaganya bahkan meskipun dia belum mengenal nya sekalipun

"Sunbaenim?"

Lamunan Wonjin buyar ketika mendengar seseorang menanggilnya. Matanya melihat ke arah Hyeongjun yang entah sejak kapan sudah sadar dan menatapnya polos dengan mata bulatnya.

"Kau sudah sadar?"

"Eung! Apa aku pingsan? Maaf Sunbaenim Hyeongjun tidak kuat sinar-

"Tidak apa-apa" ucap Wonjin membantu Hyeongjun bangun untuk minum

Keduanya terdiam beberapa saat. Suasananya canggung. Sebenarnya Hyeongjun ingin sekali bertanya apa dia yang mengangkatnya dan menunggunya? Tapi niatnya urung ketika melihat wajah datar kaka kelas di depannya

"Hyeongjun"

Keduanya menoleh dengan cepat dan sama-sama membuang nafasnya lega ketika melihat Jinwoo yang baru saja memasuki ruang uks. Setidaknya suasa canggung yang beberapa saat lalu sudah terpecahkan dengan kedatangan adik Wooseok.

Me Gustas Tu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang