• Bake on Love •

Depuis le début
                                    

Pemuda tampan berkulit tan itu gelagapan dan jadi merasa bersalah. Padahal ia tidak bermaksud hingga membuat si manis ini menangis.


"H-hei maafkan aku okay? Aku tidak bermaksud membuatmu menangis." Pemuda berkulit tan itu pun melangkahkan kakinya kehadapan Renjun dan menepuk-nepuk punggung si manis.



"Sebagai permintaan maaf, kau ingin aku buatkan apa sekarang?" Tanyanya lagi dengan lembut sambil menatap Renjun yang masih menangis dengan kedua telapak tangan menutupi wajahnya.


"C-coffee bun !" Ucapnya tanpa berpikir panjang, sambil menatap nyalang pemuda tampan itu. Bukannya takut, malah membuat pemuda itu terkekeh karena gemas.


Pemuda berkulit tan itu segera saja menarik Renjun ke area dapur di toko itu. Mengajak Renjun untuk ikut melihat langsung proses pembuatan coffee bun-nya, sambil menyiapkan tepung terigu, susu, telur, garam, ragi, perisa moka, bubuk kopi dan lainnya sebagai bahan untuk membuat coffee bun.


Setelah semua yang dibutuhkan sudah tersedia, pemuda itu kemudian menggulung kedua lengan kemeja putihnya hingga memperlihatkan urat-urat seksi di lengannya, lalu memakai apron siap untuk mulai membuat adonan coffee bun.


Renjun yang berada tidak cukup jauh dari tempat pemuda itu melihat segala gerak-gerik yang pemuda tampan itu lakukan. Terlihat fokus dan serius. Apalagi dengan lengan kemejanya yang digulung begitu, dengan perpaduan kulit tan miliknya yang membuat pemuda itu terlihat berkali-kali lipat tampan dan seksi secara bersamaan kalau sudah begini.

Renjun jadi sedikit terpesona.

Eh ?

Renjun menampar kedua pipinya bolak balik untuk membawa kesadarannya kembali.

Astaga, hampir saja pikiran liarnya tentang pemuda tampan itu berkembang didalam otaknya.

Pemuda itu kemudian menoleh ke arah Renjun dan terkekeh sendiri melihat perilaku renjun yang absurd itu.


"Hei, manis! Ingin membantuku membuat coffee bun ini?" Tawarnya.


Renjun hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan mendekat ke arah pemuda tampan berkulit tan itu.

Dengan sabar pemuda tampan itu mengajarkan Renjun mencampur susu, gula, garam, ragi terigu dan telur kemudian mengaduk-ratakannya hingga menjadi sebuah adonan yang kalis. Sambil sesekali mereka bercanda ala-ala drama korea disana.

Setelah sekitar hampir dua jam, coffee bun buatan mereka pun akhirnya jadi.

Dengan riang, Renjun segera mencoba coffee bun buatan mereka. Matanya berbinar setiap kali menyuap potongan coffee bun yang ternyata sangat enak tersebut.

Pemuda itu menatap intens Renjun dengan senyum sambil menumpu dagunya dengan kedua tangannya.

Ia sangat suka bagaimana Renjun berekspresi saat memakan coffee bun buatan mereka. Ditambah lagi dengan kedua belah pipi gembilnya yang bergerak naik turun seperti squishy, Sangat manis.


hyuckren playlist ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant